12 Jam Sandera Ayah, Keok Ditembak Polisi PAMEKASAN â" Warga Pamekasan kemarin digegerkan oleh aksi penyanderaan se...
12 Jam Sandera Ayah, Keok Ditembak Polisi
PAMEKASAN â" Warga Pamekasan kemarin digegerkan oleh aksi penyanderaan seorang anak terhadap ayahnya sendiri. Penyanderaan dengan menggunakan senjata tajam tersebut berlangsung sekitar 12 jam dan berakhir dramatis. Pasalnya, polisi terpaksa melumpuhkan pelaku dengan memuntahkan timah panas. Aksi tak beradab tersebut di lakukan Misnawi, 39, warga Dusun Demabu Laok, Desa Lambringin, Kecamatan Proppo. Misnawi yang baru pulang dari rantau itu diduga tega mengancam membunuh ayahnya, Sinaton, 85, gara-gara terlilit utang.
Misnawi menyandera sang ayah di Surau yang berada di depan rumah mereka. Misnawi mengalungkan pisau dapur tepat di leher ayahnya. Sementara sang ayah tidak bisa berbuat banyak karena sudah tujuh tahun menderita lumpuh. Penyanderaan dimulai sejak pukul 05.00. Misnawi memegang tubuh sang ayah dan meletakkan kepala ayahnya di dekat lututnya. Dalam posisi seperti orang yang hendak menyembelih, aksi Misnawi tersebut membuat kerabat dan tetangga khawatir. Upaya negosiasi pun dilakukan oleh keluarga.
Namun, hasil negosiasi kembali mentah karena Misnawi berubah pikiran. Polisi yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) pun akhirnya mengambil cara lain untuk menyelamatkan Sinaton. Korps baju cokelat tersebut akhirnya menembak Misnawi. Kapolres Pamekasan AKBP Sugeng Muntaha mengungkapkan, penembakan dilakukan karena negosiasi tidak berhasil. Berbagai keinginan pelaku telah disetujui, namun pelaku sering berubah pikiran.
Keluarga pelaku dan aparat kepolisian berkali-kali membujuk pelaku agar melepas Sinaton, tapi tidak membuahkan hasil. âKami sudah melakukan negosiasi, namun gagal. Karena situasinya semakin malam dan akan menyulitkan anggota, pelaku langsung kami lumpuhkan dengan tembakan. Kalau semakin malam semakin susah nantinya,â papar Sugeng Muntaha. Sugeng menambahkan, sebelum melakukan penembakan, pihaknya terlebih dahulu berkoordinasi dengan keluarga Misnawi.
Pihaknya mengaku tidak ada pilihan lain selain melumpuhkan. Sebab tawaran uang puluhan juta juga ditolak oleh pelaku. âKami sudah melakukan negosiasi dengan melibatkan keluarga pelaku. Kami juga memberikan jaminan keamanan atau uang, tapi tidak digubris dan pisaunya selalu ada di leher bapaknya sendiri,â tambahnya. Menurut Sugeng, semakin soro pelaku semakin kalap. Gas air mata yang ditembakkan juga tidak mempan.
Opsi pelumpuhan akhirnya dilakukan aparat kepolisian. Eksekusi penembakan pun dilakukan pukul 17.20. âPelaku semakin kalap, jadi mohon maaf. Ini demi keamanan. Sudah cukup upaya-upaya lain telah kami lakukan. Apalagi hari semakin gelap, sehingga kami melakukan upaya paksa dengan menembak pelaku,â tegasnya. Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih tidak sadarkan diri. Seusai ditembak, pelaku bersama korban penyanderaan langsung dilarikan ke Puskesmas Proppo.
Polisi juga masih mendalami lebih lanjut terkait motif yang menyebabkan Misnawi menyandera ayahnya sendiri. âKami belum tahu, apakah pelaku sudah mati atau tidak. Tapi yang pertama adalah melumpuhkan dan barang bukti berupa pisau sudah kami amankan. Setelah ini aparat kepolisian akan melakukan olah TKP,â pungkasnya. Sementara itu, informasi dari Puskesmas Proppo, pelaku saat ini dilarikan ke RSUD Pamekasan untuk mendapat perawatan intensif. Pelaku menderita luka tembak pada lengan kanan dan bahu kanannya. (radar)
PAMEKASAN â" Warga Pamekasan kemarin digegerkan oleh aksi penyanderaan seorang anak terhadap ayahnya sendiri. Penyanderaan dengan menggunakan senjata tajam tersebut berlangsung sekitar 12 jam dan berakhir dramatis. Pasalnya, polisi terpaksa melumpuhkan pelaku dengan memuntahkan timah panas. Aksi tak beradab tersebut di lakukan Misnawi, 39, warga Dusun Demabu Laok, Desa Lambringin, Kecamatan Proppo. Misnawi yang baru pulang dari rantau itu diduga tega mengancam membunuh ayahnya, Sinaton, 85, gara-gara terlilit utang.
Namun, hasil negosiasi kembali mentah karena Misnawi berubah pikiran. Polisi yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) pun akhirnya mengambil cara lain untuk menyelamatkan Sinaton. Korps baju cokelat tersebut akhirnya menembak Misnawi. Kapolres Pamekasan AKBP Sugeng Muntaha mengungkapkan, penembakan dilakukan karena negosiasi tidak berhasil. Berbagai keinginan pelaku telah disetujui, namun pelaku sering berubah pikiran.
Keluarga pelaku dan aparat kepolisian berkali-kali membujuk pelaku agar melepas Sinaton, tapi tidak membuahkan hasil. âKami sudah melakukan negosiasi, namun gagal. Karena situasinya semakin malam dan akan menyulitkan anggota, pelaku langsung kami lumpuhkan dengan tembakan. Kalau semakin malam semakin susah nantinya,â papar Sugeng Muntaha. Sugeng menambahkan, sebelum melakukan penembakan, pihaknya terlebih dahulu berkoordinasi dengan keluarga Misnawi.
Pihaknya mengaku tidak ada pilihan lain selain melumpuhkan. Sebab tawaran uang puluhan juta juga ditolak oleh pelaku. âKami sudah melakukan negosiasi dengan melibatkan keluarga pelaku. Kami juga memberikan jaminan keamanan atau uang, tapi tidak digubris dan pisaunya selalu ada di leher bapaknya sendiri,â tambahnya. Menurut Sugeng, semakin soro pelaku semakin kalap. Gas air mata yang ditembakkan juga tidak mempan.
Opsi pelumpuhan akhirnya dilakukan aparat kepolisian. Eksekusi penembakan pun dilakukan pukul 17.20. âPelaku semakin kalap, jadi mohon maaf. Ini demi keamanan. Sudah cukup upaya-upaya lain telah kami lakukan. Apalagi hari semakin gelap, sehingga kami melakukan upaya paksa dengan menembak pelaku,â tegasnya. Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih tidak sadarkan diri. Seusai ditembak, pelaku bersama korban penyanderaan langsung dilarikan ke Puskesmas Proppo.
Polisi juga masih mendalami lebih lanjut terkait motif yang menyebabkan Misnawi menyandera ayahnya sendiri. âKami belum tahu, apakah pelaku sudah mati atau tidak. Tapi yang pertama adalah melumpuhkan dan barang bukti berupa pisau sudah kami amankan. Setelah ini aparat kepolisian akan melakukan olah TKP,â pungkasnya. Sementara itu, informasi dari Puskesmas Proppo, pelaku saat ini dilarikan ke RSUD Pamekasan untuk mendapat perawatan intensif. Pelaku menderita luka tembak pada lengan kanan dan bahu kanannya. (radar)