[JAKARTA] Elite PDI-P akhirnya buka suara terkait karut-marut pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. PDI-P memben...
[JAKARTA]
Elite PDI-P akhirnya buka suara terkait karut-marut pencalonan Komjen
Pol Budi Gunawan sebagai calon Kapolri.
PDI-P
membenarkan dugaan adanya pertemuan Ketua KPK Abraham Samad dengan
petinggi PDI-P di Pilpres 2014 lalu, sebagaimana yang ditulis di
Kompasiana dengan judul
’Rumah Kaca Abraham Samad.’
Plt.
Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto di Jakarta, Rabu (21/1), mengatakan,
karena sudah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan
dimintakan untuk segera dilkarifikasi, pihaknya mau bicara soal
kebenaran dugaan adanya pertemuan Ketua KPK Abraham Samad dengan
petinggi PDI Perjuangan di Pilpres 2014 lalu.
Hasto berkesimpulan bahwa sudah saatnya memang dibangun garis pemisah tegas antara KPK dengan tugasnya memberantas korupsi, dengan oknum KPK yang menyalahgunakan wewenang demi kepentingan politik pribadi.
Hasto menyatakan, pihaknya terpanggil untuk berbicara setelah sejumlah pendiri KPK seperti Caudry Sitompul, Hadijojo Nitimihardjo dan Indra Ketaren, mendatangi KPK.
Hasto berkesimpulan bahwa sudah saatnya memang dibangun garis pemisah tegas antara KPK dengan tugasnya memberantas korupsi, dengan oknum KPK yang menyalahgunakan wewenang demi kepentingan politik pribadi.
Hasto menyatakan, pihaknya terpanggil untuk berbicara setelah sejumlah pendiri KPK seperti Caudry Sitompul, Hadijojo Nitimihardjo dan Indra Ketaren, mendatangi KPK.
Mereka
meminta agar KPK segera memanggil sejumlah petinggi parpol berinisial
SP dan HK, serta mantan petinggi militer berinisial HP untuk
klarifikasi.
Hal itu berkait sebuah tulisan berjudul ’Rumah Kaca Abraham Samad’ yang diunggah ke media sosial, Kompasiana, yang membeberkan beberapa kali pertemuan terlarang terkait posisi Samad yang hendak diajukan menjadi calon wakil presiden 2014-2019, mendampingi Joko Widodo.
Caudry,
dkk pun meminta KPK membentuk Komite Etik terkait masalah itu.
Ketiganya sepakat, harus ada gerakan agar dugaan pertemuan tersebut
tak mengganggu penyidikan KPK, khususnya perkara yang menyeret Kepala
Lemdikpol Komisaris Jenderal Budi Gunawan.Hal itu berkait sebuah tulisan berjudul ’Rumah Kaca Abraham Samad’ yang diunggah ke media sosial, Kompasiana, yang membeberkan beberapa kali pertemuan terlarang terkait posisi Samad yang hendak diajukan menjadi calon wakil presiden 2014-2019, mendampingi Joko Widodo.
Blog itu sendiri menggambarkan bagaimana Abraham Samad berusaha mendekat ke petinggi parpol pendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres 2014, dan berharap dijadikan cawapres pendamping. Belakangan yang dipilih adalah Jusuf Kalla, dan sekarang Samad melancarkan aksi balas dendam atas kegagalannya itu.
Hasto sendiri menyatakan bahwa apa yang dimuat di dalam blog Kompasiana tersebut benar adanya, walau di beberapa kalimat ada yang dibesar-besarkan.
"Ada yang benar dan ada yang tidak," kata Hasto di Jakarta, Kamis (22/1). "Ada foto-foto pertemuannya juga."