Waspadai Perubahan Cuaca BANGKALAN â" Cuaca alam yang tidak menentu, rupanya sangat berpengaruh terhadap kondisi tanaman. Petani harus...
Waspadai Perubahan Cuaca
BANGKALAN â" Cuaca alam yang tidak menentu, rupanya sangat berpengaruh terhadap kondisi tanaman. Petani harus selektif dalam memulai musim tanam. Jika salah akan menyebabkan kerugian nominal yang cukup banyak. Bahkan, petani terancam akan gagal panen. Oleh karena itu, kalangan petani di Bangkalan diminta untuk lebih waspada menghadapi anomali cuaca yang terjadi saat ini. âPetani jangan asal tanam, perlu ada pemilihan tanaman yang lebih selektif agar bisa bercocok tanam tanpa mengalami kerugian,â kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bangkalan, Puguh Santoso, kemarin (29/7). Dia menjelaskan hingga saat ini anomalI cuaca masih tidak menentu. Terkadang panas yang menyengat, kadang pula turun hujan yang cukup lebat. Kondisi tersebut tidak menguntungkan kepada para petani. Karena itu, petani harus pandai-pandai memilih tanaman yang hendak ditanam. Menurutnya, para petani dihimbau agar tidak menaman tanaman seperti ketela pohon, kacang tanah, dan cabai. Sebab, kondisi cuaca saat ini masih belum cocok untuk tanaman tersebut karena masih terkadang turun hujan. Bila dipaksakan untuk tetap tanam, akibatnya akan mengalami kerugian karena tanaman tersebut gampang busuk sehingga dapat menyebabkan gagal tanam. Meskipun demikian, dalam menamam padi masih terbilang cocok dengan sistem irigasi yang memadai, seperti di daerah Burneh. Mengenai tanaman apa yang cocok untuk musim seperti cuaca saat ini, dia menyebut kalau jagung dan ketela rambat cukup tahan dengan cuaca yang terjadi saat ini. Di sisi lain, bila suatu waktu hujan tiba-tiba turun, tidak akan mudah merusak tanaman. âKalau tanaman jagung cukup tangguh dengan situasi cuaca seperti saat ini, sehingga kami sarankan agar para petani menanamnya,â sarannya. Puguh memprediksi, cuaca akan kembali normal sekitar 2 bulan ke depan, sehingga kalangan petani bisa lebih mudah untuk bercocok tanam. Untuk saat ini, dia meminta agar kalangan petani lebih hati-hati bertanam agar tidak mengalami kerugian tenaga dan nominal. Sementara itu, Devisi Pertanian HKTI Bangkalan, Imam Syafii menilai hingga saat ini petani lebih memilih untuk tidak menaman tanaman yang biasa ditanam saat musim kemarau. Sebab, meski secara hitungan sudah masuk musim kemarau, ternyata kerap turun hujan, sehingga membuat tanaman banyak yang mati. Menurutnya, banyak petani yang memilih sektor lain, atau bekerja di bidang lain seperti menjadi tukang bangunan atau lainnya. Sebab, situasi cuaca yang tidak menentu tersebut yang dinilai jadi persoalan bagi petani. âPetani tidak terlalu mau mengambil resiko atas kondisi cuaca yang tak menentu tersebut,â ucapnya. (ori/rah)
BANGKALAN â" Cuaca alam yang tidak menentu, rupanya sangat berpengaruh terhadap kondisi tanaman. Petani harus selektif dalam memulai musim tanam. Jika salah akan menyebabkan kerugian nominal yang cukup banyak. Bahkan, petani terancam akan gagal panen. Oleh karena itu, kalangan petani di Bangkalan diminta untuk lebih waspada menghadapi anomali cuaca yang terjadi saat ini. âPetani jangan asal tanam, perlu ada pemilihan tanaman yang lebih selektif agar bisa bercocok tanam tanpa mengalami kerugian,â kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bangkalan, Puguh Santoso, kemarin (29/7). Dia menjelaskan hingga saat ini anomalI cuaca masih tidak menentu. Terkadang panas yang menyengat, kadang pula turun hujan yang cukup lebat. Kondisi tersebut tidak menguntungkan kepada para petani. Karena itu, petani harus pandai-pandai memilih tanaman yang hendak ditanam. Menurutnya, para petani dihimbau agar tidak menaman tanaman seperti ketela pohon, kacang tanah, dan cabai. Sebab, kondisi cuaca saat ini masih belum cocok untuk tanaman tersebut karena masih terkadang turun hujan. Bila dipaksakan untuk tetap tanam, akibatnya akan mengalami kerugian karena tanaman tersebut gampang busuk sehingga dapat menyebabkan gagal tanam. Meskipun demikian, dalam menamam padi masih terbilang cocok dengan sistem irigasi yang memadai, seperti di daerah Burneh. Mengenai tanaman apa yang cocok untuk musim seperti cuaca saat ini, dia menyebut kalau jagung dan ketela rambat cukup tahan dengan cuaca yang terjadi saat ini. Di sisi lain, bila suatu waktu hujan tiba-tiba turun, tidak akan mudah merusak tanaman. âKalau tanaman jagung cukup tangguh dengan situasi cuaca seperti saat ini, sehingga kami sarankan agar para petani menanamnya,â sarannya. Puguh memprediksi, cuaca akan kembali normal sekitar 2 bulan ke depan, sehingga kalangan petani bisa lebih mudah untuk bercocok tanam. Untuk saat ini, dia meminta agar kalangan petani lebih hati-hati bertanam agar tidak mengalami kerugian tenaga dan nominal. Sementara itu, Devisi Pertanian HKTI Bangkalan, Imam Syafii menilai hingga saat ini petani lebih memilih untuk tidak menaman tanaman yang biasa ditanam saat musim kemarau. Sebab, meski secara hitungan sudah masuk musim kemarau, ternyata kerap turun hujan, sehingga membuat tanaman banyak yang mati. Menurutnya, banyak petani yang memilih sektor lain, atau bekerja di bidang lain seperti menjadi tukang bangunan atau lainnya. Sebab, situasi cuaca yang tidak menentu tersebut yang dinilai jadi persoalan bagi petani. âPetani tidak terlalu mau mengambil resiko atas kondisi cuaca yang tak menentu tersebut,â ucapnya. (ori/rah)