Produksi Jagung Menurun SURABAYA - Produksi jagung di Jawa Timur menurun dari 6,30 juta ton pipilan kering menjadi menjadi 5,81 juta ton kar...
Produksi Jagung Menurun
SURABAYA - Produksi jagung di Jawa Timur menurun dari 6,30 juta ton pipilan kering menjadi menjadi 5,81 juta ton karena penyempitan luas lahan panen dan menurunnya produktivitas komoditas tersebut. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim M Sairi Hasbullah di Surabaya, Rabu, mengatakan luas lahan panen jagung turun 45,13 ribu hektare dari 1,23 juta hektare menjadi 1,19 juta hektare, dan produktivitasnya juga turun sebanyak 2,17 kuintal per hektare dari 51,08 kuintal perhektare menjadi 48,91 kuintal per hektare. Sementara produksi jagung pada angka ramalan (ARAM) I/2013, kata dia, menunjukkan penurunan, karena luas lahan panen sub round (SR) I/2013 turun 7,76 persen menjadi 608.390 hektare dibandingkan pada SR I/2012 yang sebesar 659.611 hektare. "Produktivitas jagung SR I/2013 juga lebih rendah dibandingkan SR I/2012 atau secara absolute turun 2,56 kuintal per hektare," ucapnya. Di sisi lain, ramalan luas panen SR II/2013 (Mei-Agustus) juga diperkirakan lebih rendah dibandingkan SR II/2012. "Pada SR I/2013, eksistensi Pulau Madura sebagai penyumbang produksi jagung di Jatim sudah terlihat. Selain Sumenep dan Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Bangkalan juga masuk sebagai lima besar luas lahan panen terbesar," ucapnya. Ia juga mengemukakan, puncak musim panen jagung pada 2012 sama dengan 2009 dan 2011, yakni pada Februari, dan pada 2010 terjadi pada Februari dan Maret. "Secara umum pola musim panen jagung dari Januari-Desember 2011-2012 serupa angka tetap (ATAP) produksi jagung Jatim pada 2012, yakni sebesar 6,30 juta ton pipilan kering," katanya. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 0,85 juta ton atau 15,64 persen dibandingkan produksi jagung pada 2011 yang hanya 5,44 juta ton pipilan kering. (ant/mk)
SURABAYA - Produksi jagung di Jawa Timur menurun dari 6,30 juta ton pipilan kering menjadi menjadi 5,81 juta ton karena penyempitan luas lahan panen dan menurunnya produktivitas komoditas tersebut. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim M Sairi Hasbullah di Surabaya, Rabu, mengatakan luas lahan panen jagung turun 45,13 ribu hektare dari 1,23 juta hektare menjadi 1,19 juta hektare, dan produktivitasnya juga turun sebanyak 2,17 kuintal per hektare dari 51,08 kuintal perhektare menjadi 48,91 kuintal per hektare. Sementara produksi jagung pada angka ramalan (ARAM) I/2013, kata dia, menunjukkan penurunan, karena luas lahan panen sub round (SR) I/2013 turun 7,76 persen menjadi 608.390 hektare dibandingkan pada SR I/2012 yang sebesar 659.611 hektare. "Produktivitas jagung SR I/2013 juga lebih rendah dibandingkan SR I/2012 atau secara absolute turun 2,56 kuintal per hektare," ucapnya. Di sisi lain, ramalan luas panen SR II/2013 (Mei-Agustus) juga diperkirakan lebih rendah dibandingkan SR II/2012. "Pada SR I/2013, eksistensi Pulau Madura sebagai penyumbang produksi jagung di Jatim sudah terlihat. Selain Sumenep dan Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Bangkalan juga masuk sebagai lima besar luas lahan panen terbesar," ucapnya. Ia juga mengemukakan, puncak musim panen jagung pada 2012 sama dengan 2009 dan 2011, yakni pada Februari, dan pada 2010 terjadi pada Februari dan Maret. "Secara umum pola musim panen jagung dari Januari-Desember 2011-2012 serupa angka tetap (ATAP) produksi jagung Jatim pada 2012, yakni sebesar 6,30 juta ton pipilan kering," katanya. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 0,85 juta ton atau 15,64 persen dibandingkan produksi jagung pada 2011 yang hanya 5,44 juta ton pipilan kering. (ant/mk)