Penumbang Kapal Terlantar SUMENEP â" Akibat kapal DBS 1 tidak bisa berlayar, Selasa (24/7) sore, puluhan penumpang kapal dengan tujuan...
Penumbang Kapal Terlantar
SUMENEP â" Akibat kapal DBS 1 tidak bisa berlayar, Selasa (24/7) sore, puluhan penumpang kapal dengan tujuan Pulau Kangean terlantar di Pelabuhan Kalianget, Rabu (24/7). Warga mengaku bermalam di pelabuhan karena tidak mempunyai cukup bekal untuk bermalam di hotel. Juga tidak memiliki famili di daratan Kota Sumenep. Suwarni, warga Pulau Kangean, bercerita, dirinya tidak memiliki bekal yang cukup untuk bermalam di hotel. Sebab, jika keluarganya terpaksa kembali dan memilih bermalam di hotel untuk beberapa hari, akan menghabiskan banyak uang. "Wah kami ini berempat, tak mungkinlah balik ke kota dan bermalam di hotel, bekal kami sedikit," tuturnya, Rabu (24/7). Selain ia sekeluarga, banyak keluarga yang juga terlantar. Pantauan Koran Madura, pada Selasa (24/7), jumlah penumpang yang terlantar hanya sekitar 40Â orang, tapi sekarang sudah bertambah menjadi sekitar 90 orang. Rahman, penumpang lain berharap, pemerintah menyediakan kapal alternatif yang tahan terhadap cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Sebab, jika pemberangkatan tetap ditunda, akan semakin banyak penumpang yang terlantar meskipu tetap berangkat. Sebab, di kapal akan berdesak-desakan dan kelebihan muatan. "Sekarang bulan puasa, keadaan ini benar-benar mengiris hati kami. Masak tidur, buka dan sahur di pelabuhan dengan makanan yang seadanyan," ungkapnya. (athink/mk)
SUMENEP â" Akibat kapal DBS 1 tidak bisa berlayar, Selasa (24/7) sore, puluhan penumpang kapal dengan tujuan Pulau Kangean terlantar di Pelabuhan Kalianget, Rabu (24/7). Warga mengaku bermalam di pelabuhan karena tidak mempunyai cukup bekal untuk bermalam di hotel. Juga tidak memiliki famili di daratan Kota Sumenep. Suwarni, warga Pulau Kangean, bercerita, dirinya tidak memiliki bekal yang cukup untuk bermalam di hotel. Sebab, jika keluarganya terpaksa kembali dan memilih bermalam di hotel untuk beberapa hari, akan menghabiskan banyak uang. "Wah kami ini berempat, tak mungkinlah balik ke kota dan bermalam di hotel, bekal kami sedikit," tuturnya, Rabu (24/7). Selain ia sekeluarga, banyak keluarga yang juga terlantar. Pantauan Koran Madura, pada Selasa (24/7), jumlah penumpang yang terlantar hanya sekitar 40Â orang, tapi sekarang sudah bertambah menjadi sekitar 90 orang. Rahman, penumpang lain berharap, pemerintah menyediakan kapal alternatif yang tahan terhadap cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Sebab, jika pemberangkatan tetap ditunda, akan semakin banyak penumpang yang terlantar meskipu tetap berangkat. Sebab, di kapal akan berdesak-desakan dan kelebihan muatan. "Sekarang bulan puasa, keadaan ini benar-benar mengiris hati kami. Masak tidur, buka dan sahur di pelabuhan dengan makanan yang seadanyan," ungkapnya. (athink/mk)