Pengemis Semakin Marak SUMENEP â"Â Pada bulan Ramadhan, warga biasanya lebih dermawan untuk bersedekah. Hal itu dimanfaatkan pengemis...
Pengemis Semakin Marak
SUMENEP â"Â Pada bulan Ramadhan, warga biasanya lebih dermawan untuk bersedekah. Hal itu dimanfaatkan pengemis untuk meraup sedekah lebih banyak. Para pengemis saat ini memadati Kota Sumenep, dengan beroperasi di beberapa sudut kota, seperti pertokoan, pasar, lampu merah dan tempat keramaian lainnya. Menurut warga yang hampir setiap hari ada di kota, hal itu pemandangan lumrah pada bulan Ramadhan. âBiasa Mas, kalau bulan Ramadhan seperti ini, memang banyak pengemis yang datang ke kota, kan pada bulan puasa banyak orang yang berbelanja ke toko terutama toko pakaian,â Jelas Susi (20) salah satu penjaga toko di Sumenep, Senin (22/7). Bahkan, pengemis yang datang ke kota tidak hanya dari Sumenep saja, tapi juga banyak pengemis yang datang dari luar kota. âKalau biasanya kan cuma di beberapa tempat saja yang di tempati pengemis, tapi sekarang di berbagai tempat keramaian pasti ada pengemis yang mangkal,â tutur Sahlan (30) salah satu warga Kota Sumenep. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep Zainurul Qomari, saat dimintai keterangan terkaitnya maraknya pengemis yang berkeliaran di kota, pemegang rekom nomor satu adipura se-Madura itu menjelaskan, meningkatnya jumlah pengemis tersebut diduga karena banyaknya orang bersedekah saat bulan Ramadhan. "Makanya jumlah pengemis saat ini meningkat. Mereka berkeyakinan akan mendapat banyak uang dari sedekahnya umat muslim saat bulan puasa," ungkapnya. Nurul, panggilan akrab ZainurulQomari mengaku, pihaknya sudah pernah melakukan razia terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng) beberapa waktu lalu. Namun, razia yang dilakukannya tidak memberikan efek jera bagi mereka. Bahkan, mereka yang sudah terjaring kembali beroperasi. "Keinginan memperoleh rezeki dengan cara mudah, mempengaruhi pola pikir masyarakat, sehingga masyarakat enggan untuk bekerja yang lain, selain dari mengemis. Saat terjaring razia, mereka sudah kami beri pembinaan mental. MUI juga memberikan pengarahan. Bahkan, kami (dinas sosial) juga menawarkan pekerjaan. Tapi, mereka lebih memilih kembali menjadi pengemis," jelasnya. Namun, Â dinsos, tidak akan patah semangat untuk menyadarkan mereka sadar. Dalam waktu dekat, pihaknya bersama Satpol PP akan kembali melakukan razia terhadap para pengemis. "Kami tetap akan berupaya meminimalisir jumlah gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di Sumenep," pungkasnya. Pantauan Koran Madura, sejak memasuki bulan Ramadhan, jumlah pengemis di kota ujung timur pulau Madura ini semakin banyak. Mereka menyerbu pusat-pusat pertokoan, dan tempat-tempat keramaian lainnya. Bahkan, tempat yang sebelumnya sepi dari pengemis, sekarang ramai dengan pengemis. (edy/mk)
SUMENEP â"Â Pada bulan Ramadhan, warga biasanya lebih dermawan untuk bersedekah. Hal itu dimanfaatkan pengemis untuk meraup sedekah lebih banyak. Para pengemis saat ini memadati Kota Sumenep, dengan beroperasi di beberapa sudut kota, seperti pertokoan, pasar, lampu merah dan tempat keramaian lainnya. Menurut warga yang hampir setiap hari ada di kota, hal itu pemandangan lumrah pada bulan Ramadhan. âBiasa Mas, kalau bulan Ramadhan seperti ini, memang banyak pengemis yang datang ke kota, kan pada bulan puasa banyak orang yang berbelanja ke toko terutama toko pakaian,â Jelas Susi (20) salah satu penjaga toko di Sumenep, Senin (22/7). Bahkan, pengemis yang datang ke kota tidak hanya dari Sumenep saja, tapi juga banyak pengemis yang datang dari luar kota. âKalau biasanya kan cuma di beberapa tempat saja yang di tempati pengemis, tapi sekarang di berbagai tempat keramaian pasti ada pengemis yang mangkal,â tutur Sahlan (30) salah satu warga Kota Sumenep. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep Zainurul Qomari, saat dimintai keterangan terkaitnya maraknya pengemis yang berkeliaran di kota, pemegang rekom nomor satu adipura se-Madura itu menjelaskan, meningkatnya jumlah pengemis tersebut diduga karena banyaknya orang bersedekah saat bulan Ramadhan. "Makanya jumlah pengemis saat ini meningkat. Mereka berkeyakinan akan mendapat banyak uang dari sedekahnya umat muslim saat bulan puasa," ungkapnya. Nurul, panggilan akrab ZainurulQomari mengaku, pihaknya sudah pernah melakukan razia terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng) beberapa waktu lalu. Namun, razia yang dilakukannya tidak memberikan efek jera bagi mereka. Bahkan, mereka yang sudah terjaring kembali beroperasi. "Keinginan memperoleh rezeki dengan cara mudah, mempengaruhi pola pikir masyarakat, sehingga masyarakat enggan untuk bekerja yang lain, selain dari mengemis. Saat terjaring razia, mereka sudah kami beri pembinaan mental. MUI juga memberikan pengarahan. Bahkan, kami (dinas sosial) juga menawarkan pekerjaan. Tapi, mereka lebih memilih kembali menjadi pengemis," jelasnya. Namun, Â dinsos, tidak akan patah semangat untuk menyadarkan mereka sadar. Dalam waktu dekat, pihaknya bersama Satpol PP akan kembali melakukan razia terhadap para pengemis. "Kami tetap akan berupaya meminimalisir jumlah gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di Sumenep," pungkasnya. Pantauan Koran Madura, sejak memasuki bulan Ramadhan, jumlah pengemis di kota ujung timur pulau Madura ini semakin banyak. Mereka menyerbu pusat-pusat pertokoan, dan tempat-tempat keramaian lainnya. Bahkan, tempat yang sebelumnya sepi dari pengemis, sekarang ramai dengan pengemis. (edy/mk)