NU Permasalahkan Maraknya Ritel SAMPANG - Semakin banyaknya ritel modern di Kabupaten Sampang mendapat respon negatif dari masyarakat. Ormas...
NU Permasalahkan Maraknya Ritel
SAMPANG - Semakin banyaknya ritel modern di Kabupaten Sampang mendapat respon negatif dari masyarakat. Ormas Nahdlatul Ulama (NU) setempat menilai, dengan maraknya pasar modern, pedagang yang berjualan di pasar tradisional bisa terancam, karena masyarakat akan memilih berbelanja ke pasar modern. Sekretaris PCNU Sampang Mahrus Zamroni mengatakan, perputaran peluang antara ritel modern dan pedagang kecil sangatlah berbeda, dan akan ada yang diuntungkan dan yang dirugikan. Dilihat dari pelayanan dan kebersihan ritel modern nampaknya lebih unggul dibandingkan dengan pedagang kecil. Ia meminta pemerintah tidak membiarkan begitu saja. Katanya, harus ada regulasi yang jelas terhadap pembangunan ritel modern, karena seperti pembangunan ritel modern di depan rumah sakit sangat tidak rasional. âPembangunan ritel modern mengancam hehidupan masyarakat kecil. Ini harus ada advokasi ke Pemerintah Kabupaten agar membuat regulasi untuk membela rakyat miskin. Dan kami masih melakukan upaya itu, namun belum nampak untuk melangkah lebih serius akan tetapi kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membela masyarakat miskin,â ujarnya kepada Koran Madura, Senin (29/7). Sementara anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang Sahuri mengatakan, pemerintah daerah harus mengkaji ulang dampak pembangunan ritel modern yang bertambah banyak, sehingga nantinya tidak menimbulkan konflik baru dengan adanya gesekan antara pelaku dari ritel modern dan juga dari pelaku usaha yang lain. âKita meminta kepada pemda supaya melihat dan mengkaji dampaknya pembangunan ritel yang bertambah banyak. Jangan sampai perkembangan ritel yang tambah banyak justru akan melahirkan konflik baru sesama pedagang,â tandasrnya. Menurutnya, pemerintah harus hati-hati dan selektif dalam mengeluarkan surat izin, sehingag tidak merugikan masyarakatnya sendiri. (jun)
SAMPANG - Semakin banyaknya ritel modern di Kabupaten Sampang mendapat respon negatif dari masyarakat. Ormas Nahdlatul Ulama (NU) setempat menilai, dengan maraknya pasar modern, pedagang yang berjualan di pasar tradisional bisa terancam, karena masyarakat akan memilih berbelanja ke pasar modern. Sekretaris PCNU Sampang Mahrus Zamroni mengatakan, perputaran peluang antara ritel modern dan pedagang kecil sangatlah berbeda, dan akan ada yang diuntungkan dan yang dirugikan. Dilihat dari pelayanan dan kebersihan ritel modern nampaknya lebih unggul dibandingkan dengan pedagang kecil. Ia meminta pemerintah tidak membiarkan begitu saja. Katanya, harus ada regulasi yang jelas terhadap pembangunan ritel modern, karena seperti pembangunan ritel modern di depan rumah sakit sangat tidak rasional. âPembangunan ritel modern mengancam hehidupan masyarakat kecil. Ini harus ada advokasi ke Pemerintah Kabupaten agar membuat regulasi untuk membela rakyat miskin. Dan kami masih melakukan upaya itu, namun belum nampak untuk melangkah lebih serius akan tetapi kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membela masyarakat miskin,â ujarnya kepada Koran Madura, Senin (29/7). Sementara anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang Sahuri mengatakan, pemerintah daerah harus mengkaji ulang dampak pembangunan ritel modern yang bertambah banyak, sehingga nantinya tidak menimbulkan konflik baru dengan adanya gesekan antara pelaku dari ritel modern dan juga dari pelaku usaha yang lain. âKita meminta kepada pemda supaya melihat dan mengkaji dampaknya pembangunan ritel yang bertambah banyak. Jangan sampai perkembangan ritel yang tambah banyak justru akan melahirkan konflik baru sesama pedagang,â tandasrnya. Menurutnya, pemerintah harus hati-hati dan selektif dalam mengeluarkan surat izin, sehingag tidak merugikan masyarakatnya sendiri. (jun)