Enam Terduga PSK Terjaring Razia SUMENEP â" Dalam razia gabungan Satpol PP, Selasa (30/7), tertangkap enam perempuan yang diduga peker...
Enam Terduga PSK Terjaring Razia
SUMENEP â" Dalam razia gabungan Satpol PP, Selasa (30/7), tertangkap enam perempuan yang diduga pekerja seks komersial (PSK) di Warung Makan Kramat, Jalan Pamekasan-Sumenep, Kecamatan Saronggi. Mereka diduga tetap melayani para hidung belang sekalipun bupati telah mengeluarkan surat edaran tidak adanya praktik prostitusi selama bulan Ramadhan. Pantauan Koran Madura, razia gabungan ini dilakukan di empat titik diberbagai wilayah Kabupaten Sumenep. Semuanya berpusat di Kecamatan Saronggi. Namun dari sejumlah titik yang ditengarai masih aktif melakukan bisnis prostitusi, hanya di satu titik saja tim gabungan berhasil menggerebek tempat yang diduga dijadikan prostitusi, yakni di Warung Makan Keramat. Enam perempuan itu langsung dibawa ke Kantor Rehabilitasi Dinas Sosial Kabupaten Sumenep untuk diproses lebih lanjut. Herman Irawan, Kasi Samapta dan Sarana Vital Satpol PP Kabupaten Sumenep, mengatakan, pihaknya dalam melakukan razia mendapati enam perempuan yang diduga melakukan pelanggaran tuna susila (PSK). Tetapi, menurut keteranagan Hermawan, yang benar-benar mengaku PSK hanya berjumlah tiga orang. Sedangkan tiga perempuan yang mengaku PSK itu berasal dari wilayah Jepara, Pekalongan dan Batang-Batang Sumenep. âRazia ke sejumlah titik sebenarnya berdasarkan dari laporan langsung dari masyarakat. Menurut mereka di beberapa titik ini seringkali ada perempuan-perempuan berkeliaran, terutama di Warung Kramat, Jalan Raya Sumenep-Pamekasan Kecamatan Saronggi â jelas Herman. Herman menegaskan bahwa setelah ini pihaknya masih akan melakukan operasi PSK ke berbagai tempat. âTarget operasi selanjutnya akan bergerak ke lokasi lain yang ditengarai menjadi sarang mesum dan miras di kota Sumenep,â tambahnya. Sementara pada waktu bersamaan, Kabid Tuna Penyandang Cacat, Tuna Susila dan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sumenep, Aries Dedy S, menyatakan, pada bulan Ramadhan berdasaran laporan, ternyata masih banyak tempat yang disinyalir masih aktif melakukan kegiatan bisnis esek-esek. Oleh karena itu, dinsos bekerjasama dengan Satpol PP dan pihak kepolisian melakukan razia disejumlah titik yang rawan terjadinya sarang prostitusi. âIya, berdasrkan laporan, ternyata pada bulan puasa, masih banyak tempat-tempat yang ditengarai membuka bisnis esek-esek. Maka dari itu, kami bekerja sama dengan Satpol PP langsung menuju tempat tersebut,â katanya kepada wartawan. Enam perempuan terjaring razia tersebut adalah M dan SP dari Jepara, E dari Batang-Batang, K dan SF dari Kecamatan Batuputih, dan TA Kecamatan Saronggi. Ketika ditanya lebih jauh apakah dari keenam perempuan tersebut merupakan wajah lama, Aries Dedy S menjelaskan bahwa dari keenam perempuan yang diduga berprofesi sebagai PSK di ini merupakan wajah baru. âIya, dari hasil pengamatan kamai, mereka masih wajah baru,â imbuhnya. Sementara dalam bulan Ramadan ini, Dinas Sosial sendiri baru satu kali melaksanakan razia gabungan. âSelama bulan puasa baru kali ini kami melakukan razia terhadap PSK, tapi kalau sebelumnya, kami sudah sering melakukan razia bersama tim gabungan dari Satpol PP,â terangnya. Ketika disinggung mengenai tindak lanjut dari hasil penjaringan PSK ini, keenam perempuan ini akan masuk dalam proses pembinaan dan rehabilitasi sebelum Dinsos memulangkan mereka ke rumah masing-masing. (sym/mk)
SUMENEP â" Dalam razia gabungan Satpol PP, Selasa (30/7), tertangkap enam perempuan yang diduga pekerja seks komersial (PSK) di Warung Makan Kramat, Jalan Pamekasan-Sumenep, Kecamatan Saronggi. Mereka diduga tetap melayani para hidung belang sekalipun bupati telah mengeluarkan surat edaran tidak adanya praktik prostitusi selama bulan Ramadhan. Pantauan Koran Madura, razia gabungan ini dilakukan di empat titik diberbagai wilayah Kabupaten Sumenep. Semuanya berpusat di Kecamatan Saronggi. Namun dari sejumlah titik yang ditengarai masih aktif melakukan bisnis prostitusi, hanya di satu titik saja tim gabungan berhasil menggerebek tempat yang diduga dijadikan prostitusi, yakni di Warung Makan Keramat. Enam perempuan itu langsung dibawa ke Kantor Rehabilitasi Dinas Sosial Kabupaten Sumenep untuk diproses lebih lanjut. Herman Irawan, Kasi Samapta dan Sarana Vital Satpol PP Kabupaten Sumenep, mengatakan, pihaknya dalam melakukan razia mendapati enam perempuan yang diduga melakukan pelanggaran tuna susila (PSK). Tetapi, menurut keteranagan Hermawan, yang benar-benar mengaku PSK hanya berjumlah tiga orang. Sedangkan tiga perempuan yang mengaku PSK itu berasal dari wilayah Jepara, Pekalongan dan Batang-Batang Sumenep. âRazia ke sejumlah titik sebenarnya berdasarkan dari laporan langsung dari masyarakat. Menurut mereka di beberapa titik ini seringkali ada perempuan-perempuan berkeliaran, terutama di Warung Kramat, Jalan Raya Sumenep-Pamekasan Kecamatan Saronggi â jelas Herman. Herman menegaskan bahwa setelah ini pihaknya masih akan melakukan operasi PSK ke berbagai tempat. âTarget operasi selanjutnya akan bergerak ke lokasi lain yang ditengarai menjadi sarang mesum dan miras di kota Sumenep,â tambahnya. Sementara pada waktu bersamaan, Kabid Tuna Penyandang Cacat, Tuna Susila dan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sumenep, Aries Dedy S, menyatakan, pada bulan Ramadhan berdasaran laporan, ternyata masih banyak tempat yang disinyalir masih aktif melakukan kegiatan bisnis esek-esek. Oleh karena itu, dinsos bekerjasama dengan Satpol PP dan pihak kepolisian melakukan razia disejumlah titik yang rawan terjadinya sarang prostitusi. âIya, berdasrkan laporan, ternyata pada bulan puasa, masih banyak tempat-tempat yang ditengarai membuka bisnis esek-esek. Maka dari itu, kami bekerja sama dengan Satpol PP langsung menuju tempat tersebut,â katanya kepada wartawan. Enam perempuan terjaring razia tersebut adalah M dan SP dari Jepara, E dari Batang-Batang, K dan SF dari Kecamatan Batuputih, dan TA Kecamatan Saronggi. Ketika ditanya lebih jauh apakah dari keenam perempuan tersebut merupakan wajah lama, Aries Dedy S menjelaskan bahwa dari keenam perempuan yang diduga berprofesi sebagai PSK di ini merupakan wajah baru. âIya, dari hasil pengamatan kamai, mereka masih wajah baru,â imbuhnya. Sementara dalam bulan Ramadan ini, Dinas Sosial sendiri baru satu kali melaksanakan razia gabungan. âSelama bulan puasa baru kali ini kami melakukan razia terhadap PSK, tapi kalau sebelumnya, kami sudah sering melakukan razia bersama tim gabungan dari Satpol PP,â terangnya. Ketika disinggung mengenai tindak lanjut dari hasil penjaringan PSK ini, keenam perempuan ini akan masuk dalam proses pembinaan dan rehabilitasi sebelum Dinsos memulangkan mereka ke rumah masing-masing. (sym/mk)