Berbahaya Kapal Kelebihan Muatan SUMENEP â" Kapal dengan sejumlah tujuan ke kepulauan di Kabupaten Sumenep yang sempat tertahan selama...
Berbahaya Kapal Kelebihan Muatan
SUMENEP â" Kapal dengan sejumlah tujuan ke kepulauan di Kabupaten Sumenep yang sempat tertahan selama tiga hari di Pelabuhan Kalianget karena cuaca ekstrem, Minggu (28/7) berlayar. Penumpang membludak hingga kapal kelebihan muatan, dan diberangkatkan pukul 11.00, lebih awal dari yang semestinya, pukul 19.00 Wib. Pantauan Koran Madura, KM Sukaria dengan rute Kalianget-Masalembu dan KM Dharma Bahari Sumekar (DBS) 1 dengan rute Kalianget-Kangean terlihat diserbu penumpang. Kapal KM Dharma Bahari Sumekar 1 saat merapat di dermaga 3 pelabuhan, sejumlah anak-anak yang digendong orangtuanya terjepit, bahkan ada yang menangis di tengah-tengah antrean ribuan calon penumpang. Penumpang berebut bagian untuk bisa berlayar, karena selain sudah beberapa hari tertahan di pelanihan dan bekal mulai berkurang, pelayaran tersebut merupakan pelayaran terakhir sebelum lebaran. Namun, sekalipun kapal berangkat dengan kelebihan muatan, sebagian penumpang tetap terhatan di Pelabuhan Kalianget. Sebagian mereka tetap bertahan sambil memaksa operator kapal Expres Bahari 3C berangkat membawa calon penumpang yang tidak terangkut itu. Padahal, kapal tersebut dijadwalkan berlayar hari ini. Kepala Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Daeng Moh Sultan, pemerintah harus aktif merespon peristiwa musiman tersebut. Menurutnya, kelebihan penumpang Kapal DBS 1 merupakan kelemahan opetator kapal DBS. Operator tidak membatasi penjualan tiket padahal kapasitas kapal terbatas. Selain itu, katanya, saat penumpang hendak masuk ke dalam kapal tidak ada pengawasan yang jelas dari petugas kapal, sehingga meski calon penumpang tidak membawa tiket bisa masuk. Sementara para calon penumpang yang sudah memiliki tiket banyak yang tidak kebagian tempat. âPenjualan tiket terus dilakukan tanpa melihat kapasitas kapal, dan tidak ada petugas khusus yang mengawasi calon penmpang saat hendak masuk ke dalam kapal itu. Seandainya ada kan enak. Jika calon penumpang itu tidak bisa menunjukkan tiket, dilarang masuk sehingga yang sudah membeli tiket bisa tertampung,â kata Daeng Moh Sulton, di Pelabuhan Kalianget, Minggu (28/7). Menurut Daeng, kondisi tersebut sudah sering terjadi, tidak hanya setiap menjelang Pemerintah diminta bertindak tegas dalam mengatasi transportasi laut. Sebab, warga kepulauan selama ini merasa dianaktirikan, utamanya disektor alat transportasi laut seperti ini. âPemerintah harus mengambil tindakan, misalnya membeli kapal yang lebih besar, bias menembus ombak tinggi sehingga tidak lagi terjadi penundaan pemberangkatan kapal lantaran terkendala cuaca buruk. Selama ini yang terjadi demikian dan ini perlu disikapi. Saya sudah beberapa kali menyampaikan kepada wakil rakyat bahkan bupati, tapi hingga saat ini belum ada hasilnya,â ujarnya. Sementara Manager Operasional KM Dharma Bahari Sumekar (DBS) 1 Bambang Supriyo enggan menyikapi hal ini. Dia memilih menghindar saat awak media hendak mengkonfirmasi. Bahkan, Bambang menyuruh agar mengkonfirmasi langsung ke Syahbandar. âLangsung ke Syahbandar saja,â katanya singkat seraya meninggalkan wartawan saat dikonfirmasi di Pelabuhan 3 Kalianget. Di tempat terpisah, salah satu petugas Syahbandar Pelabuhan Kalianget, Fajar Siddik, juga enggan berkomentar menyikapi terjadinya penumpang overload. Dia langsung menjauh dari awak media yang bermaksud mengkonfirmasi hal itu. Â âJangan ke saya, saya tidak tahu apa-apa,â sambil menjauh dari media yang sudah siap merekan konfirmasinya. Sementara itu, Nahkoda Kapal Perintis KM Sukaria, Ahmad Syarifuddin, mengatakan, kapal perintis yang biasa melayani penumpang trayek Kaliange-Masalembu-Surabaya-Kangean itu sempat tertunda karena terkendala cuaca buruk. Penundaan jadwal itu membuat sejumlah penumpang dan bawang tertahan di Pelabuhan Kalianget sehingga setelah ditetapkan siap berangkat, para calon penumpang dan barang, serta sembako langsung memenuhi kapal tersebut dan pihaknya memaparkan bahwa jadwal kali ini merupakan yang terahir kalinya sebelum lebaran ini. ''Ini pemberangkatan kapal perintis dari Kalianget ke Masalembu yang terahir kalinya sebelum lebaran. Tidak ada jadwal kapal perintis lagi dari Kaliange ke Masalembu. Ini sempat tertunda lantaran cuaca buruk,'' kata Syarifuddin. Di tempat terpisah, Kabid Laut dan Udara, Dishub Kabupaten Sumenep Argoto saat dimintai komentarnya terkait overloadnya kapal tersebut, menurutnya, bukan bagian dari tugasnya. Sebab Dishub hanya bertugas memastikan pelayaran tetap ada.âUntuk overload penumpang memang menjadi masalah setiap tahun,â tandasnya. Sedangkan untuk penambahan kapal, Argoto mengatakan hal itu sangat sulit untuk dipenuhi sebab tidak sama dengan transportasi darat yang masih banyak tidak beroperasi. Untuk transportasi laut umumnya seluruh kapal telah melayani rute rutin. Karena itu tidak mungkin mendapatkan armada laut cadangan untuk mengatasi overload penumpang yang sering terjadi. Transportasi laut sulit mendapatkan cadangan karena mereka telah memilik jadwal rutinâ ungkapnya. Selain itu, perubahan jadwal keberangkatan kapal juga sulit dilakukan. Sebab, setiap kapal telah memiliki jadwal pengisian BBM yang telah ditetapkan oleh Pertamina. Dan untuk melakukan perubahan dibutuhkan surat tertulis yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kalau jadwal diubah, kapal akan kesulitan untuk mengubah jadwal pengisian BBM dari Pertamina,âtukasnya. (rif/athink/mk)
SUMENEP â" Kapal dengan sejumlah tujuan ke kepulauan di Kabupaten Sumenep yang sempat tertahan selama tiga hari di Pelabuhan Kalianget karena cuaca ekstrem, Minggu (28/7) berlayar. Penumpang membludak hingga kapal kelebihan muatan, dan diberangkatkan pukul 11.00, lebih awal dari yang semestinya, pukul 19.00 Wib. Pantauan Koran Madura, KM Sukaria dengan rute Kalianget-Masalembu dan KM Dharma Bahari Sumekar (DBS) 1 dengan rute Kalianget-Kangean terlihat diserbu penumpang. Kapal KM Dharma Bahari Sumekar 1 saat merapat di dermaga 3 pelabuhan, sejumlah anak-anak yang digendong orangtuanya terjepit, bahkan ada yang menangis di tengah-tengah antrean ribuan calon penumpang. Penumpang berebut bagian untuk bisa berlayar, karena selain sudah beberapa hari tertahan di pelanihan dan bekal mulai berkurang, pelayaran tersebut merupakan pelayaran terakhir sebelum lebaran. Namun, sekalipun kapal berangkat dengan kelebihan muatan, sebagian penumpang tetap terhatan di Pelabuhan Kalianget. Sebagian mereka tetap bertahan sambil memaksa operator kapal Expres Bahari 3C berangkat membawa calon penumpang yang tidak terangkut itu. Padahal, kapal tersebut dijadwalkan berlayar hari ini. Kepala Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Daeng Moh Sultan, pemerintah harus aktif merespon peristiwa musiman tersebut. Menurutnya, kelebihan penumpang Kapal DBS 1 merupakan kelemahan opetator kapal DBS. Operator tidak membatasi penjualan tiket padahal kapasitas kapal terbatas. Selain itu, katanya, saat penumpang hendak masuk ke dalam kapal tidak ada pengawasan yang jelas dari petugas kapal, sehingga meski calon penumpang tidak membawa tiket bisa masuk. Sementara para calon penumpang yang sudah memiliki tiket banyak yang tidak kebagian tempat. âPenjualan tiket terus dilakukan tanpa melihat kapasitas kapal, dan tidak ada petugas khusus yang mengawasi calon penmpang saat hendak masuk ke dalam kapal itu. Seandainya ada kan enak. Jika calon penumpang itu tidak bisa menunjukkan tiket, dilarang masuk sehingga yang sudah membeli tiket bisa tertampung,â kata Daeng Moh Sulton, di Pelabuhan Kalianget, Minggu (28/7). Menurut Daeng, kondisi tersebut sudah sering terjadi, tidak hanya setiap menjelang Pemerintah diminta bertindak tegas dalam mengatasi transportasi laut. Sebab, warga kepulauan selama ini merasa dianaktirikan, utamanya disektor alat transportasi laut seperti ini. âPemerintah harus mengambil tindakan, misalnya membeli kapal yang lebih besar, bias menembus ombak tinggi sehingga tidak lagi terjadi penundaan pemberangkatan kapal lantaran terkendala cuaca buruk. Selama ini yang terjadi demikian dan ini perlu disikapi. Saya sudah beberapa kali menyampaikan kepada wakil rakyat bahkan bupati, tapi hingga saat ini belum ada hasilnya,â ujarnya. Sementara Manager Operasional KM Dharma Bahari Sumekar (DBS) 1 Bambang Supriyo enggan menyikapi hal ini. Dia memilih menghindar saat awak media hendak mengkonfirmasi. Bahkan, Bambang menyuruh agar mengkonfirmasi langsung ke Syahbandar. âLangsung ke Syahbandar saja,â katanya singkat seraya meninggalkan wartawan saat dikonfirmasi di Pelabuhan 3 Kalianget. Di tempat terpisah, salah satu petugas Syahbandar Pelabuhan Kalianget, Fajar Siddik, juga enggan berkomentar menyikapi terjadinya penumpang overload. Dia langsung menjauh dari awak media yang bermaksud mengkonfirmasi hal itu. Â âJangan ke saya, saya tidak tahu apa-apa,â sambil menjauh dari media yang sudah siap merekan konfirmasinya. Sementara itu, Nahkoda Kapal Perintis KM Sukaria, Ahmad Syarifuddin, mengatakan, kapal perintis yang biasa melayani penumpang trayek Kaliange-Masalembu-Surabaya-Kangean itu sempat tertunda karena terkendala cuaca buruk. Penundaan jadwal itu membuat sejumlah penumpang dan bawang tertahan di Pelabuhan Kalianget sehingga setelah ditetapkan siap berangkat, para calon penumpang dan barang, serta sembako langsung memenuhi kapal tersebut dan pihaknya memaparkan bahwa jadwal kali ini merupakan yang terahir kalinya sebelum lebaran ini. ''Ini pemberangkatan kapal perintis dari Kalianget ke Masalembu yang terahir kalinya sebelum lebaran. Tidak ada jadwal kapal perintis lagi dari Kaliange ke Masalembu. Ini sempat tertunda lantaran cuaca buruk,'' kata Syarifuddin. Di tempat terpisah, Kabid Laut dan Udara, Dishub Kabupaten Sumenep Argoto saat dimintai komentarnya terkait overloadnya kapal tersebut, menurutnya, bukan bagian dari tugasnya. Sebab Dishub hanya bertugas memastikan pelayaran tetap ada.âUntuk overload penumpang memang menjadi masalah setiap tahun,â tandasnya. Sedangkan untuk penambahan kapal, Argoto mengatakan hal itu sangat sulit untuk dipenuhi sebab tidak sama dengan transportasi darat yang masih banyak tidak beroperasi. Untuk transportasi laut umumnya seluruh kapal telah melayani rute rutin. Karena itu tidak mungkin mendapatkan armada laut cadangan untuk mengatasi overload penumpang yang sering terjadi. Transportasi laut sulit mendapatkan cadangan karena mereka telah memilik jadwal rutinâ ungkapnya. Selain itu, perubahan jadwal keberangkatan kapal juga sulit dilakukan. Sebab, setiap kapal telah memiliki jadwal pengisian BBM yang telah ditetapkan oleh Pertamina. Dan untuk melakukan perubahan dibutuhkan surat tertulis yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kalau jadwal diubah, kapal akan kesulitan untuk mengubah jadwal pengisian BBM dari Pertamina,âtukasnya. (rif/athink/mk)