Banjir Belum Teratasi SAMPANG - Genangan air banjir yang melanda kawasan Kota Sampang, Rabu (3/7) malam sekitar pukul 20.00 WIB, mulai memas...
Banjir Belum Teratasi
SAMPANG - Genangan air banjir yang melanda kawasan Kota Sampang, Rabu (3/7) malam sekitar pukul 20.00 WIB, mulai memasuki beberapa daerah. Banjir kiriman berasal dari daerah utara dan timur. Empat kelurahan dan tiga desa di Kecamatan Kota Sampang terendam banjir. Empat kelurahan yang tergenang banjir adalah Kelurahan Dalpenang, Rongtengah, Gunung Sekar, dan Kelurahan Tanggumong. Sementara tiga desa lainnya adalah Desa Panggung, Desa Pasean, dan Desa Gunung Maddah. Berdasarkan data Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, akibat hujan selama dua hari selama tiga jam berturut-turut mengakibatkan banjir kembali terjadi. Sepanjang tahun 2013 sudah terjadi 14 kali banjir. Dan sampai saat ini, pemerintah belum memiliki alat pendeteksi banjir. "Mengacu pada kejadian yang kerap melanda di Sampang, paling tidak kita harus mempunyai lokasi titik pantau banjir berupa skala ukuran. Ini dinas terkait seharusnya bisa melakukannya, karena selama ini masih secara manual saja," ucap Kepala BPBD Imam Sanusi, Kamis (3/7). Lokasi yang cukup tepat untuk titik pantau banjir, menurutnya, berada di Kecamatan Kedungdung dan Desa Gunung Maddah Kecamatan Kota Sampang. Untuk lokasi di Kecatamatn Kedungdung bisa memantau ketinggian air banjir dari daerah Kecamatan Robatal dan Karang Penang. Sedangkan, lokasi titik pantau berada di Desa Gunung Maddah yang bisa memantau ketinggian banjir dari Kecamatan Omben. "Harus dua lokasi itu, Kecamatan Kedungdung dan Desa Gunung Maddah karena ke duanya ini saling menerima luapan air di daerah utara dan timur," ucapnya saat ditemui di ruanganya. Genangan banjir dipastikan akibat meluapnya air di kawasan Sumber Kodes Kecamatan Omben. Sehingga, menyatu ke daerah Panggung. Apalagi, pihaknya hingga kini belum mengadakan dapur umum. "Air dari Sumber Kodes itu hingga ke daerah Panggung itu, kita belum buka dapur umum karena kita lihat airnya sudah mulai surut," tandasnya. Berdasarkan pantauan di lapangan. Supriyadi (28), warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Dalpenang Kec/Kota Sampang, mengatakan, ketinggian genangan air banjir yang berada di kawasan Monumen Truonojoyo Sampang mencapai 70 sentimeter. Namun, Ketinggian puncak air banjir sudah mulai surut. Pasalnya, genangan air banjir mulai terjadi sejak malam hari. "Air masuk ke halaman rumah mulai (03/7) malam kemarin, cuma sejak (04/7) pukul 09.00 pagi sudah mulai surut mas," ujarnya.
SAMPANG - Genangan air banjir yang melanda kawasan Kota Sampang, Rabu (3/7) malam sekitar pukul 20.00 WIB, mulai memasuki beberapa daerah. Banjir kiriman berasal dari daerah utara dan timur. Empat kelurahan dan tiga desa di Kecamatan Kota Sampang terendam banjir. Empat kelurahan yang tergenang banjir adalah Kelurahan Dalpenang, Rongtengah, Gunung Sekar, dan Kelurahan Tanggumong. Sementara tiga desa lainnya adalah Desa Panggung, Desa Pasean, dan Desa Gunung Maddah. Berdasarkan data Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, akibat hujan selama dua hari selama tiga jam berturut-turut mengakibatkan banjir kembali terjadi. Sepanjang tahun 2013 sudah terjadi 14 kali banjir. Dan sampai saat ini, pemerintah belum memiliki alat pendeteksi banjir. "Mengacu pada kejadian yang kerap melanda di Sampang, paling tidak kita harus mempunyai lokasi titik pantau banjir berupa skala ukuran. Ini dinas terkait seharusnya bisa melakukannya, karena selama ini masih secara manual saja," ucap Kepala BPBD Imam Sanusi, Kamis (3/7). Lokasi yang cukup tepat untuk titik pantau banjir, menurutnya, berada di Kecamatan Kedungdung dan Desa Gunung Maddah Kecamatan Kota Sampang. Untuk lokasi di Kecatamatn Kedungdung bisa memantau ketinggian air banjir dari daerah Kecamatan Robatal dan Karang Penang. Sedangkan, lokasi titik pantau berada di Desa Gunung Maddah yang bisa memantau ketinggian banjir dari Kecamatan Omben. "Harus dua lokasi itu, Kecamatan Kedungdung dan Desa Gunung Maddah karena ke duanya ini saling menerima luapan air di daerah utara dan timur," ucapnya saat ditemui di ruanganya. Genangan banjir dipastikan akibat meluapnya air di kawasan Sumber Kodes Kecamatan Omben. Sehingga, menyatu ke daerah Panggung. Apalagi, pihaknya hingga kini belum mengadakan dapur umum. "Air dari Sumber Kodes itu hingga ke daerah Panggung itu, kita belum buka dapur umum karena kita lihat airnya sudah mulai surut," tandasnya. Berdasarkan pantauan di lapangan. Supriyadi (28), warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Dalpenang Kec/Kota Sampang, mengatakan, ketinggian genangan air banjir yang berada di kawasan Monumen Truonojoyo Sampang mencapai 70 sentimeter. Namun, Ketinggian puncak air banjir sudah mulai surut. Pasalnya, genangan air banjir mulai terjadi sejak malam hari. "Air masuk ke halaman rumah mulai (03/7) malam kemarin, cuma sejak (04/7) pukul 09.00 pagi sudah mulai surut mas," ujarnya.