Banjir Ambon Genangi Lima Kecamatan AMBON- Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengakui bencana banjir dan longsor yang melanda Pulau Ambon...
Banjir Ambon Genangi Lima Kecamatan
AMBON- Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengakui bencana banjir dan longsor yang melanda Pulau Ambon kemarin terjadi secara merata di lima kecamatan. "Korban meninggal akibat longsor, terbawa arus sungai maupun yang mengungsi sangat banyak sehingga pemerintah sedang melakukan pendataan secara menyeluruh," katanya di Ambon, Selasa. Richard menyampaikan penjelasan itu saat mengunjungi lokasi bencana banjir dan tanah longsor di Kelurahan Batugajah, Kecamatan Sirimau. Di kawasan ini, satu keluarga bermarga Kapitan yang jumlahnya sembilan orang tertimbun matrial tanah, batu dan pepohonan sejak pukul 06.00 WIT, namun awalnya warga setempat berhasil mengevakuasi para korban, termasuk satu bayi berusia dua bulan. "Dua korban lainnya bernama May Kapitan dan Helmi Kapitan (30)-an baru ditemukan regu penyelamat setelah delapan jam lebih melakukan pencarian di lokasi bencana," katanya. Lima orang yang menempati sebuah kos-kosan di kawasan Skip juga dilaporkan hanyut dan masyarakat berhasil mengevakuasi empat orang dalam keadaan hidup sedangkan satu korban lainnya meninggaal dunia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon menyatakan korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang melanda daerah itu sebanyak delapan orang. "Delapan orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana alam banjir dan longsor di Ambon sedangkan 10 orang luka-luka dan masih dirawat di sejumlah rumah sakit," kata Kepla BPBD Ambon, Tjokro Broery, Selasa. Menurut dia, delapan warga yang meninggal yakni dua warga Ahuru, Air Besar, satu orang warga Galunggung, dua warga Batu Gajah, dua warga Batu Meja kecamatan Sirimau dan satu orang warga Desa Eri, kecamatan Nusaniwe. "Dua warga Batu Meja tersebut ditemukan di kawasan Tanah Tinggi akibat terbawa arus sungai," katanya. Sementara itu tujuh warga masih dalam proses pencarian tim yakni warga Ahuru satu orang, Batu Gajah satu orang, dan lima orang warga Batu Meja. Korban luka-luka berat dan ringan sebanyak 10 orang saat ini masih dirawat di sejumlah Rumah Sakit yakni Bahkti Rahayu, Sumber Hidup dan RSUD Dr Haulussy Ambon. Tjokro mengatakan, selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan longsor mengakibatkan delapan rumah hanyut dan sekitar 80 rumah rusak berat. "Sebanyak 900 unit rumah tergenang banjir, rumah rusak berat 80 unit dan 30 rumah rusak ringan," ujarnya. (ant/pen/dan/beth)
AMBON- Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengakui bencana banjir dan longsor yang melanda Pulau Ambon kemarin terjadi secara merata di lima kecamatan. "Korban meninggal akibat longsor, terbawa arus sungai maupun yang mengungsi sangat banyak sehingga pemerintah sedang melakukan pendataan secara menyeluruh," katanya di Ambon, Selasa. Richard menyampaikan penjelasan itu saat mengunjungi lokasi bencana banjir dan tanah longsor di Kelurahan Batugajah, Kecamatan Sirimau. Di kawasan ini, satu keluarga bermarga Kapitan yang jumlahnya sembilan orang tertimbun matrial tanah, batu dan pepohonan sejak pukul 06.00 WIT, namun awalnya warga setempat berhasil mengevakuasi para korban, termasuk satu bayi berusia dua bulan. "Dua korban lainnya bernama May Kapitan dan Helmi Kapitan (30)-an baru ditemukan regu penyelamat setelah delapan jam lebih melakukan pencarian di lokasi bencana," katanya. Lima orang yang menempati sebuah kos-kosan di kawasan Skip juga dilaporkan hanyut dan masyarakat berhasil mengevakuasi empat orang dalam keadaan hidup sedangkan satu korban lainnya meninggaal dunia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon menyatakan korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang melanda daerah itu sebanyak delapan orang. "Delapan orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana alam banjir dan longsor di Ambon sedangkan 10 orang luka-luka dan masih dirawat di sejumlah rumah sakit," kata Kepla BPBD Ambon, Tjokro Broery, Selasa. Menurut dia, delapan warga yang meninggal yakni dua warga Ahuru, Air Besar, satu orang warga Galunggung, dua warga Batu Gajah, dua warga Batu Meja kecamatan Sirimau dan satu orang warga Desa Eri, kecamatan Nusaniwe. "Dua warga Batu Meja tersebut ditemukan di kawasan Tanah Tinggi akibat terbawa arus sungai," katanya. Sementara itu tujuh warga masih dalam proses pencarian tim yakni warga Ahuru satu orang, Batu Gajah satu orang, dan lima orang warga Batu Meja. Korban luka-luka berat dan ringan sebanyak 10 orang saat ini masih dirawat di sejumlah Rumah Sakit yakni Bahkti Rahayu, Sumber Hidup dan RSUD Dr Haulussy Ambon. Tjokro mengatakan, selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan longsor mengakibatkan delapan rumah hanyut dan sekitar 80 rumah rusak berat. "Sebanyak 900 unit rumah tergenang banjir, rumah rusak berat 80 unit dan 30 rumah rusak ringan," ujarnya. (ant/pen/dan/beth)