Prof Nasronuddin : Waspada bahaya leptospirosis "Penyakit infeksi ini disebabkan oleh  kuman  leptospira yang dibawa dari kotoran t...
Prof Nasronuddin : Waspada bahaya leptospirosis
"Penyakit infeksi ini disebabkan oleh  kuman  leptospira yang dibawa dari kotoran tikus",  Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Profesor DR Nasronudin
SURABAYA â" Warga kota Sampang Kab Sampang Madura diminta untuk terus mewaspai wabah leptospirosis yang memakan 5 korban jiwa meninggal dunia pasca banjir parah di Kota Sampang Madura. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Profesor DR Nasronudin mengatakan penyakit ini cukup berbahaya, karena menimbulkan gangguan fungsi pada tubuh manusia, baik itu otak, jantung, paru, ginjal, saluran pencernaan, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.
 " Penyakit infeksi ini disebabkan oleh  kuman  leptospira yang dibawa dari kotoran tikus," kata Prof Nasron kemarin.Â
Prof Nasron menjelaskan, bakteri ini terdapat di air yang tergenang dan  banyak pada musim banjir.  Menular pada manusia apabila kulit manusia itu tidak utuh atau terluka. Jadi setelah kuman itu masuk dalam tubuh, kuman ini kedalam aliran darah tubuh manusia. Selama dalam aliran darah, kuman ini menimbulkan keluhan infeksi bakteri pada umumnya panas, nyeri sendi, nyeri otot, pusing , mual-mual dan muntah. Namun infeksi leptospirosis ada gejala-gejala khusus, seperti nyeri pada otot betis, dan bagian mata kuning kemerahan. Itu karakteristik penyakit leptospirosis.
"Jika kelainan lebih dari dua organ yang terinfeksi maka hal tersebut masuk dalam kategori berat. Pencegahannya bagi orang yang setiap harinya bergelut pada saluran air atau selokan harus melindungi diri dengan menggunakan sepatu boot, terlebih bila memiliki luka," tandas ahli penyakit tropis ini.
Sejak kuman tersebut masuk kedalam aliran darah hingga menimbulkan gejala-gejala terinfeksi membutuhkan waktu kurang lebih 7 hingga 12 hari. Namun tergantung juga dengan ketahanan tubuh manusia masing-masing.
Dalam kurun waktu tersebut, dimulai dengan fase awal atau pradomal kuman masuk interaksi dengan sistem ketahanan tubuh, namun belum menimbulkan gejala. Fase kedua atau fase leptospirinia yaitu setelah fase hidup dalam aliran darah dan menimbulkan gejala-gejala.
Fase berikutnya adalah fase imun yakni sistem ketahanan tubuh berusaha melawan atau membersihkan kuman. Hanya saja sistem ketahanan tubuh itu tidak bisa menjangkau dua tempat di  organ tubuh manusia, yaitu mata dan pembuluh ginjal. âLuput dari ketahanan tubuh, ini yang menimbulkan kadang â"kadang keluhan akibat infeksi kuman leptospiralâ,
Namun belum ada kajian atau riset mendalam tentang luputnya organ mata dari sistem ketahanan tubuh dari infeksi penyakit tersebut. Dugaan sementara ada suatu sistem sirkulasi mikro yang sedang memproteksi keberadaan kuman tersebut. Meskipun tidak menimbulkan nyeri pada mata. âKuning kemerahan itu, dimana kuning akibat gangguan pada hati disebabkan interfensi kuman itu. Sedangkan kemerahan disebabkan terjadinya pelebaran pada pembuluh mataâ, Â ujarnya.
Dalam kasus banjir yang melanda sejumlah daerah, antara lain Kabupaten Sampang Madura, Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, selain penyakit Leptospirosis yang perlu diwaspadai adalah penyakit yang ditularkan semisal demam berdarah, diare, malaria, karena airnya masing-masing terpapar oleh mikro organisme tadi.
Mengingat penyakit Leptospirosis gejalanya terselebung dibandingkan demam berdarah yang mudah diketahui, maka penyakit ini masuk dalam kategori berbahaya.
Untuk penanganan terhadap penyakit yang telah menelan 5 koran jiwa akibat banjir di Kabupaten Sampang tersebut, dianjurkan menggunakan obat Pinisilin dan banyak beredar di toko-toko obat atau apotik. âLuka harus dirawat dan dibersihkan, supaya tidak ada penyebaran. Dibantu juga dengan obat akibat gejala-gejala yang ditimbulkan, seperti panas diberi obat panas atau diare diberi obat diare," pungkasnya.
Pasca musibah banjir yang melanda Kota Sampang dalam sebulan terakhir, muncul wabah penyakit leptospirosis, penyakit yang penularannya melalui air kencing tikus. Penyakit tersebut telah menelan korban jiwa 5 orang tewas dan 2 orang kondisinya kritis. Bahkan berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, tercatat ada 18 orang yang tengah menjalani rawat inap di RSUDSampang, 5 korban di rawat di Surabaya dan 1 orang di Pamekasan. Hingga saat ini, Kabupaten Sampang dinyatakan KLB leptospirosis. (ara)