KPK Lebih Represif JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan  menempuh berbagai cara untuk melakukan penyitaan 5 unit mobil milik Lut...
KPK Lebih Represif
JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan  menempuh berbagai cara untuk melakukan penyitaan 5 unit mobil milik Lutfhi Hasan Ishaaq (LHI) yang saat ini berada di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta.  KPK akan melakukan upaya yang lebih represif lagi. "Dengan upaya represif tersebut kami targetkan dalam satu hingga dua hari kedepan mobil bisa disita," kata Ketua KPK, Abraham Samad, usai acara 'Seminar Peranan Penegak Hukum dan Institusi Terkait Dalam Perlindungan dan Pengembalian Aset-aset Negara yang Dikuasai Pihak Lain Secara Melawan Hukum' di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (9/5). Menurut Abraham, sebagai partai politik besar dan diyakini memiliki kesadaran hukum untuk tidak supaya tidak mencoba menghalang-halangi proses penyitaan. "PKS harus menghormati hukum," tandasnya. Sebelumnya, upaya menyita lima mobil di Kantor DPP PKS yang dilakukan penyidik KPK, gagal dilakukan pada Senin (6/5) malam. Saat itu, Tim KPK hadir di Kantor DPP PKS, didampingi Ahmad Zaky. Saat penyidik KPK bernegosiasi untuk menyegel mobil, Zaky kabur melompati pagar. Kelima mobil adalah Mistubishi Pajero Sport, Nissan Navara, VW Caravelle, Mazda CX9, dan Toyota Fortuner. KPK kemudian hanya menyegel lima mobil itu. KPK menyegel lima mobil tersebut, karena diduga terkait pencucian uang yang dilakukan Luthfi. Pada Selasa (7/5), saat ingin menyita, tim penyidik kembali dihalangi. Pintu gerbang Kantor DPP PKS dikunci, dan di balik gerbang Kantor DPP PKS terdapat banyak orang berkumpul. Kelima mobil tersebut saat ini masih berada di Kantor DPP PKS. Sementra itu, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Apung Widadi mengatakan langkah PKS menghalangi KPK menyita 5 unit mobil di kantor PKS bias berdampak negative bagi partai dahwh ini. Sebab publik bias menghukum caleg PKS karena tidak pro pemberantasan korupsi. "Masyarakat bisa menghukum dengan tidak memilih caleg-caleg dari partai yang melindungi aset korupsi di Pemilu 2014," kata aktifis antikorupsi, Apung Widadi di Jakarta, Kamis, (9/5). Lebih jauh kata Apung, sikap tak kooperatif ini juga berdampak negatif bagi PKS di pemilu 2014. Bahkan PKS sedang melakukan aksi bunuh diri. "Itu arogansi PKS justru menjadi bumerang, katanya partai bersih, tapi justru melindungi aset pencucian uang," ujarnya Menurut dia, para kader PKS yang berusaha menghalangi aksi penyitaan dinilai bertolak belakang dengan slogan partai yang mengaku bersih. "Sikap itu bertolak belakang dengan apa yang menjadi slogan partai, katanya bersih dan penuh cinta. Bisa dibilang ini inkonsisten," tambahnya Penyidik KPK datang ke markas PKS pada pukul 13.00 WIB dan berencana membawa 5 mobil tersebut. Namun penjaga gedung PKS menggembok pintu dan menghalangi penyidik. Alhasil, menghindari keributan, penyidik pulang dan akan kembali nanti. KPK sejatinya menyita 5 mobil yakni Toyota Fortuner, Nissan Navaro, Mitsubishi Grandis, Mazda CX 9, dan Pajero Sport. 4 Di antara 5 mobil itu digembosi bannya. Surat Resmi Ditempat terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf, mempersilakan KPK menyita mobil asalkan menunjukkan surat resmi. "Kalau mereka datang sekarang akan kami berikan, asal jelas suratnya dan mobil mana yang akan disita. Jadi kami tegaskan, kalau KPK mau datang hari ini, bawa surat, silakan ambil mobilnya tanpa keributan," ungkapnya Dikatakan Almuzzammil, PKS sama sekali tidak ada bermaksud menghalang-halangi penyitaan yang dilakukan KPK. âMereka menyatakan mau menyita tetapi suratnya belakangan. Kalau suratnya belakangan, tunggu suratnya saja kata satpam kita," paparnya Jajaran PKS tidak mengizinkan, sambung Almuzzammil, karena khawatir tidak ada pihak yang bertanggung jawab jika mobil tersebut diambil. "Jadi persoalan pertama yang kita tanyakan adalah tidak ada surat sehingga kalau tidak adanya surat mereka tidak bisa membawa kendaraan karena kita khawatir nanti tidak ada yang bertanggung jawab siapa yang bawa mobil ini," tukasnya Almuzzammil membantah tidak ada pengerahan massa untuk menghadang KPK. PKS saat itu tengah ada acara partai. "KPK datang membawa Pak Zaky (Ahmad Zaky saksi kasus Luthfi) habis pemeriksaan. Jadi KPK tidak memberitahu kami akan datang. Ketika mereka datang kita memang lagi ada acara, lalu mereka ada 5 mobil penyegelan," imbuhnya. (gam/cea/abd)
JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan  menempuh berbagai cara untuk melakukan penyitaan 5 unit mobil milik Lutfhi Hasan Ishaaq (LHI) yang saat ini berada di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta.  KPK akan melakukan upaya yang lebih represif lagi. "Dengan upaya represif tersebut kami targetkan dalam satu hingga dua hari kedepan mobil bisa disita," kata Ketua KPK, Abraham Samad, usai acara 'Seminar Peranan Penegak Hukum dan Institusi Terkait Dalam Perlindungan dan Pengembalian Aset-aset Negara yang Dikuasai Pihak Lain Secara Melawan Hukum' di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (9/5). Menurut Abraham, sebagai partai politik besar dan diyakini memiliki kesadaran hukum untuk tidak supaya tidak mencoba menghalang-halangi proses penyitaan. "PKS harus menghormati hukum," tandasnya. Sebelumnya, upaya menyita lima mobil di Kantor DPP PKS yang dilakukan penyidik KPK, gagal dilakukan pada Senin (6/5) malam. Saat itu, Tim KPK hadir di Kantor DPP PKS, didampingi Ahmad Zaky. Saat penyidik KPK bernegosiasi untuk menyegel mobil, Zaky kabur melompati pagar. Kelima mobil adalah Mistubishi Pajero Sport, Nissan Navara, VW Caravelle, Mazda CX9, dan Toyota Fortuner. KPK kemudian hanya menyegel lima mobil itu. KPK menyegel lima mobil tersebut, karena diduga terkait pencucian uang yang dilakukan Luthfi. Pada Selasa (7/5), saat ingin menyita, tim penyidik kembali dihalangi. Pintu gerbang Kantor DPP PKS dikunci, dan di balik gerbang Kantor DPP PKS terdapat banyak orang berkumpul. Kelima mobil tersebut saat ini masih berada di Kantor DPP PKS. Sementra itu, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Apung Widadi mengatakan langkah PKS menghalangi KPK menyita 5 unit mobil di kantor PKS bias berdampak negative bagi partai dahwh ini. Sebab publik bias menghukum caleg PKS karena tidak pro pemberantasan korupsi. "Masyarakat bisa menghukum dengan tidak memilih caleg-caleg dari partai yang melindungi aset korupsi di Pemilu 2014," kata aktifis antikorupsi, Apung Widadi di Jakarta, Kamis, (9/5). Lebih jauh kata Apung, sikap tak kooperatif ini juga berdampak negatif bagi PKS di pemilu 2014. Bahkan PKS sedang melakukan aksi bunuh diri. "Itu arogansi PKS justru menjadi bumerang, katanya partai bersih, tapi justru melindungi aset pencucian uang," ujarnya Menurut dia, para kader PKS yang berusaha menghalangi aksi penyitaan dinilai bertolak belakang dengan slogan partai yang mengaku bersih. "Sikap itu bertolak belakang dengan apa yang menjadi slogan partai, katanya bersih dan penuh cinta. Bisa dibilang ini inkonsisten," tambahnya Penyidik KPK datang ke markas PKS pada pukul 13.00 WIB dan berencana membawa 5 mobil tersebut. Namun penjaga gedung PKS menggembok pintu dan menghalangi penyidik. Alhasil, menghindari keributan, penyidik pulang dan akan kembali nanti. KPK sejatinya menyita 5 mobil yakni Toyota Fortuner, Nissan Navaro, Mitsubishi Grandis, Mazda CX 9, dan Pajero Sport. 4 Di antara 5 mobil itu digembosi bannya. Surat Resmi Ditempat terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf, mempersilakan KPK menyita mobil asalkan menunjukkan surat resmi. "Kalau mereka datang sekarang akan kami berikan, asal jelas suratnya dan mobil mana yang akan disita. Jadi kami tegaskan, kalau KPK mau datang hari ini, bawa surat, silakan ambil mobilnya tanpa keributan," ungkapnya Dikatakan Almuzzammil, PKS sama sekali tidak ada bermaksud menghalang-halangi penyitaan yang dilakukan KPK. âMereka menyatakan mau menyita tetapi suratnya belakangan. Kalau suratnya belakangan, tunggu suratnya saja kata satpam kita," paparnya Jajaran PKS tidak mengizinkan, sambung Almuzzammil, karena khawatir tidak ada pihak yang bertanggung jawab jika mobil tersebut diambil. "Jadi persoalan pertama yang kita tanyakan adalah tidak ada surat sehingga kalau tidak adanya surat mereka tidak bisa membawa kendaraan karena kita khawatir nanti tidak ada yang bertanggung jawab siapa yang bawa mobil ini," tukasnya Almuzzammil membantah tidak ada pengerahan massa untuk menghadang KPK. PKS saat itu tengah ada acara partai. "KPK datang membawa Pak Zaky (Ahmad Zaky saksi kasus Luthfi) habis pemeriksaan. Jadi KPK tidak memberitahu kami akan datang. Ketika mereka datang kita memang lagi ada acara, lalu mereka ada 5 mobil penyegelan," imbuhnya. (gam/cea/abd)