Forkamasa Buka Posko Basmi Bakteri Leptospirosis SAMPANG â" Wabah bakteri leptospirosis di Kabupaten Sampang yang menelan korban jiwa ...
Forkamasa Buka Posko Basmi Bakteri Leptospirosis
SAMPANG â" Wabah bakteri leptospirosis di Kabupaten Sampang yang menelan korban jiwa mendapat perhatian serius Forum Komunikasi Mahasiswa Sampang (Forkamasa). Bukti keseriusan perhatian Forkamasa terhadap penyakit mematikan itu dengan  membukan posko basmi bakteri leptospirosis di monumen Sampang. Pembentukan posko tersebut sejatinya untuk mengajak masyakat Sampang yang tinggal di arela banjir agar bersama-sama membasmi bakteri leptospirosis yang muncul akibat kencing tikus yang tersebar di genangan air bekas banjir. Dengan berbekal spanduk isi ajakan membasmi tikus dan membagikan masker dan obat anti biotik pada warga yang bermukim di tempat-tempat areal banjir, Forkamasa terus berupaya menggugah kesadaran masyarakat terutama pada warga di keluarahan Delpenang dan Kelurahan Gunungsekar Sampang Kota agar terus waspada terhadap serangan penyakit leptospirosis. Menurut Edi Suyanto, Ketrua LSM Forkamas, pihaknya akan ikut andil untuk mengajak warga Sampang yang berada di lokasi banjir untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan memburu tikus yang menyebabkan bakteri leptospirosis. Gerakan membasmi tikus ini direncanakan akan dilakukan selama satu pekan ke depan. âBahkan kami membuka posko basmi tikus di monumen Sampang, guna mengajak warga untuk bersama-sama menangkap tikus. Sedangkan warga yang berhasil menangkap satu tikus akan biberikan hadiah cuma-cuma. Satu tikus mendapatkan hadiah satu sabun. Pemberian hadiah itu untuk mendorong minat warga untuk terus menjaga lingkungan bersih dan Sampang terbebas dari bakteri leptospirosis yang saat ini sudah ditetapkan status KLB oleh Dinas Kesehatan Sampang sejak tanggal 30 april 2013,â terang Edi Suyanto, Minggu (05/5). Hal senada juga diungkapkan Jakfar. Menurutnya aksi gerakan memberantas bakteri leptospirosis ini merupakan bentuk kepedulian untuk ikut andil membasmi penyakit leptospirosis di kabupaten Sampang. Semala satu pekan aksinya akan diteruskan, sifatnya mencegah agar tidak terjadi korban penyakit leptospirosis. Bahkan bila ada warga yang terjangkit bakteri tikus itu, pihaknya siap untuk membawa pasien ke rumah sakit agar ditangani medis. âAnti biotik yang kami berikan pada warga hanya bersifat pencegahan agar tidak terjangkiti penyakit leptospirosis. Kami berharap Pemkab Sampang juga ikut andil pada program yang bersifat pencegahan, tidak hanya menunggu adanya korban penyakit leptospirosis, sebab mencegah itu lebih baik daripada mengobati,â ucapnya Jakfar. (hol/msa/rah)
SAMPANG â" Wabah bakteri leptospirosis di Kabupaten Sampang yang menelan korban jiwa mendapat perhatian serius Forum Komunikasi Mahasiswa Sampang (Forkamasa). Bukti keseriusan perhatian Forkamasa terhadap penyakit mematikan itu dengan  membukan posko basmi bakteri leptospirosis di monumen Sampang. Pembentukan posko tersebut sejatinya untuk mengajak masyakat Sampang yang tinggal di arela banjir agar bersama-sama membasmi bakteri leptospirosis yang muncul akibat kencing tikus yang tersebar di genangan air bekas banjir. Dengan berbekal spanduk isi ajakan membasmi tikus dan membagikan masker dan obat anti biotik pada warga yang bermukim di tempat-tempat areal banjir, Forkamasa terus berupaya menggugah kesadaran masyarakat terutama pada warga di keluarahan Delpenang dan Kelurahan Gunungsekar Sampang Kota agar terus waspada terhadap serangan penyakit leptospirosis. Menurut Edi Suyanto, Ketrua LSM Forkamas, pihaknya akan ikut andil untuk mengajak warga Sampang yang berada di lokasi banjir untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan memburu tikus yang menyebabkan bakteri leptospirosis. Gerakan membasmi tikus ini direncanakan akan dilakukan selama satu pekan ke depan. âBahkan kami membuka posko basmi tikus di monumen Sampang, guna mengajak warga untuk bersama-sama menangkap tikus. Sedangkan warga yang berhasil menangkap satu tikus akan biberikan hadiah cuma-cuma. Satu tikus mendapatkan hadiah satu sabun. Pemberian hadiah itu untuk mendorong minat warga untuk terus menjaga lingkungan bersih dan Sampang terbebas dari bakteri leptospirosis yang saat ini sudah ditetapkan status KLB oleh Dinas Kesehatan Sampang sejak tanggal 30 april 2013,â terang Edi Suyanto, Minggu (05/5). Hal senada juga diungkapkan Jakfar. Menurutnya aksi gerakan memberantas bakteri leptospirosis ini merupakan bentuk kepedulian untuk ikut andil membasmi penyakit leptospirosis di kabupaten Sampang. Semala satu pekan aksinya akan diteruskan, sifatnya mencegah agar tidak terjadi korban penyakit leptospirosis. Bahkan bila ada warga yang terjangkit bakteri tikus itu, pihaknya siap untuk membawa pasien ke rumah sakit agar ditangani medis. âAnti biotik yang kami berikan pada warga hanya bersifat pencegahan agar tidak terjangkiti penyakit leptospirosis. Kami berharap Pemkab Sampang juga ikut andil pada program yang bersifat pencegahan, tidak hanya menunggu adanya korban penyakit leptospirosis, sebab mencegah itu lebih baik daripada mengobati,â ucapnya Jakfar. (hol/msa/rah)