Dana Kuli Angkut Raskin Diduga Fiktif SAMPANG - Honor kuli angkut beras miskin (raskin) yang dianggarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan...
Dana Kuli Angkut Raskin Diduga Fiktif
SAMPANG - Honor kuli angkut beras miskin (raskin) yang dianggarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Tranmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Sampang terus dipertanyakan oleh berbagai elemen masyarakat karena diduga selama ini honor kuli raskin tersebut fiktif. Seperti diungkapkan Nur Hasan (30), salah satu tim pendamping distribusi raskin asal Kecamatan Omben, yang terus mempertanyakan hal itu. Ketika dirinya mengkroscek di sejumlah desa, ternyata memang tidak ada kuli angkutnya. "Setelah kordinasi terhadap kepala desa, ternyata tidak pernah menerima dana kuli angkut seperti apa yang telah dianggarkan Dinsosnakertrans," ujarnya kepada Koran Madura, Kamis (09/5). Pria yang juga sebagai aktifis dari Lumbung Informasi Rakyat (Lira) tersebut menjelaskan ketidakjelasan honor kuli angkut tersebut juga tidak sesuai dengan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dari para Kepala Desa (Kades) yang belum menerima anggaran kuli angkut. "SPJ itu hanya formalitas saja. Kenyataannya tidak sesuai dengan bukti di lapangan," jelasnya. Hasan selaku pendamping raskin tersebut sangat kecewa kepada Dinsosnakertrans Sampang, sebab anggaran yang berkisar antara 75 hingga 100 ribu per bulan untuk 1 orang ini seharusnya bisa dirasakan oleh para kuli angkut raskin, nyatanya tak tersalurkan secara benar. âKami akan mangadukan kepada penegak hukum, karena ini sudah penyimpangan dana yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans,â tegasnya. Sementara itu, ketika dikonfirmasi melalui saluran telpon selulernya, Kepala Dinsosnakertrans Malik Amrullah tidak banyak bicara saat ditanyakan terkait dugaan penyimpangan dana kuli angkut yang dilontarkan Nur Hasan. Menurut Malik semua SPJ sudah diterima oleh masing-masing Camat dengan ditandatangani oleh Kepala Desa se-Kabupaten Sampang. "SPJ itu sudah ada sampelnya dari masing-masing Kepala Desa dan dana honor kuli angkut sudah dicairkan," tukasnya. (ryn/msa/rah)
SAMPANG - Honor kuli angkut beras miskin (raskin) yang dianggarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Tranmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Sampang terus dipertanyakan oleh berbagai elemen masyarakat karena diduga selama ini honor kuli raskin tersebut fiktif. Seperti diungkapkan Nur Hasan (30), salah satu tim pendamping distribusi raskin asal Kecamatan Omben, yang terus mempertanyakan hal itu. Ketika dirinya mengkroscek di sejumlah desa, ternyata memang tidak ada kuli angkutnya. "Setelah kordinasi terhadap kepala desa, ternyata tidak pernah menerima dana kuli angkut seperti apa yang telah dianggarkan Dinsosnakertrans," ujarnya kepada Koran Madura, Kamis (09/5). Pria yang juga sebagai aktifis dari Lumbung Informasi Rakyat (Lira) tersebut menjelaskan ketidakjelasan honor kuli angkut tersebut juga tidak sesuai dengan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dari para Kepala Desa (Kades) yang belum menerima anggaran kuli angkut. "SPJ itu hanya formalitas saja. Kenyataannya tidak sesuai dengan bukti di lapangan," jelasnya. Hasan selaku pendamping raskin tersebut sangat kecewa kepada Dinsosnakertrans Sampang, sebab anggaran yang berkisar antara 75 hingga 100 ribu per bulan untuk 1 orang ini seharusnya bisa dirasakan oleh para kuli angkut raskin, nyatanya tak tersalurkan secara benar. âKami akan mangadukan kepada penegak hukum, karena ini sudah penyimpangan dana yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans,â tegasnya. Sementara itu, ketika dikonfirmasi melalui saluran telpon selulernya, Kepala Dinsosnakertrans Malik Amrullah tidak banyak bicara saat ditanyakan terkait dugaan penyimpangan dana kuli angkut yang dilontarkan Nur Hasan. Menurut Malik semua SPJ sudah diterima oleh masing-masing Camat dengan ditandatangani oleh Kepala Desa se-Kabupaten Sampang. "SPJ itu sudah ada sampelnya dari masing-masing Kepala Desa dan dana honor kuli angkut sudah dicairkan," tukasnya. (ryn/msa/rah)