Mahasiswa Unjuk Rasa SAMPANG â€" Pada hari sumpah pemuda, Selasa (28/10), aktivis Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Rakyat (GMP2R)...
Mahasiswa Unjuk Rasa
SAMPANG â€" Pada hari sumpah pemuda, Selasa (28/10), aktivis Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Rakyat (GMP2R) melakukan demonstrasi di depan kantor DPRD Sampang. Sementara Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, berorasi di sepanjang Jalan Trunojoyo Sumenep. Pantauan Koran Madura, kemarin, GMP2R mempertanyakan penanganan sejumlah kasus tindak pidana korupsi yang ditangani Kejaksaan Negeri Sampang, seperti dugaan kasus korupsi pesangon anggota dewan periode 1999-2004, pengadaan bibit fiktif di Dinas Pertanian (Dispertan), Bantuan Stimulants Perumahan Swadaya (BSPS), dan dugaan korupsi kasus pengadaan mobil kebakaran (Damkar). Kejaksaan telah menetapkan tersangka dan menahan beberapa orang dalam kasus tersebut. "Kenapa hanya beberapa orang yang ditahan, sedangkan penetapan tersangka masih banyak dan sampai saat ini belum di tahan," teriak salah satu korlap aksi, Moh Jalil. Mereka meminta kepada anggota DPRD Sampang sebagai wakil rakyat ikut serta memonitoring penanganan sejumlah kasus tersebut. Hal itu, agar penanganan kasus tidak jalan ditempat. "Kami minta anggota dewan sebagai kontroling harus berperan aktif penanganan kasus ini, jangan hanya duduk manis wahai wakil rakyat," ucapnya. Aksi sempat diwarnai kericuhan karena wakil rakyat tidak segera menemui mahasiswa. Namun, akhirnya Wakil Ketua I DPRD Sampang Fauzan Adima menemui massa di depan kantor yang berada di Jalan Wijaya Kusuma. Menurutnya, anggota wakil rakyat selama ini sudah melakukan tugas kontrol sebagaimana mestinya. "Tetapi kita serahkan saja kepada Kejari dalam memproses tipikor, negara kita ini menggunakan asas praduga tidak bersalah, jadi jangan langsung menyalahkan, serahkan semua kepada yang bersangkutan," jelasnya. Korlap Aksi lainnya, yakni Khalilur Rahman meminta kepada wakil rakyat tidak hanya obral janji. Akan tetapi, perlu bukti dan kinerja yang bisa dipercaya. "Baik kalau bapak dewan akan terus memonitoring, tapi jangan janji saja tetapi harus dibuktikan," tegasnya. Mendapat pernyataan itu, sejumlah mahasiswa langsung meninggalkan kantor DPRD dan melanjutkannya berorasi di kantor Kejaksaan Negeri Sampang. Sebelumnya, aksi dimulai dari depan Pasar Srimangunan Sampang secara long march menuju kantor DPRD dan Kejari. Mereka menuntut agar seluruh kasus tipikor segera dituntaskan. Lakukan penahanan bagi pejabat negara yang berstatus tersangka. Mereka meminta Kejari selesaikan dugaan korupsi pesangon yang melibatkan anggota dewan. Terpisah, Kasi Intel Kejari Sampang, Sucipto saat menemui massa, mengklaim, sejauh ini telah maksimal berupaya menuntaskan penanganan kasus tipikor. "Kita bukan tidak terbukti, terbukti kasus Dispertan sudah ada dua tersangka yang sudah dilimpahkan ke Tipikor Surabaya dan sudah menjani persidangan," tuturnya. Jalan Kaki Sementara puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, melakukan berorasi di sepanjang Jalan Trunojoyo Sumenep, Selasa (28/10) dengan cara berjalan kaki. Kegitan tersebut dilakukan sebagai bentuk refleksi peran pemuda dalam proses lahinya sumpah pemuda pada tangal 28 Oktober 1928. Pantauan Koran Madura, sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, selain berorasi juga membawa poster yang bertuliskan salah satunya ’Sumenep Maju Bersama Pemuda’, ’Semangat Pemuda Adalah Harapan Bangsa’ dan bentuk tulisan lain yang mengungkapkan peran pemuda di masa lampau yang saat ini mulai punah. Setelah sampai di sebelah barat taman bunga, sejumlah mahsiswa tampak berkumpul dan melakukan orasi kembali. Mereka mengungkapkan peran pemuda dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketua HMI Cabang Sumenep Hanafi menjelaskan, dilakukannya kegitan tersebut sebagai langkah kecil dalam rangkan memberikan penyadaran terhadap para pemuda untuk selalu berkiprah untuk memperbaiki negara NKRI. â€Jadi, kami anggap berdosa dan bersalah jika para pemuda saat ini tidak melakukan refleksi sekicil ini. Apalagi, saat ini merupakan mumentum untuk memperingati hari lahirnya sumpah pemuda,†katanya sambil membentangkan bendera yang berwarna hijau hitam tersebut. Bahkan, sebagai langkah konkret lainnya dalam memperingati lahirnya sumpah pemuda ini, pihaknya bersama sejumlah mahasiswa lain akan melakukan pendampingan terhadap sejumlah pemuda yang berda di Kabupaten Sumenep. Pendapingan tersebut akan dilakukan di berbagai kecamatan. Salah satunya yang menjadi sasarannya, adalah Kecamatan Dasuk, dan Kecamtan Ambunten. â€Jadi, selain kami akan memberikan penyadaran terhadap sejumlah pemuda, kami juga akan memberikan bimbingan sekaligus pendampingan kepada nelayan maupun petani. Itu dilakukan sebagai bentuk keperdulian para kaum pemuda dalam membangun bangasa ini,†tukasnya. (RYAN HARIYANTO/ JUNAEDI /MK)
SAMPANG â€" Pada hari sumpah pemuda, Selasa (28/10), aktivis Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Rakyat (GMP2R) melakukan demonstrasi di depan kantor DPRD Sampang. Sementara Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, berorasi di sepanjang Jalan Trunojoyo Sumenep. Pantauan Koran Madura, kemarin, GMP2R mempertanyakan penanganan sejumlah kasus tindak pidana korupsi yang ditangani Kejaksaan Negeri Sampang, seperti dugaan kasus korupsi pesangon anggota dewan periode 1999-2004, pengadaan bibit fiktif di Dinas Pertanian (Dispertan), Bantuan Stimulants Perumahan Swadaya (BSPS), dan dugaan korupsi kasus pengadaan mobil kebakaran (Damkar). Kejaksaan telah menetapkan tersangka dan menahan beberapa orang dalam kasus tersebut. "Kenapa hanya beberapa orang yang ditahan, sedangkan penetapan tersangka masih banyak dan sampai saat ini belum di tahan," teriak salah satu korlap aksi, Moh Jalil. Mereka meminta kepada anggota DPRD Sampang sebagai wakil rakyat ikut serta memonitoring penanganan sejumlah kasus tersebut. Hal itu, agar penanganan kasus tidak jalan ditempat. "Kami minta anggota dewan sebagai kontroling harus berperan aktif penanganan kasus ini, jangan hanya duduk manis wahai wakil rakyat," ucapnya. Aksi sempat diwarnai kericuhan karena wakil rakyat tidak segera menemui mahasiswa. Namun, akhirnya Wakil Ketua I DPRD Sampang Fauzan Adima menemui massa di depan kantor yang berada di Jalan Wijaya Kusuma. Menurutnya, anggota wakil rakyat selama ini sudah melakukan tugas kontrol sebagaimana mestinya. "Tetapi kita serahkan saja kepada Kejari dalam memproses tipikor, negara kita ini menggunakan asas praduga tidak bersalah, jadi jangan langsung menyalahkan, serahkan semua kepada yang bersangkutan," jelasnya. Korlap Aksi lainnya, yakni Khalilur Rahman meminta kepada wakil rakyat tidak hanya obral janji. Akan tetapi, perlu bukti dan kinerja yang bisa dipercaya. "Baik kalau bapak dewan akan terus memonitoring, tapi jangan janji saja tetapi harus dibuktikan," tegasnya. Mendapat pernyataan itu, sejumlah mahasiswa langsung meninggalkan kantor DPRD dan melanjutkannya berorasi di kantor Kejaksaan Negeri Sampang. Sebelumnya, aksi dimulai dari depan Pasar Srimangunan Sampang secara long march menuju kantor DPRD dan Kejari. Mereka menuntut agar seluruh kasus tipikor segera dituntaskan. Lakukan penahanan bagi pejabat negara yang berstatus tersangka. Mereka meminta Kejari selesaikan dugaan korupsi pesangon yang melibatkan anggota dewan. Terpisah, Kasi Intel Kejari Sampang, Sucipto saat menemui massa, mengklaim, sejauh ini telah maksimal berupaya menuntaskan penanganan kasus tipikor. "Kita bukan tidak terbukti, terbukti kasus Dispertan sudah ada dua tersangka yang sudah dilimpahkan ke Tipikor Surabaya dan sudah menjani persidangan," tuturnya. Jalan Kaki Sementara puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, melakukan berorasi di sepanjang Jalan Trunojoyo Sumenep, Selasa (28/10) dengan cara berjalan kaki. Kegitan tersebut dilakukan sebagai bentuk refleksi peran pemuda dalam proses lahinya sumpah pemuda pada tangal 28 Oktober 1928. Pantauan Koran Madura, sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, selain berorasi juga membawa poster yang bertuliskan salah satunya ’Sumenep Maju Bersama Pemuda’, ’Semangat Pemuda Adalah Harapan Bangsa’ dan bentuk tulisan lain yang mengungkapkan peran pemuda di masa lampau yang saat ini mulai punah. Setelah sampai di sebelah barat taman bunga, sejumlah mahsiswa tampak berkumpul dan melakukan orasi kembali. Mereka mengungkapkan peran pemuda dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketua HMI Cabang Sumenep Hanafi menjelaskan, dilakukannya kegitan tersebut sebagai langkah kecil dalam rangkan memberikan penyadaran terhadap para pemuda untuk selalu berkiprah untuk memperbaiki negara NKRI. â€Jadi, kami anggap berdosa dan bersalah jika para pemuda saat ini tidak melakukan refleksi sekicil ini. Apalagi, saat ini merupakan mumentum untuk memperingati hari lahirnya sumpah pemuda,†katanya sambil membentangkan bendera yang berwarna hijau hitam tersebut. Bahkan, sebagai langkah konkret lainnya dalam memperingati lahirnya sumpah pemuda ini, pihaknya bersama sejumlah mahasiswa lain akan melakukan pendampingan terhadap sejumlah pemuda yang berda di Kabupaten Sumenep. Pendapingan tersebut akan dilakukan di berbagai kecamatan. Salah satunya yang menjadi sasarannya, adalah Kecamatan Dasuk, dan Kecamtan Ambunten. â€Jadi, selain kami akan memberikan penyadaran terhadap sejumlah pemuda, kami juga akan memberikan bimbingan sekaligus pendampingan kepada nelayan maupun petani. Itu dilakukan sebagai bentuk keperdulian para kaum pemuda dalam membangun bangasa ini,†tukasnya. (RYAN HARIYANTO/ JUNAEDI /MK)