[JAKARTA] Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad diminta mengklarifikasi isu dendam pribadinya terhadap Komjen Pol Budi G...
[JAKARTA] Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad diminta
mengklarifikasi isu dendam pribadinya terhadap Komjen Pol Budi
Gunawan (BG), yang berbuntut pada penetapan tersangka terhadap calon
Kapolri tersebut.
Mantan Wakil Ketua
DPD RI, Laode Ida kepada SP di Jakarta, Senin (19/1), mengatakan,
dirinya tiba-tiba mendapat kiriman link berita Kompasiana dari
seorang rekan.
"Semula saya
abaikan. Namun, pagi ini saya dengan santai membaca berita itu.
Ternyata beritanya serius, menceritakan kronologis gairah politik
Ketua KPK Abraham Samad saat diiming-imingi untuk menjadi Cawapres
Jokowi. Sungguh saya baru tahu kalau ada manuver Abraham Samad
seperti itu, tentu dengan asumsi berita Kompasiana itu benar," kata
Laode Ida.
Kesimpulan yang bisa
ditarik dari berita itu, kata dia, Abraham Samad sudah terlalu jauh
melangkah dalam berpolitik, shingga secara langsung maupun tak
langsung mempengaruhi sikap dan kebijakannya di KPK.
Scara khusus, lanjut
dia, dalam kaitan tersangkanya calon Kapolri Budi Gunawan,versi
analisis berita itu, merupakan buah dari rasa dan sikap dendam Samad,
karena dia tahu persis Budi Gunawan-lah figur orang keras untuk
menolak Samad jadi Cawapres Jokowi.
"Sikap Samad
seperti itu, lagi-lagi jika benar, tentu tak bisa dianggap sederhana,
karena sudah terlalu jauh mengeksploitasi KPK untuk kepentingan
pribadinya, dan secara pribadi bersikap dendam luar biasa. Oleh
karena itu pula secara khusus melalui jalur by pass jadikan
Budi Gunawan tersangka korupsi minggu lalu," katanya.
Kalau berita ini
sudah menjadi konsumsi publik luas, Laode Ida mentakan, bukan
mustahil rakyat bangsa ini akan marah besar dan bahkan akan muak
melihat Samad dan KPK.
Olehnya itu, laode
menyarankan KPK dan secara khusus Abraham Samad harus secepatnya
mengklarifikasi berita Kompasiana itu.
"Karena kita pasti
tak ingin KPK akan mengalami demoralisasi dan delegitimasi sosial
akibat dari berita yang mengungkap perilaku tak etis dari Samad.
Apalagi, dalam brita itu, Samad diindikasikan melakukan transaksional
terkait ringannya hukum politisi senior PDI-P, Emir Moeis,"
katanya.
Kendati bgitu, Laode
Ida mengatakan, kita tak boleh membiarkan atau menolerir Budi Gunawan
untuk menjadi Kapolri, karena profilnya terkait dengan rekening
tambun, termasuk yang dimiliki keluarganya.
"Biarlah KPK
mempercepat proses hukum Budi Gunawan. Dan pada saat yang sama, para
pejabat lain yang miliki rekening tak wajar pun harus digiring ke
meja hijau secepatnya, dan harta kekayaan mereka harus disita oleh
negara. Kita tak ingin KPK jadi hancur, tapi negara ini pun harus
bebas korupsi," kata Laode