Kronologis Pertemuan Abraham Samad Dengan Petinggi PDIP dalam Rangka Melobi Dirinya Agar Dicalonkan Sebagai Wakil Jokowi beginilah Kron...
Kronologis Pertemuan Abraham Samad Dengan Petinggi PDIP dalam Rangka Melobi Dirinya Agar Dicalonkan Sebagai Wakil Jokowi
beginilah Kronologis Pertemuan Abraham Samad Dengan Petinggi PDIP dalam Rangka Melobi Dirinya Agar Dicalonkan Sebagai Wakil Jokowi
beginilah Kronologis Pertemuan Abraham Samad Dengan Petinggi PDIP dalam Rangka Melobi Dirinya Agar Dicalonkan Sebagai Wakil Jokowi
Sebagai mana
diberitakan Kompasiana, dalam beberapa pertemuan dengan elite PDI-P
Samad memakai masker dan topi.
"Saya
Sudah Tahu karena sudah menyuruh orang-orang saya saya untuk memasang
alat sadap, sehingga saya tahu siapa yang menjadi penyebab kegagalan
saya. Saya janji akan menghabisi orang itu." (Abraham
Samad, kepada salah satu petinggi PDIP).
apakah Disini akar Dendam Abraham Samad Kepada Komjen Budi Gunawan ? simak Beritanya Berikut ini
Samad menemui
petinggi PDI-P dan menawarkan dirinya untuk mendampingi Jokowi.
Karena dalam pertemuan itu Samad masih dalam kedudukannya sebagai
Ketua KPK.
Ini kronologi pertemuan Samad dengan petinggi PDI-P
menurut Kompasiana:
PERTEMUAN PERTAMA :
Di bulan Februari 2014, pihak Samad sudah mendengar
kubu Megawati yang saat itu sedang dalam posisi genting untuk
memutuskan siapa yang maju "Megawati atau Jokowi dalam Capres
2014", Samad mendapatkan kabar bahwa Jokowi-lah yang mulai
mendapatkan angin ketimbang Megawati dalam pencalonan Presiden 2014
karena banyak beredar survey-survey dimana Megawati selalu
ditempatkan dibawah Jokowi oleh lembaga survey.
Samad mulai berhitung
bahwa dirinya punya kesempatan mendampingi Jokowi, karena Samad
mendapatkan kabar Jokowi belum ditentukan siapa pendampingnya, kubu
PDIP ingin ada semacam reprosikal politik "Jokowi maju, PDIP
menang 27,02 % sesuai hasil keputusan kongres.
Inilah kenapa
pendamping Jokowi belum ditentukan, tapi semua pihak yang punya
jaringan politik mulai merapat ke PDIP. Tak terkecuali Samad, ia
punya kekuatan politik, walaupun bila kekuatan politiknya itu
digunakan, ia menyalahi etika dan fungsi kebijakan publik, karena
senjata satu-satunya adalah KPK.
Pada pertemuan pertama ada dua orang Petinggi PDIP
senior, dan Petinggi PDIP yunior yang diajak Samad bertemu, di sebuah
tempat mewah, sebuah Apartemen di depan sebuah Mall dan Pusat
Perbelanjaan Pacific Place" yang berlokasi di Sudirman Central
Business.
Dalam pertemuan itu, pihak Samad nyenggol soal "Emir
Moeis" ini harus juga dibuka ke publik, kenapa dalam pertemuan
ini, Emir Moeis dibuka dan jadi pembahasan Samad kepada dua petinggi
PDIP itu?
"Saya
akan bantu kalau ada kasus Emir Moeis, Emir ...kan sudah dibantu
hukumannya tidak berat?" (Abraham Samad, pada
dua petinggi PDIP, Februari 2014).
PERTEMUAN KEDUA
Terjadi pertemuan kedua antara Samad dengan seorang
Petinggi PDIP dan salah satu temannya yang bukan orang Partai,
pertemuan itu ada asisten Samad yang berinisial "D".
Lagi-lagi di Apartemen mewah di wilayah SCBD, Jakarta Selatan. Samad
tampak sangat santai, dan tahu sekali suasana apartemen. Disana
petinggi PDI Perjuangan bertanya dengan Samad, "Apakah bersedia
untuk dijaring" pertanyaan ini membuka kesempatan bagi Samad
masuk dalam bursa pencalonan wakil Presiden dari kubu PDIP.
Samad
dengan wajah teduhnya menyetujui dan gembira sekali.-Hal ini harus
dicatat, Samad masih menduduki posisi Ketua KPK dan amat tidak etis
masuk ke dalam pencalonan politik saat ia menjabat, andai ia ingin
terus menjabat etikanya ia harus keluar dulu dari posisi pimpinan
KPK.
PERTEMUAN KETIGA
Inilah pertemuan yang diketahui publik secara luas
yaitu pada Sabtu (3/5/2014) di Ruang VIP Bandara Adi Sutjipto
Yogyakarta - Pers berebutan memfoto mereka, seakan-akan ada pertemuan
yang tidak disengaja, tapi pers dikelabui ada pertemuan rahasia,
dimana Samad memakai Masker dan Topi menemui pihak PDIP di sebuah
hotel Bintang Lima di Yogyakarta, sekali lagi Samad didampingi
Asistennya yang bernama "D".
Dalam pertemuan itu
Samad mempertanyakan nasibnya soal kelanjutan posisi pencalonannya
sebagai Wakil Presiden RI. Ada satu petinggi PDIP. - Agar peristiwa
ini tidak menjadi fokus, Samad kemudian merancang seakan-akan ada
pertemuan yang tidak sengaja di Bandara Yogyakarta.
Di sini sekaligus
Samad ingin mencoba "Apakah publik setuju apa tidak bila dirinya
maju menjadi "Capresnya Jokowi". Dan rupanya dukungan
Publik besar juga, Samad sangat antusias ia menggariskan diri berada
dalam barisan Jokowi.
PERTEMUAN KEEMPAT
Setelah melihat antusias rakyat bahwa Samad yang akan
maju menjadi pendampingnya Jokowi, Samad semakin bersemangat. Ia
dikenalkan oleh salah satu petinggi PDIP kepada seorang Jenderal
Purnawirawan dan membahas soal peluangnya menjadi Cawapres.
Samad
sekali lagi datang dengan masker dan topi, digunakannya masker dan
topi adalah bagian dari alam bawah sadar Samad bahwa dirinya bersalah
secara etika bila mengunjungi seseorang dalam kepentingannya yang
menjadi irisan dalam tanggung jawabnya di KPK. Dalam pertemuan
itu Samad, bahkan sempat foto-foto dengan keluarga Pensiunan Jenderal
itu.
PERTEMUAN KELIMA
Pertemuan kelima terjadi di sebuah gedung, ada
petinggi PDIP dan Samad. Saat itu pembicaraan Samad sudah sangat
serius dan mendalam, bahkan dari gedung itulah logo Jokowi-Samad
sudah mulai beredar dimana-mana.
PERTEMUAN KEENAM
Inilah pertemuan yang paling mengerikan dan perlu
dicatat khusus, dan juga menjadi alat dalam mengkaji siapakah Samad
sesungguhnya.
Sebelum masuk ke Pertemuan keenam, baiklah kita
lihat diluar lingkungan Samad. Saat itu beberapa elite PDI Perjuangan
berkumpul. Ada masukan paling penting bahwa Jusuf Kalla maju jadi
Cawapres Jokowi, pertimbangannya amat rasional "Jusuf Kalla
memegang massa Golkar, Jusuf Kalla bisa menjadi jangkar Golkar,
walaupun Golkar saat ini dipegang Aburizal Bakrie, tapi
pengurus-pengurus Golkar pasti akan berpihak ke Jokowi bila ada Jusuf
Kalla disana.
Sementara Abraham Samad sama sekali dinilai tidak punya
akar massa, ia hanya kuat di media, bukan di tingkat massa, Samad
dinilai oleh salah satu elite PDIP itu masih hijau dalam politik,
sementara ada beberapa informasi yang masuk bahwa Prabowo sangat
kuat, mustahil bila menjadikan Samad sebagai gacoan politik, bisa
berantakan nanti Jokowi.
Dan yang paling kuat menentang Samad adalah
Budi Gunawan (BG) orang yang pada minggu depan kemungkinan besar akan
berhadapan dengan Samad di KPK.
Gagalnya Samad jadi Cawapres Jokowi tidak diterima
dengan legowo oleh Samad. Saat berita itu sampai pada dirinya, ia
berkata dengan mata tajam ke arah salah satu petinggi PDIP
"Saya
Sudah Tahu karena sudah menyuruh orang-orang saya saya untuk memasang
alat sadap, sehingga saya tahu siapa yang menjadi penyebab kegagalan
saya. Saya janji akan menghabisi orang itu." (Abraham
Samad, kepada salah satu petinggi PDIP).
Poin di atas amat penting karena : "menjelaskan
bahwa salah satu yang diincar Abraham Samad adalah Budi Gunawan"
dan menjadikan Megawati sasaran kebencian publik, karena gagal
menjadikan dirinya sebagai Cawapres.
Bila Jenderal BG dieksekusi minggu depan, maka pihak
Kejaksaan dan pihak DPR bisa menjadikan hal ini diangkat ke publik,
soal Abraham Samad. Pihak DPR, Presiden Jokowi, Media dan Publik
secara umum harus mempertanyakan soal pertemuan-pertemuan Samad
dengan PDIP dan hal ini bisa menjadikan pertanyaan lebih lanjut soal
"legitimasi moral" Samad menjadi Pimpinan KPK. [PR/L-8]