Calon tunggal Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapori) yaitu Komjen Budi Gunawan (BG), tiba-tiba saja kemarin ditetapkan menjadi tersangka...
Calon tunggal Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapori) yaitu Komjen Budi Gunawan (BG), tiba-tiba saja kemarin ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. Budi Gunawan dijadikan tersangka oleh Komisi yang dipimpin oleh Abraham Samad itu dengan dugaan gratifikasi, dan KPK mengaku sudah punya dua alat bukti.
Langkah Budi Gunawan untuk menjadi Tri Brata 1 sesungguhnya hanya tinggal sedikit lagi. Beberapa pihak di DPR sudah mengeluarkan pernyataan bahwa hampir mustahil Budi Gunawan ditolak menjadi Kapolri dilihat dari rekomendasi Presiden mengenai calon Kapolri dan Panglima TNI beberapa waktu kebelakang, juga melihat rekam jejak gemilang yang dimiliki oleh BG.
Presiden Jokowi nampaknya ingin mempercepat pergantian Kapolri. Sutarman, Kapolri pilihan SBY, akan pensiun pada akhir tahun ini sebenarnya telah mengantongi nama terlebih dahulu sebagai persiapan untuk rekomendasi pengganti dirinya. Namun belum sampai akhir menjabat, Sutarman sudah ingin diganti. Dibalik itu, Sutarman ternyata turut mendukung pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri.
Langkah mulus yang sudah didepan mata untuk Budi Gunawan nampaknya menjadi sangat rumit. Dengan dijadikannya Budi Gunawan sebagai tersangka, tentu hal ini nampak hampir mustahil untuk Budi Gunawan menjadi Kapolri. Banyak pihak mempertanyakan keputusan KPK yang mendadak ini. Banyak juga pihak yang menganggap ini adalah tekanan politik.
Budi Gunawan yang pernah menjadi ajudan Megawati dan juga dekat dengan PDIP yang menjadi pemenang pada pemilu yang lalu. Selama masa pemerintahan SBY, karier jelas sangat Budi Gunawan terhambat. Dari pencoretan nama Budi Gunawan sebagai calon irwasum sehari sebelum pemilihan sampai pencoretan nama nya dari calon Kepala BNN.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa SBY berseberangan dengan megawati dan di masa pemerintahannya SBY secara sistematis menutup semua jalur politik yang memungkinkan pengaruh Megawati di semua lini.
Ketika PDI P menang dalam pemilu, sudah ada tanda2 bahwa Budi Gunawan akan diajukan sebagai calon kapolri. Ini tentunya menjadi kecemasan bagi pihak SBY dan Partai Demokrat karena besar kemungkinan Budi Gunawan akan balik membuka semua pelanggaran2 pidana yang dilakukan SBY, keluarga dan afiliasi nya sebagai pembalasan atas pencekalan kariernya.
Selama ini Budi Gunawan selalu dikaitkan dengan kasus rekening gendut perwira polisi. Setelah kasus ini meledak di media, pihak mabes polri kemudian menindaklanjuti dengan mengadakan penyelidikan internal yang kemudian mengeluarkan surat yang ditandatangani oleh Arief Sulistyanto yang menyimpulkan bahwa transaksi tersebut wajar. Namun pada kali ini, Budi Gunawan dijadikan tersangka bukan dari kasus yang selama ini melekat kepadanya.
Sekitar 7 sampai 8 bulan yang lalu, Abraham Samad pernah menyatakan di depan beberapa wartawan bahwa Budi Gunawan tidak pantas menjadi Kapolri dan yang pantas Kapolri adalah Suhardi Alius. Dari hasil penelusuran ternyata mertua dari Abraham Samad berdomisili di Bandung dan sangat dekat dengan Suhardi Alius di masa Suhardi Alius menjadi Kapolda Jabar. Keputusan KPK tiba2 menjadikan Budi Gunawan sebagai tersangka memang cukup mengejutkan banyak pihak.
Besar kemungkinan dibalik putusan dijadikannya tersangka Budi Gunawan ada nama Sutarman dan Samad yang menjadi duet maut. Duet maut ini telah berhasil bermain untuk menggagalkan Budi Gunawan menjadi Kapolri. Apakah dibalik ini juga ada Demokrat yang tidak menginginkan Budi Gunawan menjadi Kapolri? Karena dari seluruh fraksi di DPR hanya Demokrat yang secara tegas masih menentang pencalonan Budi Gunawan.
Langkah Budi Gunawan untuk menjadi Tri Brata 1 sesungguhnya hanya tinggal sedikit lagi. Beberapa pihak di DPR sudah mengeluarkan pernyataan bahwa hampir mustahil Budi Gunawan ditolak menjadi Kapolri dilihat dari rekomendasi Presiden mengenai calon Kapolri dan Panglima TNI beberapa waktu kebelakang, juga melihat rekam jejak gemilang yang dimiliki oleh BG.
Presiden Jokowi nampaknya ingin mempercepat pergantian Kapolri. Sutarman, Kapolri pilihan SBY, akan pensiun pada akhir tahun ini sebenarnya telah mengantongi nama terlebih dahulu sebagai persiapan untuk rekomendasi pengganti dirinya. Namun belum sampai akhir menjabat, Sutarman sudah ingin diganti. Dibalik itu, Sutarman ternyata turut mendukung pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri.
Langkah mulus yang sudah didepan mata untuk Budi Gunawan nampaknya menjadi sangat rumit. Dengan dijadikannya Budi Gunawan sebagai tersangka, tentu hal ini nampak hampir mustahil untuk Budi Gunawan menjadi Kapolri. Banyak pihak mempertanyakan keputusan KPK yang mendadak ini. Banyak juga pihak yang menganggap ini adalah tekanan politik.
Benarkah "Budi Gunawan VS Duet Maut Samad dan Sutarman"
Dimulai dari Sutarman yang akan dicopot jabatannya oleh Presiden. Perjalanan Sutarman menuju ‘Kursi Trunojoyo-1’ amat sangat kental akan kesan politisasi. Salah satu dugaan tersebut adalah untuk mengamankan posisi SBY, kroni-kroninya, beserta ‘anak-anaknya’ baik di internal Partai Demokrat maupun di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, dari berbagai jeratan hukum yang tengah menanti. Dan dan ada kepentingan SBY untuk menjaga kepentingannya pada waktu Pemilu 2014.Budi Gunawan yang pernah menjadi ajudan Megawati dan juga dekat dengan PDIP yang menjadi pemenang pada pemilu yang lalu. Selama masa pemerintahan SBY, karier jelas sangat Budi Gunawan terhambat. Dari pencoretan nama Budi Gunawan sebagai calon irwasum sehari sebelum pemilihan sampai pencoretan nama nya dari calon Kepala BNN.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa SBY berseberangan dengan megawati dan di masa pemerintahannya SBY secara sistematis menutup semua jalur politik yang memungkinkan pengaruh Megawati di semua lini.
Ketika PDI P menang dalam pemilu, sudah ada tanda2 bahwa Budi Gunawan akan diajukan sebagai calon kapolri. Ini tentunya menjadi kecemasan bagi pihak SBY dan Partai Demokrat karena besar kemungkinan Budi Gunawan akan balik membuka semua pelanggaran2 pidana yang dilakukan SBY, keluarga dan afiliasi nya sebagai pembalasan atas pencekalan kariernya.
Selama ini Budi Gunawan selalu dikaitkan dengan kasus rekening gendut perwira polisi. Setelah kasus ini meledak di media, pihak mabes polri kemudian menindaklanjuti dengan mengadakan penyelidikan internal yang kemudian mengeluarkan surat yang ditandatangani oleh Arief Sulistyanto yang menyimpulkan bahwa transaksi tersebut wajar. Namun pada kali ini, Budi Gunawan dijadikan tersangka bukan dari kasus yang selama ini melekat kepadanya.
Sekitar 7 sampai 8 bulan yang lalu, Abraham Samad pernah menyatakan di depan beberapa wartawan bahwa Budi Gunawan tidak pantas menjadi Kapolri dan yang pantas Kapolri adalah Suhardi Alius. Dari hasil penelusuran ternyata mertua dari Abraham Samad berdomisili di Bandung dan sangat dekat dengan Suhardi Alius di masa Suhardi Alius menjadi Kapolda Jabar. Keputusan KPK tiba2 menjadikan Budi Gunawan sebagai tersangka memang cukup mengejutkan banyak pihak.
Besar kemungkinan dibalik putusan dijadikannya tersangka Budi Gunawan ada nama Sutarman dan Samad yang menjadi duet maut. Duet maut ini telah berhasil bermain untuk menggagalkan Budi Gunawan menjadi Kapolri. Apakah dibalik ini juga ada Demokrat yang tidak menginginkan Budi Gunawan menjadi Kapolri? Karena dari seluruh fraksi di DPR hanya Demokrat yang secara tegas masih menentang pencalonan Budi Gunawan.