KSE Kenalkan Satwa di SMP Theresiana Semarang Semarang, 16/11 (Media Madura) - KSE (Komunitas Satwa Eksotik) kembali menggelar kegiatan pada...
Semarang, 16/11 (Media Madura) - KSE (Komunitas Satwa Eksotik) kembali menggelar kegiatan pada Sabtu 15 November 2014. Kali ini bertempat di SMP Theresiana Semarang dengan sesi tema utama yaitu mengangkat salah satu
jenis ular berbisa yang biasa dijumpai di sekitar lingkungan dan pekarangan atau sudut luar rumah.
Jenis satwa ini bisanya keluar dalam kondisi lembab terutama sehabis hujan yaitu ular gadung luwuk berikut jenis bisaĆ yang dikandungnya dan efek yang ditimbulkan akibat bisanya/ tergigit ular tersebut.
Di sesi ini , Wawan sebagai ketua dari KSE (Komunitas Satwa Eksotik)
Regional Semarang mengatakan kepada siswa-siswa yang hadir dan mengikuti kegiatan itu bahwa ular gadung luwuk atau dikenal juga sebagai ular hijau buntut merah/ular bangkai laut/ white lipped tree viper/ bamboo pit viper, aktif di malam hari dan tidak begitu lincah.
Jenis ular ini juga kerap terlihat menjalar lambat di antara ranting atau lantai hutan. Sangat menyukai hutan bamboo dan belukar yang tidak jauh dari sungai tapi tak jarang sering ditemukan di kebun dan pekarangan di dekat rumah.
Karena tidak lincahnya, dan warnanya yang menarik mengundang orang yang tidak tahu spesifikasi ular ini untuk menangkapnya.
Ular ini bersifat ovovivipar, yakni telur-telurnya menetas semasa masih di dalam perut dan keluar sebagai anak-anak ular, sehingga seakan akan melahirkan.Anaknya dapat mencapai lebih dari 25 ekor sekali "bersalin"
Di balik ketenangannya, sebenarnya ular ini mudah merasa terganggu dan lekas menggigit. Ular ini merupakan penyumbang kasus gigitan ular terbanyak, yakni sekitar 50 persen kasus di Indonesia (Kawamura dkk.1975, seperti dikutip dalam David and Vogel, 1997), dan 2,4 persen di antaranya berakibat fatal.
Bisa ular ini, seperti umumnya family crotalinae, bersifat hemotoksin yang merusak sistem peredaran darah. Gigitannya pada manusia menimbulkan rasa sakit yang hebat, dan kerusakan jaringan di sekitarluka gigitan. Dalam menit-menit pertama setelah gigitan, jaringan akan membengkak dan sebagian akan berwarna merah gelap. Menyusul terjadinya pembengkakan, rasa kaku dan nyeri yang meluas perlahan-lahan ke seluruh bagian yang tergigit. Rasa nyeri akan terasa terutama pada persendian antara luka dan jantung. Apabila tidak ditangani dengan baik, perdarahan internal dapat menyusul terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari kemudian, dan bahkan dapat membawa kematian.
Bisa bersifat hemotoksin sendiri jika didalam darah akan mencegah oksigen membentuk hemoglobin. Akibatnya sel-sel darah akan rusak dan penggumpalan darah akan terjadi, menyerang sistim sirkulasi darah dan
sistim otot dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, gangrene, dan
kelumpuhan permanen.
Lalu sesi selanjutnya digelar juga pengetahuan singkat tentang
jenis-jenis lain dari ular berbisa yang sering ditemui juga disekitar
lingkungan kita terutama lokasi yang masih berbatasan dengan hutan
sekunder/ hutan kampung, kebun, pekarangan luas, seperti ular kobra Jawa, ular welang, ular weling, ular cabe, ular pudak bromo dan lainnya yang dibawakan oleh Ocie /Ocid dari kru KSE Regional Semarang.
Seperti keterangan salah satu siswa setelah mengikuti arahan dari Wawan diatas tadi, Satria (13) mengatakan sangat fatal dan mengerikan dari dampak digigit ular hijau kecil berbuntut merah tersebut apalagi membayangkan sewaktu terkena gigitan tidak ada teman atau masyarakat sekitar untuk segera memberikan pertolongan/ membawa ke rumah sakit.
Pembina Pramuka SMP Theresiana Catur Galih mengatakan, kedatangan para anggota dari KSE ke sekolahnya itu banyak manfaatnya bagi siswa terutama siswa telah secara singkat terbekali tentang pengetahuan jenis-jenis ular berbisa yang umum dan rumah sakit rujukan jika terkena gigitannya.
"Ini bisa menambahkan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi anak-anak didik kami," katanya.
Akhirnya sesi penutup adalah berupa interaksi langsung dan berfoto bersama satwa-satwa yang dibawa oleh kru KSE seperti ular, kadal, biawak, iguana dan lainnya. (Rilis KSE)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.