Merasa Kewalahan, Pemkab Minta Bantuan Pemprov SUMENEP- Belum turunnya hujan membuat kekeringan di Sumenep semakin meluas. Kekeringan me...
Merasa Kewalahan, Pemkab Minta Bantuan Pemprov
SUMENEP- Belum turunnya hujan membuat kekeringan di Sumenep semakin meluas. Kekeringan membuat sejumlah desa mengalami krisis air bersih. Meski sebelum-sebelumnya tidak pernah terdampak kekeringan, kini sudah ada 24 desa yang ikut merasakannya. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mengaku harus minta bantuan Provinsi Jawa Timur untuk mengatasinya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Syaiful Arifin mengatakan akibat kemarau panjang kini zona kekeringan semakin meluas. Tercatat ada 24 desa yang sebelumnya tak pernah terkena dampak kekeringan, namun tahun ini juga ikut terdampak.
Syaiful menyebutkan, desa-desa yang sebelumnya tidak pernah terdampak kekeringan tapi tahun ini mengalaminya salah satunya di Desa Dasuk Laok, Batuputih Kenek, dan Batuputih Laok untuk di daratan. Sementara di kepulauan yaitu Desa Talaga dan Rosong. Karena sumber mata air di desa-desa itu sudah kini sudah mengering, tandasnya, Kamis (23/10).
Oleh sebab zona kekeringan yang semakin meluas, pihaknya mengaku Pemkab sampai minta bantuan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk ikut membantu mengatasi kekeringan yang dialami oleh Kabupaten Sumenep. Menurutnya, bantuan dari provinsis itu sudah turun dan sudah didistribusikan.
Dikatakan, bantuan air bersih dari Pemprov sebanyak 618 rit. Jika ditambah dengan dari pemerinta setempat, jumlah air bersih yang sudah didistribusikan sekitar 780 rit. Jumlah tersebut, dibagi masing-masing ada yang 18 rit, 17 rit, dan 15 rit. Itu cukup sampai akhir Oktober. Karena kita, setiap desa itu satu minggu tiga kali kita ngirim selama satu bulan setengah, tambahnya.
Syaiful juga mengataka, Pemkab Sumenep tidak hanya mengajukan bantuan kepada Pemprov, tapi juga ke pemerintah pusat. Namun, sampai saat ini bantuan yang dari pusat masih belum turun. Ia menambahkan, selama kekeringan masih melanda sejumlah daerah di Sumenep, pihaknya akan terus berusaha mengatasinya.
Sejauh ini, imbuhnya, mulai bulan Juli lalu anggaran yang sudah dihabiskan kurang lebih Rp. 400 sampai Rp. 500 juta untuk mengatasi kekeringan yang menimpa sejumlah daerah di Sumenep. Termasuk dengan bantuan yang dari Pemprov.
Sementara saat disinggung mengenai suplay air bersih untuk daerah kepulauan yang juga mengalami krisis air bersih, Syaiful mengaku masih akan memulai distribusi air bersih ke kepualauan minggu depan. Bantuan air bersih akan dimulai dari Desa Rosong dan Talaga, Kecamatan Nonggunong Sebelumnya tidak pernah, tutupnya. FATHOL ALIF