Waspadai Kriminalitas saat Mudik SUMENEP â" Warga yang hendak melakukan mudik ke kampung halaman harus waspadai dan hati-hati selama d...
Waspadai Kriminalitas saat Mudik
SUMENEP â" Warga yang hendak melakukan mudik ke kampung halaman harus waspadai dan hati-hati selama dalam perjalanan, khususnya saat menggunakan mobil angkutan umum. Pada momen-momen tersebut, kriminalitas biasanya marak terjadi. Musibah yang dialami Junaedi Efendi (23), saat melaksanakan mudik pada tahun lalu tidak perlu terulang kembali. Warga Desa Bangselok itu mengeluhkan rawannya kriminalitas saat mudik lebaran. Ia menurutkan, pada mudik kali ini tidak membawa barang terlalu banyak ke kampung halaman. Berdasarkan pengalaman mudik, dia sudah pernah kehilangan barang bawaan, termasuk dompet, dan arloji yang dipakainya ketika itu. "Saya tidak tahu bagaimana ceritanya, kemungkinan saya tidur atau bagaimana. Barang saya hilang, begitu juga dompet dan arloji yang saya pakai," tuturnya, Selasa (23/07) saat menunggu bus ke Surabaya di ruang tunggu terminal. Ia bercerita, saat itu duduk dengan keluarganya, tapi di bagian kursi paling luar. Kemungkinan ketika penumpang banyak yang masuk dan berdesakan, barang miliknya berpindah tangan. Untuk itu, dirinya memilih untuk mudik lebih awal sehingga lebih lama tinggal di kampungnya, di Kalasan, Blitar. Secara terpisah, Kepala Unit Penertiban Masyarakat, Aiptu Aman, mengatakan, pada saat mudik masyarakat diminta untuk tidak menerima pemberian orang lain yang tidak dikenal. Sebab, hal tersebut sangat rawan dalam perjalanan. "Kami wanti-wanti kepada masyarakat yang sudah mudik, untuk tidak menerima pemberian orang lain yang tidak dikenal," jelasnya. Pihaknya mengimbau kepada setiap calon penumpang untuk tidak tergoda kepada yang diomongkan orang lain, kemudian menerima pemberiannya dan secara tidak sadar lalu menyerahkan harta miliknya. Sidak Kendaraan Dinas Perhubungan Sumenep bersama polres setempat, Selasa (23/7) melakukanmengecek fisik semua armada bus antar kota dan provinsi. Sidak yang dilakukan di Terminal Trunojoyo selain dimaksudkan untuk melihat kelayakan bus saat beroperasi, juga melakukan cek surat perjalanan sebagai syarat kelengkapan berkendaraan, selain STNK dan SIM. Kepala Bidang Perhubungan Darat, Abdul Hadi menuturkan, sidak itu dilakukan untuk persiapan menjelang mudik lebaran. Pihaknya tidak menginginkan pada saat arus mudik nanti banyak armada bus yang tidak memenuhi standar kelayakan berkendaraan "Kami akan melakukan sidak secara tidak terencana, untuk memastikan kelengkapan kendaraan bus. Itu kami lakukan untuk mengetahui bus mana yang bodong dan tidak. Sebab, jika dilakukan secara terjadwal, nanti akan ketahuan dan setiap armada bus telah bersiap-siap lebih dahulu, "paparnya, Selasa (23/7). Untuk pengecekan kendaraan yang dipersiapkan sebagai angkutan mudik kali ini, menurutnya, ada 128 kendaraan. Tapi dari kendaraan yang sudah dicek, masih belum ditemukan kendaraan bodong yang tidak mengantongi surat perjalanan maupun yang tidak memenuhi standar berkendara. Sementara instrumen pengecekan untuk setiap armada bus, mulai dari KPS atau kartu pengawasan sebagai syarat pokok dari trayek Sumenep, untuk mengetahui bobot standarisasi kendaraan. Berikutnya juga buku KIR, untuk memastikan apakah bus itu dilakukan KIR. Dan selanjutnya, STNK dan SIM untuk mengetahui apakah bus itu sudah membayar pajak dan pengendaranya sudah layak mengoperasikan bus. Selain instrumen tersebut, tidak kalah pentingnya juga yang berhubungan langsung dengan kecelakaan lalu lintas, berupa pengecekan ban depan dan belakang jangan sampai ada yang diupkir atau tipis. Pengecekan selanjutnya, juga dilakukan kepada prosneling dan lampu, termasuk lighting kanan dan kiri. Secara teknis untuk sirkulasi pemberangkatan, menurutnya tetap dilakukan sebagaimana mestinya yaitu dengan mempersiapkan sejumlah bus cadangan. "Semua bus yang 128 itu kami pastikan beres semua, termasuk yang bus cadangan. Kami tak ingin nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan lalu lintas. Sebab hal yang seperti itu resikonya, demikian besar," tukasnya. (athink/mk)
SUMENEP â" Warga yang hendak melakukan mudik ke kampung halaman harus waspadai dan hati-hati selama dalam perjalanan, khususnya saat menggunakan mobil angkutan umum. Pada momen-momen tersebut, kriminalitas biasanya marak terjadi. Musibah yang dialami Junaedi Efendi (23), saat melaksanakan mudik pada tahun lalu tidak perlu terulang kembali. Warga Desa Bangselok itu mengeluhkan rawannya kriminalitas saat mudik lebaran. Ia menurutkan, pada mudik kali ini tidak membawa barang terlalu banyak ke kampung halaman. Berdasarkan pengalaman mudik, dia sudah pernah kehilangan barang bawaan, termasuk dompet, dan arloji yang dipakainya ketika itu. "Saya tidak tahu bagaimana ceritanya, kemungkinan saya tidur atau bagaimana. Barang saya hilang, begitu juga dompet dan arloji yang saya pakai," tuturnya, Selasa (23/07) saat menunggu bus ke Surabaya di ruang tunggu terminal. Ia bercerita, saat itu duduk dengan keluarganya, tapi di bagian kursi paling luar. Kemungkinan ketika penumpang banyak yang masuk dan berdesakan, barang miliknya berpindah tangan. Untuk itu, dirinya memilih untuk mudik lebih awal sehingga lebih lama tinggal di kampungnya, di Kalasan, Blitar. Secara terpisah, Kepala Unit Penertiban Masyarakat, Aiptu Aman, mengatakan, pada saat mudik masyarakat diminta untuk tidak menerima pemberian orang lain yang tidak dikenal. Sebab, hal tersebut sangat rawan dalam perjalanan. "Kami wanti-wanti kepada masyarakat yang sudah mudik, untuk tidak menerima pemberian orang lain yang tidak dikenal," jelasnya. Pihaknya mengimbau kepada setiap calon penumpang untuk tidak tergoda kepada yang diomongkan orang lain, kemudian menerima pemberiannya dan secara tidak sadar lalu menyerahkan harta miliknya. Sidak Kendaraan Dinas Perhubungan Sumenep bersama polres setempat, Selasa (23/7) melakukanmengecek fisik semua armada bus antar kota dan provinsi. Sidak yang dilakukan di Terminal Trunojoyo selain dimaksudkan untuk melihat kelayakan bus saat beroperasi, juga melakukan cek surat perjalanan sebagai syarat kelengkapan berkendaraan, selain STNK dan SIM. Kepala Bidang Perhubungan Darat, Abdul Hadi menuturkan, sidak itu dilakukan untuk persiapan menjelang mudik lebaran. Pihaknya tidak menginginkan pada saat arus mudik nanti banyak armada bus yang tidak memenuhi standar kelayakan berkendaraan "Kami akan melakukan sidak secara tidak terencana, untuk memastikan kelengkapan kendaraan bus. Itu kami lakukan untuk mengetahui bus mana yang bodong dan tidak. Sebab, jika dilakukan secara terjadwal, nanti akan ketahuan dan setiap armada bus telah bersiap-siap lebih dahulu, "paparnya, Selasa (23/7). Untuk pengecekan kendaraan yang dipersiapkan sebagai angkutan mudik kali ini, menurutnya, ada 128 kendaraan. Tapi dari kendaraan yang sudah dicek, masih belum ditemukan kendaraan bodong yang tidak mengantongi surat perjalanan maupun yang tidak memenuhi standar berkendara. Sementara instrumen pengecekan untuk setiap armada bus, mulai dari KPS atau kartu pengawasan sebagai syarat pokok dari trayek Sumenep, untuk mengetahui bobot standarisasi kendaraan. Berikutnya juga buku KIR, untuk memastikan apakah bus itu dilakukan KIR. Dan selanjutnya, STNK dan SIM untuk mengetahui apakah bus itu sudah membayar pajak dan pengendaranya sudah layak mengoperasikan bus. Selain instrumen tersebut, tidak kalah pentingnya juga yang berhubungan langsung dengan kecelakaan lalu lintas, berupa pengecekan ban depan dan belakang jangan sampai ada yang diupkir atau tipis. Pengecekan selanjutnya, juga dilakukan kepada prosneling dan lampu, termasuk lighting kanan dan kiri. Secara teknis untuk sirkulasi pemberangkatan, menurutnya tetap dilakukan sebagaimana mestinya yaitu dengan mempersiapkan sejumlah bus cadangan. "Semua bus yang 128 itu kami pastikan beres semua, termasuk yang bus cadangan. Kami tak ingin nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan lalu lintas. Sebab hal yang seperti itu resikonya, demikian besar," tukasnya. (athink/mk)