Rapat Pleno KPU Jatim, di Bawah tekanan KarSa-BerKah SURABAYA - Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim dengan agenda penentuan lolos ...
Rapat Pleno KPU Jatim, di Bawah tekanan KarSa-BerKah
SURABAYA - Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim dengan agenda penentuan lolos tidaknya calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jatim di Jalan Raya Tenggilis, Surabaya, Minggu (14/7), dibawah tekanan dua kelompok massa pendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja-Herman (BerKah). Mereka menggelar aksi di depan kantor KPU Jatim sambil saling sindir dan menyatakan diri sebagai kelompok yang paling benar. Salah satu orator massa Khofifah, Anik Maslaha menyatakan bahwa aksi ini merupakan perjuangan untuk menegakkan keadilan. Pengurus Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB) Jatim ini juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung Berkah yang menurutnya telah di dzolimi Karsa. Sementara itu, massa Pemuda Pancasila pendukung KarSA menganggap kehadiran massa pendukung BerKah bersifat intervensi dan pemaksaan kehendak. ''KPU harus tegas menolak pasangan cagub-cawagub yang tidak memenuhi persyaratan dukungan partai,'' ujar korlap aksi pro Karsa, Amrullah. Guna mengantisipasi terjadinya bentrok fisik, aparat kepolisian memisahkan dua kelompok berlawanan ini sehingga tidak berhadapan langsung. Massa pendukung KarSa di sisi sebelah kiri kantor KPU Jatim. Sedangkan massa ibu-ibu muslimat-pendukung pasangan BerKah di sisi kanan kantor KPU Jatim. Dan jarak kedua kelompok ini dipisahkan diantara penjagaan aparat kepolisian serta 2 unit mobil water canon. Uniknya, aksi dari kedua kelompok ini punya cara-cara berorasi sendiri. Massa pendukung KarSa sesekali memutar musik dangdut, sedangkan pendukung BerKah menggelar istighosah. Menurut Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta, selain menyiagakan 4 unit mobil water canon, aparat kepolisan mengerahkan sekitar 1.000 personel pengamanan gabungan dari Polda Jatim, Polrestabes dan polsek (jajaran). Hampir semua unsur kepolisian diterjunkan, termasuk dari kesatuan Brimob, Sabhara. Selain itu, polisi juga memasang kawat berduri di depan gedung KPU Jatim. Pengamanan ekstra ketat ini merupakan langkah antisipasi atas kemungkinan terburuk menyusul keputusan rapat pleno terkait lolos tidaknya bacagub-bawacagub Jatim. Apalagi beberapa hari terakhir ini kantor KPU kerap menjadi sasaran aksi massa pro maupun kontra dari salah satu pasangan cagub-cawagub Jatim peserta Pilgub Agustus nanti. Sementara itu , untuk mengambil keputusan final terkait lolos tidaknya cagub-cawagub Jatim, seluruh komisioner KPU Jatim menggelar rapat pleno secara tertutup di ruang aula lantai 2. Rapat pleno dipimpin Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Achmad. (dedy/ara)
SURABAYA - Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim dengan agenda penentuan lolos tidaknya calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jatim di Jalan Raya Tenggilis, Surabaya, Minggu (14/7), dibawah tekanan dua kelompok massa pendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja-Herman (BerKah). Mereka menggelar aksi di depan kantor KPU Jatim sambil saling sindir dan menyatakan diri sebagai kelompok yang paling benar. Salah satu orator massa Khofifah, Anik Maslaha menyatakan bahwa aksi ini merupakan perjuangan untuk menegakkan keadilan. Pengurus Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB) Jatim ini juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung Berkah yang menurutnya telah di dzolimi Karsa. Sementara itu, massa Pemuda Pancasila pendukung KarSA menganggap kehadiran massa pendukung BerKah bersifat intervensi dan pemaksaan kehendak. ''KPU harus tegas menolak pasangan cagub-cawagub yang tidak memenuhi persyaratan dukungan partai,'' ujar korlap aksi pro Karsa, Amrullah. Guna mengantisipasi terjadinya bentrok fisik, aparat kepolisian memisahkan dua kelompok berlawanan ini sehingga tidak berhadapan langsung. Massa pendukung KarSa di sisi sebelah kiri kantor KPU Jatim. Sedangkan massa ibu-ibu muslimat-pendukung pasangan BerKah di sisi kanan kantor KPU Jatim. Dan jarak kedua kelompok ini dipisahkan diantara penjagaan aparat kepolisian serta 2 unit mobil water canon. Uniknya, aksi dari kedua kelompok ini punya cara-cara berorasi sendiri. Massa pendukung KarSa sesekali memutar musik dangdut, sedangkan pendukung BerKah menggelar istighosah. Menurut Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta, selain menyiagakan 4 unit mobil water canon, aparat kepolisan mengerahkan sekitar 1.000 personel pengamanan gabungan dari Polda Jatim, Polrestabes dan polsek (jajaran). Hampir semua unsur kepolisian diterjunkan, termasuk dari kesatuan Brimob, Sabhara. Selain itu, polisi juga memasang kawat berduri di depan gedung KPU Jatim. Pengamanan ekstra ketat ini merupakan langkah antisipasi atas kemungkinan terburuk menyusul keputusan rapat pleno terkait lolos tidaknya bacagub-bawacagub Jatim. Apalagi beberapa hari terakhir ini kantor KPU kerap menjadi sasaran aksi massa pro maupun kontra dari salah satu pasangan cagub-cawagub Jatim peserta Pilgub Agustus nanti. Sementara itu , untuk mengambil keputusan final terkait lolos tidaknya cagub-cawagub Jatim, seluruh komisioner KPU Jatim menggelar rapat pleno secara tertutup di ruang aula lantai 2. Rapat pleno dipimpin Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Achmad. (dedy/ara)