Polisi Belum Menetapkan Tersangka Pembobolan Brankas BANGKALAN â" Pembobolan brankas milik SMAN 3 Bangkalan, yang berisi uang ratusan ...
Polisi Belum Menetapkan Tersangka Pembobolan Brankas
BANGKALAN â" Pembobolan brankas milik SMAN 3 Bangkalan, yang berisi uang ratusan juta rupiah rupanya masih buram. Lebih satu bulan, polisi belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus tersebut. Padahal, dugaan kuat mengarah pada orang dalam yang terlibat memuluskan aksi tersebut. Sejauh ini, Polres Bangkalan masih melakukan penyelidikan terhadap saksi-saksi pada kejadian itu. Selain itu, perbedaan nominal uang yang disebutkan antara pihak kepolisian dengan kepala sekolah cukup menjadi perhatian. Melalui Kepala SMAN 3 Bangkalan Maria Ulfa, saat dikonfirmasi mengatakan setelah dikalkulasi kurang lebih Rp 375 juta hilang. Mengenai jumlah awal yang sempat beredar di media sebanyak Rp 200 juta waktu lalu, rupanya masih belum dilakukan kroscek ulang, sehingga pihaknya asal menyebut saja. Menurutnya, uang tersebut baru diambil dari bank sehari sebelum kejadian, yakni hari Kamis (20/6) oleh bendahara sekolah. Semua transaksi keuangan, bendahara yang paling bertanggung jawab. Mengenai pelaporannya, setiap bulan memang diajukan kepada kepala sekolah. âSaya tidak tahu mengenai bentuk uangnya. Sebab, saya selalu menerima pelaporannya saja. Sementara untuk transaksi setiap hari saya juga tidak mengetahui hal itu,â ujarnya. Uang tersebut rupanya akan dialokasikan sesuai kepentingan sekolah, salah satunya untuk pembuatan saluran air dan resapan. Sebab, sekolah yang bersangkutan merupakan sekolah adiwiyata. Termasuk, berisi gaji GTT dan PTT. Karena tidak sempat didistribusikan secara langsung, uang tersebut disimpan di dalam brankas. Pada saat itu, bendahara mengaku hendak pergi ke Klampis karena ada acara keluarga. âTernyata malam harinya langsung lenyap. Kami pun langsung melapor ke kepala dinas dan pihak kepolisian. Sejauh ini belum ada titik terang mengenai tersangka dari pihak kepolisian,â ungkapnya. Saat kejadian, dia pun curiga ada kunci duplikat. Sebab, tidak ada kerusakan sama sekali pada brankas yang dibobol. Dirinya sering mempertanyakan kepada kepolisian, sejauh apa penyidikan yang dilakukan. Sebab, dirinya menilai kasus pembobolan brankas tersebut terlalu lambat, karena masih dalam pemeriksaan saksi-saksi. Saat dikonfirmasi kepada kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Mohni berharap polisi bisa mengungkap kasus tersebut agar kejadian yang menimpa SMAN 3 secepatnya terungkap. Jika kasus tersebut masih belum terungkap, kemungkinan ada mahluk halus yang terlibat. âJangan-jangan Jin yang mengambil uang tersebut, karena brankasnya tidak dalam kondisi rusak. Sebab, di sekolah itu sering kali terjadi kesurupan massal,â candanya. Sementara itu Kapolres Bangkalan, AKBP Sulistiyono menjelaskan ada enam orang yang sudah diperiksa sebagai saksi. Pihaknya mengaku akan mendalami pemeriksaannya. Sebab, kepolisian belum bisa mengarah untuk mencurigai kepada salah satu orang. Sebelumnya pihak kepolisian mencurigai adanya keterlibatan orang dalam. Sebab, banyak kejanggalan yang terjadi pada kasus tersebut. Semisal, brankas yang berisi uang tidak mengalami kerusakan. Sedangkan brankas lainnya mengalami kerusakan. Diduga hal itu sebagai alibi pelaku untuk mengaburkan aksi tersebut. (ori/rah)
BANGKALAN â" Pembobolan brankas milik SMAN 3 Bangkalan, yang berisi uang ratusan juta rupiah rupanya masih buram. Lebih satu bulan, polisi belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus tersebut. Padahal, dugaan kuat mengarah pada orang dalam yang terlibat memuluskan aksi tersebut. Sejauh ini, Polres Bangkalan masih melakukan penyelidikan terhadap saksi-saksi pada kejadian itu. Selain itu, perbedaan nominal uang yang disebutkan antara pihak kepolisian dengan kepala sekolah cukup menjadi perhatian. Melalui Kepala SMAN 3 Bangkalan Maria Ulfa, saat dikonfirmasi mengatakan setelah dikalkulasi kurang lebih Rp 375 juta hilang. Mengenai jumlah awal yang sempat beredar di media sebanyak Rp 200 juta waktu lalu, rupanya masih belum dilakukan kroscek ulang, sehingga pihaknya asal menyebut saja. Menurutnya, uang tersebut baru diambil dari bank sehari sebelum kejadian, yakni hari Kamis (20/6) oleh bendahara sekolah. Semua transaksi keuangan, bendahara yang paling bertanggung jawab. Mengenai pelaporannya, setiap bulan memang diajukan kepada kepala sekolah. âSaya tidak tahu mengenai bentuk uangnya. Sebab, saya selalu menerima pelaporannya saja. Sementara untuk transaksi setiap hari saya juga tidak mengetahui hal itu,â ujarnya. Uang tersebut rupanya akan dialokasikan sesuai kepentingan sekolah, salah satunya untuk pembuatan saluran air dan resapan. Sebab, sekolah yang bersangkutan merupakan sekolah adiwiyata. Termasuk, berisi gaji GTT dan PTT. Karena tidak sempat didistribusikan secara langsung, uang tersebut disimpan di dalam brankas. Pada saat itu, bendahara mengaku hendak pergi ke Klampis karena ada acara keluarga. âTernyata malam harinya langsung lenyap. Kami pun langsung melapor ke kepala dinas dan pihak kepolisian. Sejauh ini belum ada titik terang mengenai tersangka dari pihak kepolisian,â ungkapnya. Saat kejadian, dia pun curiga ada kunci duplikat. Sebab, tidak ada kerusakan sama sekali pada brankas yang dibobol. Dirinya sering mempertanyakan kepada kepolisian, sejauh apa penyidikan yang dilakukan. Sebab, dirinya menilai kasus pembobolan brankas tersebut terlalu lambat, karena masih dalam pemeriksaan saksi-saksi. Saat dikonfirmasi kepada kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Mohni berharap polisi bisa mengungkap kasus tersebut agar kejadian yang menimpa SMAN 3 secepatnya terungkap. Jika kasus tersebut masih belum terungkap, kemungkinan ada mahluk halus yang terlibat. âJangan-jangan Jin yang mengambil uang tersebut, karena brankasnya tidak dalam kondisi rusak. Sebab, di sekolah itu sering kali terjadi kesurupan massal,â candanya. Sementara itu Kapolres Bangkalan, AKBP Sulistiyono menjelaskan ada enam orang yang sudah diperiksa sebagai saksi. Pihaknya mengaku akan mendalami pemeriksaannya. Sebab, kepolisian belum bisa mengarah untuk mencurigai kepada salah satu orang. Sebelumnya pihak kepolisian mencurigai adanya keterlibatan orang dalam. Sebab, banyak kejanggalan yang terjadi pada kasus tersebut. Semisal, brankas yang berisi uang tidak mengalami kerusakan. Sedangkan brankas lainnya mengalami kerusakan. Diduga hal itu sebagai alibi pelaku untuk mengaburkan aksi tersebut. (ori/rah)