Perempuan di Balik Kesuksesan Said Abdullah Siapa yang tidak kenal Said Abdullah, sosok lintas batas asli Sumenep, Madura. Sepak terjangnya ...
Perempuan di Balik Kesuksesan Said Abdullah
Siapa yang tidak kenal Said Abdullah, sosok lintas batas asli Sumenep, Madura. Sepak terjangnya di jagad nusantara ini sudah tak lagi diragukan. Banyak predikat pun dia sandang, sebagai sosok penggiat budaya, penggaga media, lintas batas, politikus andal, dan sosok yang peduli rakyat kecil. Kini, sosok nasionalis-marhanis tersebut dipercaya oleh partai kebanggaannya, PDI Perjuangan untuk mendampingi Bambang Dwi Hartono dalam Pemilihan Gubernur Jatim Agustus mendatang. Sungguh luar biasa perjalanannya sebagai sosok yang populis asli orang Madura. Tak ada yang meragukan, dirinya benar-benar telah menjelma mmenjadi orang yang layak disejajarkan dengan tokoh sekaliber Prof. A. Latief Wiyata, Mien Ahmat RIfaâie, D. Zawawi Imron dan tokoh-tokoh Madura lain yang sukses meniti kariri di nun jauh sana. Namun, kita pasti akan bertanya-tanya, apa resep sosok lintas batas tersebut dikenal di seantero jagad Madura. Pasti orang akan berpikir karena dia orang berharta atau memang bakatnya. Tetapi kalau coba ditelisik lebih jauh justru Said Abdullah awalnya bukanlah orang yang kaya seperti yang kita persangkakan, malah dia berangkat dari nol dalam meniti karir. Kata orana Madura apesta tibiâ. Atau siapa yang ada di balik kesuksesan Said Abdullah. Secara kasat mata mungkin kita berpikir karena dia punya uang, atau karena dia punya guru, atau mungkin karena dia damping oleh tim-tim yang hebat. Di satu sisi tidak disalahkan, tetapi kita tidak akan menyangka bahwa dibalik kesuksesannya menjadi orang hebat adalah istri tercintanya, Ny. Khalida Ayu Winarti. Kiranya ungkapan yang berbunyi  âDi balik kesuksesan seorang lelaki, pasti ada perempuan hebat di belakangnyaâ ternyata memang benar adanya.  Harus diakui oleh siapapun bahwa di balik sifatnya yang lemah lembut dan penyayang itu ternyata di sanalah tersimpan kekuatan perempaun. Hal tersebut dapat ditemukan pada sosok perempuan pendamping setia Said Abdulah, Ny. Khalida Ayu WInarti. Sehingga kekuatan hebat yang berlaku pula dalam kehidupan seorang Basuki Tjahaja Purnama. Dalam kariernya hingga saat ini memegang jabatan sebagai anggota DPR RI, Said Abdullah didukung sosok perempuan bernama Ny. Khalida Ayu Winarti. Sungguh luar biasa pengorbanannya kepada sang suami, jika boleh membandingkan mungkin hampir sama dengan Sinta Nuriyah, istri mendiang Gus Dur yang dengan senang hati terus ada untuknya, baik sebagai istri Gus Dur saat jadi, Presiden, Kiai maupun orang biasa. Istri yang telah dikaruniai tiga orang anak ini tetap setia mendampingi kesibukan suaminya. Ayu, begitu panggilan akrabnya, mengaku telah menanamkan sifat mandiri sejak kecil, karena dia tahu bahwa suami tercinta menjadi pelayan rakyat di negeri ini, sehingga harus betul-betul bisa membagi waktu dengan baik. âKan setelah menikah seorang isteri juga berpikir bagaimana tidak selalu menggantungkan hidup kepada suamiâ"ucap ibu Ayu, yang kini juga ikut memikul tugas mendampingi Said Abdullah menyapa rakyat kecil. Support di Balik Layar Sosok perempuan kelahiran Cilacap, 2 Januari 1965 itu telah menemani Said Abdullah sejak suami tercintanya itu masih belum masuk pada ranah politik. Tahun 2003 merupakan kali pertama suaminya itu masuk ke politik untuk menjadi anggota DPR RI Komisi VIII dari partai berlambang moncong putih, PDI Perjuangan, yaitu periode 2004-2009. Pada tahun 2004 Said Abdullah terpilih sebagai anggota DPR RI mewakili Madura. Lima tahun kepemimpinannya, seolah Said Abduulah atau akrab disapa Buya belum puas rasanya memperjuangkan Madura, sehingga pada kontestasi politik selanjutnya, dirinya maju lagi tahun pada pileg 2009-2014, akhirnya Said Abdullah kembali terpilih lagi. Said Abdullah pun berhasil menjadi menjadi anggota DPR RI mewakili etnis Madura di Parlemen. âApapun kondisinya, saya sebagai isteri akan terus mendukung kemana dia akan berproses. Apalagi yang dilakukan dia adalah benar dan terbaik, yaitu untuk melayani rakyat. Jadi saya mendukung penuh dimanapun dan sampai kapanpun,â kata Bu Ayu kepada Koran Madura, Senin (29/7) saat ditemui di kediamannya di Jalan Kartini, Kapanjen. Ketika ditanya hal yang paling berkesan menjadi istri Said Abdullah walaupun menjadi oranag sibuk, menurutnya dia bangga pada suaminya karena sesibuk apapun dia masih menyisikan waktu untuk keluarga walau hanya dua hari atau tiga hari, bahkan hanya satu atau dua jam ada di rumah. Tetapi menurut Ayu, suasana itu menjadi waktu yang paling tepat untuk berbagi rasa dan derita bersama suami bersama kempat anaknya, yaitu Kaisar Kiasa Kasih Said Putra(20), Lillahi Mas Bergas Da Marcil (16), Mas Azel Haq Sang Patriakh (12) dan Seta Zerlinda Saneta Sawiya (7). Selebihnya, dia menuturkan bahwa Said Abdullah seringkali pulang tanpa waktu yang teratur, kadang satu minggu, kadang setengah bulan. Bahkan kerap pulang larut malam saat anak-anaknya sudah terlelap tidur.namun, meski demikian, ibu Ayu mengaku, kondisi seperti itu tidak menjadi penghalang untuk terus menjalin komunikasi dengan sang suami. âKalau malam tidak sempat menjenguk putranya, dipastikan paginya pas sarapan pagi atau bangun tidur bapak mulai bercanda ria bersama anak-anak. Karena, selain dia orang yang sangat terbuka kok, dia juga sayang isteri dan anak, termasuk kadang sehari atau dua datang ke Jakarta demi anak-anak. Walaupun ketemunya cuma berapa jam,â katanya sembari tersenyum. Ayu; Ia yang Terus Hidup dalam Suka Duka Said Sebagai istri orang yang dikenal dan sehari-harinya mengemban tugas Negara memang harus sabar dan kuat. Bahkan tak ada yang menggaransi suatu saat dirnya merasa bosan dan merasa ada yang kurang karena tanpa kehadiran suami yang secara full time ada untuk istri. Namun, hal itu tak berlaku untuk Ibu Ayu. Malah sebaliknya, saat dia pulang, dan Said dalam keadaan lelah, Ibu Ayulah yang terus menghibur. Bahkan ketika dia hendak berangkat kerja dialah yang menyiapkan segalanya, baik memprsiapkan baju, sepatu, dan apapun yang harus dibawa. âJadi, semua perlengkapannya saya siapkan, karena saya tahu apa tugas istri,â ucapnya. Tidak hanya itu, Ayu juga adalah orang yang selalu mengingatkan ketika Said Abdullah mau berangkat kerja. âTermasuk ada suasana canda tawa saat saya mengingatkan agar dia tidak lupa membawa kosmetik sebgai penahan panas. Termasuk vitamin, obat-obat ringan, dll,â imbuhnya. Termasuk sang istri tercinta pun tahu apa resep saat suaminya itu lagi dalam keadaan stress âGampang ketika bapak lagi stres atau banyak pikiran, saya suruh dia rileks supaya bisa memulihkan pikiran yang terlalu penat. Istilahnya istirahat, makan yang cukup, diajak ngobrol dan bersantai,â ujarnya Jika masih belum mempan, ada trik, yaitu carikan tukang pijet, karena menurutnya kalau suda ada tukang pijet pasti rasa penat itu mulai hilang. âKalau saya yang pijet sendiri suami saya itu tidak mau, katanya geli,â katanya . Disinggung pengalaman yang paling berkesan saat mendampingi bapak, Ayu menutrukan bahwa pernah suatu ketika dirinya di telpon sama Pak Said, karena awalnya tak punya agenda, tiba-tiba diajak konvoi dari DPD sampai ke KPU. âItu saya tidak ada agenda itu lo, tiba-tiba diajak konvoi, padahal saya baru dari bandara mau langsung ke Sumenep, ah, di tengah jalan tiba-tiba di telpon. Belum lagi pada saat itu saya memakai sandal hak tinggi. Sakit banget rasanya, tapi mau gimana lagi, demi mendampingi suami,â ungkapnya tersenyum, Pak Said pun tersenyum juga saat mendampinginya. Ibu Ayu juga menuturkan bahwa kalau dirinya lagi rindu setengah mati kepada sang uami, biasanya saat kepulangannya ke Jakarta, Ibu Ayu memanggilnya dengan sebutan âSayâ. âSaya manggil bapak itu dengan panggilan say (sayang). Waktu itu sudah 10 hari saya tidak ketemu dengan bapak, bapak ada di Surabaya sedangkan saya ada di Jakarta,â katanya. Melihat suami dicalonkan jadi Cawagub Jatim, Ibu Ayu tak pernah merasa khawatir walaupun agak tambah sibuk. âKalau dulu ketika mencalonkan legislatif, bapak tidak sibuk seperti hari ini. Mungkin karena waktunya yang mepet ya, sehingga kalau dulu bapak masih ada waktu untuk keluarga pasti mengajak untuk jalan-jalan, tetapi bagi saya itu tak menjadi penghalang. Malah saya tambah bangga,â jelasnya. Punya Firasat Menang Kini, Ny. Khalida Ayu Winarti, justru juga sudah turun tangan mendampingi suami. Bahkan yang dulunya tidak ikut-ikutan turun, sekarang ibu Ayu juga memanfaatkan peran sebagai perempuan. âSaat legislatif dulu saya tidak pernah sosialisasi sendiri ke masyarakat, hanya mendampingi bapak saja. Tapi kok sekarang saya mempunyai keinginan untuk sosialisasi, berkenalan langsung dengan masyarakat, karena saya ingin tahu bagaimana kondisi masyarakat hari ini,â ucapnya Dia menuturkan bahwa keinginannya turun ke masyarakat hanya ingin dapat mengukur kemampuan dirinya sebagai istri orang sibuk. âSaya ingin mengukur kemampuan saya dalam memperkenalkan bapak ke masyarakat, jadi tim sukses suami sendiri,â ujarnya sembari tertawa berbarengan dengan sang Sumai. Disinggu sudah berapa daerah di Sumenep yang didatangi, Ayu mengatakan bahwa dirinya turun ke masyarakat sudah 5 daerah dalam wktu 3 hari. âSaya fokus di Sumenep karena di sini merupakan tempat kelahiran bapak. Jadi harus menang di daerah sendiri,â tambanya. Dalam pencalonan suaminya dalam pilgub kali ini, Ny. Khalida Ayu Winarti punya keyakinan sang suami itu akan menjadi pemenang. âEntahlah, saya sekarang punya firasat bapak itu akan menang dalam pilgub mendatang, mudah-mudahan firasat itu benar-benar terjadi,â imbuhnya. (sym)
Siapa yang tidak kenal Said Abdullah, sosok lintas batas asli Sumenep, Madura. Sepak terjangnya di jagad nusantara ini sudah tak lagi diragukan. Banyak predikat pun dia sandang, sebagai sosok penggiat budaya, penggaga media, lintas batas, politikus andal, dan sosok yang peduli rakyat kecil. Kini, sosok nasionalis-marhanis tersebut dipercaya oleh partai kebanggaannya, PDI Perjuangan untuk mendampingi Bambang Dwi Hartono dalam Pemilihan Gubernur Jatim Agustus mendatang. Sungguh luar biasa perjalanannya sebagai sosok yang populis asli orang Madura. Tak ada yang meragukan, dirinya benar-benar telah menjelma mmenjadi orang yang layak disejajarkan dengan tokoh sekaliber Prof. A. Latief Wiyata, Mien Ahmat RIfaâie, D. Zawawi Imron dan tokoh-tokoh Madura lain yang sukses meniti kariri di nun jauh sana. Namun, kita pasti akan bertanya-tanya, apa resep sosok lintas batas tersebut dikenal di seantero jagad Madura. Pasti orang akan berpikir karena dia orang berharta atau memang bakatnya. Tetapi kalau coba ditelisik lebih jauh justru Said Abdullah awalnya bukanlah orang yang kaya seperti yang kita persangkakan, malah dia berangkat dari nol dalam meniti karir. Kata orana Madura apesta tibiâ. Atau siapa yang ada di balik kesuksesan Said Abdullah. Secara kasat mata mungkin kita berpikir karena dia punya uang, atau karena dia punya guru, atau mungkin karena dia damping oleh tim-tim yang hebat. Di satu sisi tidak disalahkan, tetapi kita tidak akan menyangka bahwa dibalik kesuksesannya menjadi orang hebat adalah istri tercintanya, Ny. Khalida Ayu Winarti. Kiranya ungkapan yang berbunyi  âDi balik kesuksesan seorang lelaki, pasti ada perempuan hebat di belakangnyaâ ternyata memang benar adanya.  Harus diakui oleh siapapun bahwa di balik sifatnya yang lemah lembut dan penyayang itu ternyata di sanalah tersimpan kekuatan perempaun. Hal tersebut dapat ditemukan pada sosok perempuan pendamping setia Said Abdulah, Ny. Khalida Ayu WInarti. Sehingga kekuatan hebat yang berlaku pula dalam kehidupan seorang Basuki Tjahaja Purnama. Dalam kariernya hingga saat ini memegang jabatan sebagai anggota DPR RI, Said Abdullah didukung sosok perempuan bernama Ny. Khalida Ayu Winarti. Sungguh luar biasa pengorbanannya kepada sang suami, jika boleh membandingkan mungkin hampir sama dengan Sinta Nuriyah, istri mendiang Gus Dur yang dengan senang hati terus ada untuknya, baik sebagai istri Gus Dur saat jadi, Presiden, Kiai maupun orang biasa. Istri yang telah dikaruniai tiga orang anak ini tetap setia mendampingi kesibukan suaminya. Ayu, begitu panggilan akrabnya, mengaku telah menanamkan sifat mandiri sejak kecil, karena dia tahu bahwa suami tercinta menjadi pelayan rakyat di negeri ini, sehingga harus betul-betul bisa membagi waktu dengan baik. âKan setelah menikah seorang isteri juga berpikir bagaimana tidak selalu menggantungkan hidup kepada suamiâ"ucap ibu Ayu, yang kini juga ikut memikul tugas mendampingi Said Abdullah menyapa rakyat kecil. Support di Balik Layar Sosok perempuan kelahiran Cilacap, 2 Januari 1965 itu telah menemani Said Abdullah sejak suami tercintanya itu masih belum masuk pada ranah politik. Tahun 2003 merupakan kali pertama suaminya itu masuk ke politik untuk menjadi anggota DPR RI Komisi VIII dari partai berlambang moncong putih, PDI Perjuangan, yaitu periode 2004-2009. Pada tahun 2004 Said Abdullah terpilih sebagai anggota DPR RI mewakili Madura. Lima tahun kepemimpinannya, seolah Said Abduulah atau akrab disapa Buya belum puas rasanya memperjuangkan Madura, sehingga pada kontestasi politik selanjutnya, dirinya maju lagi tahun pada pileg 2009-2014, akhirnya Said Abdullah kembali terpilih lagi. Said Abdullah pun berhasil menjadi menjadi anggota DPR RI mewakili etnis Madura di Parlemen. âApapun kondisinya, saya sebagai isteri akan terus mendukung kemana dia akan berproses. Apalagi yang dilakukan dia adalah benar dan terbaik, yaitu untuk melayani rakyat. Jadi saya mendukung penuh dimanapun dan sampai kapanpun,â kata Bu Ayu kepada Koran Madura, Senin (29/7) saat ditemui di kediamannya di Jalan Kartini, Kapanjen. Ketika ditanya hal yang paling berkesan menjadi istri Said Abdullah walaupun menjadi oranag sibuk, menurutnya dia bangga pada suaminya karena sesibuk apapun dia masih menyisikan waktu untuk keluarga walau hanya dua hari atau tiga hari, bahkan hanya satu atau dua jam ada di rumah. Tetapi menurut Ayu, suasana itu menjadi waktu yang paling tepat untuk berbagi rasa dan derita bersama suami bersama kempat anaknya, yaitu Kaisar Kiasa Kasih Said Putra(20), Lillahi Mas Bergas Da Marcil (16), Mas Azel Haq Sang Patriakh (12) dan Seta Zerlinda Saneta Sawiya (7). Selebihnya, dia menuturkan bahwa Said Abdullah seringkali pulang tanpa waktu yang teratur, kadang satu minggu, kadang setengah bulan. Bahkan kerap pulang larut malam saat anak-anaknya sudah terlelap tidur.namun, meski demikian, ibu Ayu mengaku, kondisi seperti itu tidak menjadi penghalang untuk terus menjalin komunikasi dengan sang suami. âKalau malam tidak sempat menjenguk putranya, dipastikan paginya pas sarapan pagi atau bangun tidur bapak mulai bercanda ria bersama anak-anak. Karena, selain dia orang yang sangat terbuka kok, dia juga sayang isteri dan anak, termasuk kadang sehari atau dua datang ke Jakarta demi anak-anak. Walaupun ketemunya cuma berapa jam,â katanya sembari tersenyum. Ayu; Ia yang Terus Hidup dalam Suka Duka Said Sebagai istri orang yang dikenal dan sehari-harinya mengemban tugas Negara memang harus sabar dan kuat. Bahkan tak ada yang menggaransi suatu saat dirnya merasa bosan dan merasa ada yang kurang karena tanpa kehadiran suami yang secara full time ada untuk istri. Namun, hal itu tak berlaku untuk Ibu Ayu. Malah sebaliknya, saat dia pulang, dan Said dalam keadaan lelah, Ibu Ayulah yang terus menghibur. Bahkan ketika dia hendak berangkat kerja dialah yang menyiapkan segalanya, baik memprsiapkan baju, sepatu, dan apapun yang harus dibawa. âJadi, semua perlengkapannya saya siapkan, karena saya tahu apa tugas istri,â ucapnya. Tidak hanya itu, Ayu juga adalah orang yang selalu mengingatkan ketika Said Abdullah mau berangkat kerja. âTermasuk ada suasana canda tawa saat saya mengingatkan agar dia tidak lupa membawa kosmetik sebgai penahan panas. Termasuk vitamin, obat-obat ringan, dll,â imbuhnya. Termasuk sang istri tercinta pun tahu apa resep saat suaminya itu lagi dalam keadaan stress âGampang ketika bapak lagi stres atau banyak pikiran, saya suruh dia rileks supaya bisa memulihkan pikiran yang terlalu penat. Istilahnya istirahat, makan yang cukup, diajak ngobrol dan bersantai,â ujarnya Jika masih belum mempan, ada trik, yaitu carikan tukang pijet, karena menurutnya kalau suda ada tukang pijet pasti rasa penat itu mulai hilang. âKalau saya yang pijet sendiri suami saya itu tidak mau, katanya geli,â katanya . Disinggung pengalaman yang paling berkesan saat mendampingi bapak, Ayu menutrukan bahwa pernah suatu ketika dirinya di telpon sama Pak Said, karena awalnya tak punya agenda, tiba-tiba diajak konvoi dari DPD sampai ke KPU. âItu saya tidak ada agenda itu lo, tiba-tiba diajak konvoi, padahal saya baru dari bandara mau langsung ke Sumenep, ah, di tengah jalan tiba-tiba di telpon. Belum lagi pada saat itu saya memakai sandal hak tinggi. Sakit banget rasanya, tapi mau gimana lagi, demi mendampingi suami,â ungkapnya tersenyum, Pak Said pun tersenyum juga saat mendampinginya. Ibu Ayu juga menuturkan bahwa kalau dirinya lagi rindu setengah mati kepada sang uami, biasanya saat kepulangannya ke Jakarta, Ibu Ayu memanggilnya dengan sebutan âSayâ. âSaya manggil bapak itu dengan panggilan say (sayang). Waktu itu sudah 10 hari saya tidak ketemu dengan bapak, bapak ada di Surabaya sedangkan saya ada di Jakarta,â katanya. Melihat suami dicalonkan jadi Cawagub Jatim, Ibu Ayu tak pernah merasa khawatir walaupun agak tambah sibuk. âKalau dulu ketika mencalonkan legislatif, bapak tidak sibuk seperti hari ini. Mungkin karena waktunya yang mepet ya, sehingga kalau dulu bapak masih ada waktu untuk keluarga pasti mengajak untuk jalan-jalan, tetapi bagi saya itu tak menjadi penghalang. Malah saya tambah bangga,â jelasnya. Punya Firasat Menang Kini, Ny. Khalida Ayu Winarti, justru juga sudah turun tangan mendampingi suami. Bahkan yang dulunya tidak ikut-ikutan turun, sekarang ibu Ayu juga memanfaatkan peran sebagai perempuan. âSaat legislatif dulu saya tidak pernah sosialisasi sendiri ke masyarakat, hanya mendampingi bapak saja. Tapi kok sekarang saya mempunyai keinginan untuk sosialisasi, berkenalan langsung dengan masyarakat, karena saya ingin tahu bagaimana kondisi masyarakat hari ini,â ucapnya Dia menuturkan bahwa keinginannya turun ke masyarakat hanya ingin dapat mengukur kemampuan dirinya sebagai istri orang sibuk. âSaya ingin mengukur kemampuan saya dalam memperkenalkan bapak ke masyarakat, jadi tim sukses suami sendiri,â ujarnya sembari tertawa berbarengan dengan sang Sumai. Disinggu sudah berapa daerah di Sumenep yang didatangi, Ayu mengatakan bahwa dirinya turun ke masyarakat sudah 5 daerah dalam wktu 3 hari. âSaya fokus di Sumenep karena di sini merupakan tempat kelahiran bapak. Jadi harus menang di daerah sendiri,â tambanya. Dalam pencalonan suaminya dalam pilgub kali ini, Ny. Khalida Ayu Winarti punya keyakinan sang suami itu akan menjadi pemenang. âEntahlah, saya sekarang punya firasat bapak itu akan menang dalam pilgub mendatang, mudah-mudahan firasat itu benar-benar terjadi,â imbuhnya. (sym)