Penumpang Bertahan di Pelabuhan SUMENEP â" Cuaca buruk masih belum kembali normal, sehingga sejumlah kapal belum bisa melakukan pelaya...
Penumpang Bertahan di Pelabuhan
SUMENEP â" Cuaca buruk masih belum kembali normal, sehingga sejumlah kapal belum bisa melakukan pelayaran. Ratusan penumpang menuju Pulau Kangean dan Masalembu hingga Rabu (3/7) tertahan di Pelabuhan Kalianget, karena tidak ada kapal yang melakukan aktivitas berlayar. Yati (45), penumpang kapal dengan tujuan Masalembu, sudah beberapa hari terpaksa menginap di pelabuhan, karena Kapal Perintis Sabuk Nusantara yang mestinya berangkat ke Masalembu, tidak berani melakukan pelayaran, cuaca tidak bersahabat. "Mestinya kapal ke Masalembu berangkat Rabu (3/7) siang. Tapi ternyata informasi yang saya dapat, kapal sementara sandar di Pelabuhan Kalianget. Tidak berani berangkat karena cuaca buruk. Angin kencang dan ombak tinggi," terangnya, Rabu (3/7). Untuk istirahat sambil menunggu kapal berlayat, dirinya menginap di pelabuhan, karena tidak memiliki sanak saudara di daratan Kota Sumenep. Sedangkan untuk tinggal di hotel, dirinya tidak punya cukup uang. "Ya saya sementara tidur di kantor pelabuhan ini, karena mau tidur di hotel juga saya tak punya uang. Bekal hanya pas-pasan," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Suhdi, warga asal Pulau Kangean. Dirinya sudah tertahan di Pelabuhan Kalianget sejak hari Senin (1/7). Sampai saat ini belum ada kapal yang berangkat. "Senin kemarin kapal cepat ke Kangean tak berangkat karena angin kencang dan ombak besar. Ternyata sekarang pun kapal DBS tak berangkat juga, karena cuaca buruk. Ya terpaksa saya menginap di pelabuhan, menunggu ada kapal yang berangkat ke Kangean," ungkapnya. Manajer Operasional Kapal DBS 1 Bambang Supriyo mengatakan, ketidakberangkatan kapal sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan itu akibat dari cuaca yang tiba-tiba buruk, sehingga sangat berbahaya jika dipaksakan. "Sebenarnya jadwal keberangkatan sudah ditentukan, tapi kondisi cuaca berubah, tidak bersahabat, akhirnya ditunda dulu hingga cuaca membaik," katanya. Direktur PT Sumekar, operator Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS), Rasul Djunaedy menjelaskan, pihaknya tidak berani memberangkatkan kapal, karena cuaca sangat buruk. "Berdasarkan informasi dari BMKG, saat ini ketinggian ombak mencapai 4 meter. Kami tidak mungkin memaksakan diri untuk berlayar, karena justru akan membahayakan keselamatan," terangnya. Ia mengaku akan memberangkatkan kapal apabila cuaca sudah membaik. Pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau kondisi cuaca. "Kalau nanti cuaca sudah bersahabat, maka kami akan memberangkatkan kapal. Jadi kami meminta pada para penumpang untuk bersabar, karena ini menyangkut cuaca, dan keselamatan penumpang," pungkasnya. Kepala BMKG Kalianget Joko Sulistiyo memprediksi, cuaca buruk yang terjadi di perairan Sumenep saat ini akan bertahan hingga tujuh hari ke depan. Pihaknya meminta seluruh pelayaran kapal ke kepulauan untuk dihentikan sampai cuaca normal kembali. "Kami dari BMKG ini kan sifatnya hanya menginformasikan kondisi cuaca. Dan mengimbau pelayaran ke kepulauan, sebaiknya dihentikan dulu, tapi ini bukan larangan. Keputusan akhir apakah kapal bisa berlayar atau tidak, tergantung pada syahbandar dan nahkoda," katanya. Sedangkan kecepatan angin yang terjadi di Sumenep saat ini mencapai 24 knot atau sekitar 50 kilo meter perjam, sehingga mengakibatkan terjadi gelombang tinggi mencapai 3 sampai 4 meter dalam beberapa hari kedepan. "Memang sekarang kondisi cuaca sekarang sedang buruk, angin serta gelombang sangat tinggi, itu sudah diluar cuaca norma seperti biasanya, " jelas Joko. Jadi semua operator kapal yang beroperasi menuju kepulaun, seperti Perintis, Sabuk Nusantara, Dharma Bahari Sumekar, Ekspres Bahari, tidak beroperasi karena gelombang yang sangat berbahaya bagi pelayaran. Suplai Makanan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, memberikan bantuan berupa makanan siap saji kepada penumpang yang bertahan di pelabuhan. Wakil Bupati Sumenep Soengkono Sidik menjelaskan, pihaknya siap untuk memberikan bantuan pada warga kepulauan yang tertahan di pelabuhan karena cuaca buruk. "Kan ada dana untuk pemberian bantuan tersebut, melalui Dinas Sosial dan BPBD. Ini kan kategori bencana juga. Tidak bisa berlayar karena alam, karena cuaca buruk," katanya, Rabu (03/7) Menurut Soengkono, pihaknya akan memberikan bantuan berupa makanan kepada para penumpang di pelabuhan sampai kembali bisa berlayar. "Seperti yang sudah kami lakukan sebelumnya, ketika terjadi cuaca buruk, maka kami akan mengirimkan nasi bungkus pada para penumpang di pelabuhan," ujarnya. Antisipasi Penumpang Sakit Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumenep Anugerah Rizka Rahadi mengatakan, akan mengirimkan tenaga medis untuk memantau kondisi kesehatan para penumpang kapal yang menginap di pelabuhan. "Saya akan instruksikan pada Puskesmas Kalianget, untuk mengirimkan tenaga kesehatan ke pelabuhan," katanya. Rizka menambahkan, pihaknya akan mengirimkan minimal dua tenaga kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan para penumpang. "Petugas kami memang tidak menetap di pelabuhan, tapi akan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan penumpang setiap hari. Ini rutin kami lakukan, setiap kali ada penumpang kapal yang menginap di pelabuhan," imbuhnya. (edy/athink/mk)
SUMENEP â" Cuaca buruk masih belum kembali normal, sehingga sejumlah kapal belum bisa melakukan pelayaran. Ratusan penumpang menuju Pulau Kangean dan Masalembu hingga Rabu (3/7) tertahan di Pelabuhan Kalianget, karena tidak ada kapal yang melakukan aktivitas berlayar. Yati (45), penumpang kapal dengan tujuan Masalembu, sudah beberapa hari terpaksa menginap di pelabuhan, karena Kapal Perintis Sabuk Nusantara yang mestinya berangkat ke Masalembu, tidak berani melakukan pelayaran, cuaca tidak bersahabat. "Mestinya kapal ke Masalembu berangkat Rabu (3/7) siang. Tapi ternyata informasi yang saya dapat, kapal sementara sandar di Pelabuhan Kalianget. Tidak berani berangkat karena cuaca buruk. Angin kencang dan ombak tinggi," terangnya, Rabu (3/7). Untuk istirahat sambil menunggu kapal berlayat, dirinya menginap di pelabuhan, karena tidak memiliki sanak saudara di daratan Kota Sumenep. Sedangkan untuk tinggal di hotel, dirinya tidak punya cukup uang. "Ya saya sementara tidur di kantor pelabuhan ini, karena mau tidur di hotel juga saya tak punya uang. Bekal hanya pas-pasan," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Suhdi, warga asal Pulau Kangean. Dirinya sudah tertahan di Pelabuhan Kalianget sejak hari Senin (1/7). Sampai saat ini belum ada kapal yang berangkat. "Senin kemarin kapal cepat ke Kangean tak berangkat karena angin kencang dan ombak besar. Ternyata sekarang pun kapal DBS tak berangkat juga, karena cuaca buruk. Ya terpaksa saya menginap di pelabuhan, menunggu ada kapal yang berangkat ke Kangean," ungkapnya. Manajer Operasional Kapal DBS 1 Bambang Supriyo mengatakan, ketidakberangkatan kapal sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan itu akibat dari cuaca yang tiba-tiba buruk, sehingga sangat berbahaya jika dipaksakan. "Sebenarnya jadwal keberangkatan sudah ditentukan, tapi kondisi cuaca berubah, tidak bersahabat, akhirnya ditunda dulu hingga cuaca membaik," katanya. Direktur PT Sumekar, operator Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS), Rasul Djunaedy menjelaskan, pihaknya tidak berani memberangkatkan kapal, karena cuaca sangat buruk. "Berdasarkan informasi dari BMKG, saat ini ketinggian ombak mencapai 4 meter. Kami tidak mungkin memaksakan diri untuk berlayar, karena justru akan membahayakan keselamatan," terangnya. Ia mengaku akan memberangkatkan kapal apabila cuaca sudah membaik. Pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau kondisi cuaca. "Kalau nanti cuaca sudah bersahabat, maka kami akan memberangkatkan kapal. Jadi kami meminta pada para penumpang untuk bersabar, karena ini menyangkut cuaca, dan keselamatan penumpang," pungkasnya. Kepala BMKG Kalianget Joko Sulistiyo memprediksi, cuaca buruk yang terjadi di perairan Sumenep saat ini akan bertahan hingga tujuh hari ke depan. Pihaknya meminta seluruh pelayaran kapal ke kepulauan untuk dihentikan sampai cuaca normal kembali. "Kami dari BMKG ini kan sifatnya hanya menginformasikan kondisi cuaca. Dan mengimbau pelayaran ke kepulauan, sebaiknya dihentikan dulu, tapi ini bukan larangan. Keputusan akhir apakah kapal bisa berlayar atau tidak, tergantung pada syahbandar dan nahkoda," katanya. Sedangkan kecepatan angin yang terjadi di Sumenep saat ini mencapai 24 knot atau sekitar 50 kilo meter perjam, sehingga mengakibatkan terjadi gelombang tinggi mencapai 3 sampai 4 meter dalam beberapa hari kedepan. "Memang sekarang kondisi cuaca sekarang sedang buruk, angin serta gelombang sangat tinggi, itu sudah diluar cuaca norma seperti biasanya, " jelas Joko. Jadi semua operator kapal yang beroperasi menuju kepulaun, seperti Perintis, Sabuk Nusantara, Dharma Bahari Sumekar, Ekspres Bahari, tidak beroperasi karena gelombang yang sangat berbahaya bagi pelayaran. Suplai Makanan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, memberikan bantuan berupa makanan siap saji kepada penumpang yang bertahan di pelabuhan. Wakil Bupati Sumenep Soengkono Sidik menjelaskan, pihaknya siap untuk memberikan bantuan pada warga kepulauan yang tertahan di pelabuhan karena cuaca buruk. "Kan ada dana untuk pemberian bantuan tersebut, melalui Dinas Sosial dan BPBD. Ini kan kategori bencana juga. Tidak bisa berlayar karena alam, karena cuaca buruk," katanya, Rabu (03/7) Menurut Soengkono, pihaknya akan memberikan bantuan berupa makanan kepada para penumpang di pelabuhan sampai kembali bisa berlayar. "Seperti yang sudah kami lakukan sebelumnya, ketika terjadi cuaca buruk, maka kami akan mengirimkan nasi bungkus pada para penumpang di pelabuhan," ujarnya. Antisipasi Penumpang Sakit Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumenep Anugerah Rizka Rahadi mengatakan, akan mengirimkan tenaga medis untuk memantau kondisi kesehatan para penumpang kapal yang menginap di pelabuhan. "Saya akan instruksikan pada Puskesmas Kalianget, untuk mengirimkan tenaga kesehatan ke pelabuhan," katanya. Rizka menambahkan, pihaknya akan mengirimkan minimal dua tenaga kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan para penumpang. "Petugas kami memang tidak menetap di pelabuhan, tapi akan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan penumpang setiap hari. Ini rutin kami lakukan, setiap kali ada penumpang kapal yang menginap di pelabuhan," imbuhnya. (edy/athink/mk)