Pemisahan Kembar Siam Butuh Waktu Lama SURABAYA - Pemisahan bayi kembar siam asal Banyuwangi, Jatim, yang dirawat di RSUD dr. Soetomo Suraba...
Pemisahan Kembar Siam Butuh Waktu Lama
SURABAYA - Pemisahan bayi kembar siam asal Banyuwangi, Jatim, yang dirawat di RSUD dr. Soetomo Surabaya diperkirakan masih membutuhkan waktu lama karena harus menunggu berat badannya mencapai 10 kilogram. Anggota Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo dr. Arie Viariani di Surabaya, Senin, mengatakan berat badan bayi kembar siam asal Banyuwangi yang kini dirawat di ruang Irna Anak baru mencapi 8,5 kilogram. "Kalau sudah mendekati berat badan ideal, maka akan dilakukan diagnostik untuk memeriksa organnya termasuk pembuluh darah," katanya. Menurut dia, pemeriksaan secara menyeluruh tersebut dilakukan untuk mengetahui apa permasalahannya dan resikonya jika dilakukan operasi pemisahan?. Ia memperkirakan jika umur bayi kembar siam tersebut saat ini baru 6 bulan dengan berat badan 8 kilogram, maka bisa saja operasi pemisahan dilakukan pada umur 12 bulan atau mencapai berat badan 10 kilogram sebagaimana kebanyakan bayi pada umumnya. "Tapi itu pun dengan catatan pertumbuhan bayi bagus," katanya. Sementara itu, Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK mengatakan untuk rencana pemisahan, pihaknya akan mengupayakan dengan obat-obatan agar kondisinya tetap stabil dahulu "Alhamdulillah untuk bayi asal Banyuwangi paling stabil jika dibandingkan dua bayi kembar siam dari Kediri dan Surabaya yang ditangani di RSUD Soetomo," katanya. Bahkan, lanjut dia, bayi tersebut saat ini sudah diberi vaksinasi DPT polio. "Kalau kondisinya sudah bagus akan diberikan vaksinassi seperti bayi normal pada umumnya. Ini menjadi modal besar sebelum operasi," katanya. Jadi Percontohan Penanganan Kembar Siam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Seotomo Surabaya menjadi rumah sakit percontohan di Indonesia karena telah berhasil menangani sekitar 57 bayi kembar siam yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK, Senin, mengatakan RSUD Soetomo sudah mendapatkan kepercayaan yang luar biasa dari masyarakat di Indonesia. Bahkan tidak segan-segan, pihak RSUD Soetomo baru-baru ini mentrasfer pengetahuan cara penanganan bayi kembar siam ke RSUD Palembang. "Bayi kembar siam asal Palembang tidak harus dibawa ke sini, tapi kita memberikan bantuan tenaga dan pengetahuan ke sana," katanya. Apalagi, lanjut dia, fasilitas di RSUD Palembang saat ini sudah lengkap. "Kami berharap Pelembang dijadikan pusat penanganan bayi kembar siam se-Sumatera. Ketua Forum Pers RSUD dr. Soetomo, dr Urip Mortedjo, mengatakan hingga saat sudah ada sekitar 57 bayi kembar siam dengan berbagai macam kelainan yang sudah pernah ditangani di RSUD Soetomo. "Masyarakat bisa menikmati pelayanan penanganan bayi kembar siam di RSUD Soetomo," katanya. Menurut dia, semua orang tua dan keluarga dari bayi kembar siam yang dirawat di RSUD Soetomo sudah pasrah dan menyerakan penanganan bayi kembar siam ke tim dokter. "Kami berusaha semaksimal mungkin agar bayi tersebut bisa survive (bertahan hidup)," katanya. Ia mengatakan bahwa semua biaya operasi bayi kembar siam ditanggung penuh pihak rumah sakit atas bantuan dari pemerintah melalui asuransi atau jamkesmas. "Mudah-mudahan ada donasi lain, karena biayanya cukup mahal belum termasuk biaya kehidupan untuk bapak dan ibu bayi kembar yang ditanggung pihak rumah sakit," katanya. Untuk saat ini, kata dia, RSUD Soetomo menanganu tiga pasang bayi kembar siam dari Banyuwangi, Kediri dan Surabaya. (ant/dik)
SURABAYA - Pemisahan bayi kembar siam asal Banyuwangi, Jatim, yang dirawat di RSUD dr. Soetomo Surabaya diperkirakan masih membutuhkan waktu lama karena harus menunggu berat badannya mencapai 10 kilogram. Anggota Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo dr. Arie Viariani di Surabaya, Senin, mengatakan berat badan bayi kembar siam asal Banyuwangi yang kini dirawat di ruang Irna Anak baru mencapi 8,5 kilogram. "Kalau sudah mendekati berat badan ideal, maka akan dilakukan diagnostik untuk memeriksa organnya termasuk pembuluh darah," katanya. Menurut dia, pemeriksaan secara menyeluruh tersebut dilakukan untuk mengetahui apa permasalahannya dan resikonya jika dilakukan operasi pemisahan?. Ia memperkirakan jika umur bayi kembar siam tersebut saat ini baru 6 bulan dengan berat badan 8 kilogram, maka bisa saja operasi pemisahan dilakukan pada umur 12 bulan atau mencapai berat badan 10 kilogram sebagaimana kebanyakan bayi pada umumnya. "Tapi itu pun dengan catatan pertumbuhan bayi bagus," katanya. Sementara itu, Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK mengatakan untuk rencana pemisahan, pihaknya akan mengupayakan dengan obat-obatan agar kondisinya tetap stabil dahulu "Alhamdulillah untuk bayi asal Banyuwangi paling stabil jika dibandingkan dua bayi kembar siam dari Kediri dan Surabaya yang ditangani di RSUD Soetomo," katanya. Bahkan, lanjut dia, bayi tersebut saat ini sudah diberi vaksinasi DPT polio. "Kalau kondisinya sudah bagus akan diberikan vaksinassi seperti bayi normal pada umumnya. Ini menjadi modal besar sebelum operasi," katanya. Jadi Percontohan Penanganan Kembar Siam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Seotomo Surabaya menjadi rumah sakit percontohan di Indonesia karena telah berhasil menangani sekitar 57 bayi kembar siam yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK, Senin, mengatakan RSUD Soetomo sudah mendapatkan kepercayaan yang luar biasa dari masyarakat di Indonesia. Bahkan tidak segan-segan, pihak RSUD Soetomo baru-baru ini mentrasfer pengetahuan cara penanganan bayi kembar siam ke RSUD Palembang. "Bayi kembar siam asal Palembang tidak harus dibawa ke sini, tapi kita memberikan bantuan tenaga dan pengetahuan ke sana," katanya. Apalagi, lanjut dia, fasilitas di RSUD Palembang saat ini sudah lengkap. "Kami berharap Pelembang dijadikan pusat penanganan bayi kembar siam se-Sumatera. Ketua Forum Pers RSUD dr. Soetomo, dr Urip Mortedjo, mengatakan hingga saat sudah ada sekitar 57 bayi kembar siam dengan berbagai macam kelainan yang sudah pernah ditangani di RSUD Soetomo. "Masyarakat bisa menikmati pelayanan penanganan bayi kembar siam di RSUD Soetomo," katanya. Menurut dia, semua orang tua dan keluarga dari bayi kembar siam yang dirawat di RSUD Soetomo sudah pasrah dan menyerakan penanganan bayi kembar siam ke tim dokter. "Kami berusaha semaksimal mungkin agar bayi tersebut bisa survive (bertahan hidup)," katanya. Ia mengatakan bahwa semua biaya operasi bayi kembar siam ditanggung penuh pihak rumah sakit atas bantuan dari pemerintah melalui asuransi atau jamkesmas. "Mudah-mudahan ada donasi lain, karena biayanya cukup mahal belum termasuk biaya kehidupan untuk bapak dan ibu bayi kembar yang ditanggung pihak rumah sakit," katanya. Untuk saat ini, kata dia, RSUD Soetomo menanganu tiga pasang bayi kembar siam dari Banyuwangi, Kediri dan Surabaya. (ant/dik)