Pemerataan Guru Tak Terealisasi PAMEKASAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan meminta Dinas Pendidikan (Disdik) sete...
Pemerataan Guru Tak Terealisasi
PAMEKASAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan meminta Dinas Pendidikan (Disdik) setempat segera merumuskan pemerataan guru di wilayah tersebut. Sebab, wacana pemerataan yang sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu itu sampai saat ini belum terwujud. Khairul Kalam, Wakil Ketua DPRD Pamekasan mengakui sejak pemberlakuan moratorium rekrutmen CPNS 2010 lalu, kekurangan guru di Pamekasan semakin bertambah mencapai 800 guru lebih. Meski demikian, moratorium itu bukan satu-satunya faktor terjadinya ketimpangan guru di Pamekasan. Sebab, ada faktor lain yang paling dominan, berupa penarikan guru di wilayah utara ke wilayah selatan. "Faktor moratorium CPNS, bukan satu-satunya penyebab ketimpangan guru, antara utara dan selatan. Justru faktor utamanya, karena guru-guru di utara, eksodus secara besar-besaran ke wilayah kota, pada pemerintahan sebelumnya," katanya. Oleh karenanya Khairul Kalam meminta, agar Disdik Pamekasan segera melakukan pemetaan dan pemerataan guru di wilayah tersebut. Dijelaskan penarikan guru-guru di wilayah utara Pamekasan harus diatur secara khusus agar tidak ada guru yang ditugaskan di wilayah itu berlomba-lomba untuk pindah ke wilayah selatan. Misalnya, dengan membatasi minimal mengabdi selama sepuluh tahun untuk pindah ke selatan, agar ketimpangan itu secara perlahan bisa diatasi. Demikian juga guru yang baru diangkat, harus siap untuk bertugas di wilayah utara Pamekasan. Hal lain yang bisa dilakukan Disdik dalam mengatasi kekurangan guru di wilayah utara Pamekasan, yaitu dengan memperioritaskan pelamar yang berdomisili di wilayah utara Pamekasan. Hal itu dimaksudkan, agar mereka bisa konsentrasi bertugas di wilayahnya. Sebab, jika guru berasal dari wilayah utara, kecil kemungkinannya untuk pindah ke wilayah selatan. Menyikapi hal itu, Disdik Pamekasan mulai melakukan pemetaan untuk melakukan pemerataan sekaligus pengisian guru yang sampai saat ini masih kosong. Berdasar data di Disdik Pamekasan, kekurangan guru dari tingkat SD, SMP dan SMA sederajat mencapai 852 guru. Meski demikian, saat masih kelebihan guru mata pelajaran tingkat SMP, SMA, dan SMA yang mencapai 101 guru. Kekurangan guru terbanyak terjadi di tingkat SD mencapai 598 guru. Meliputi guru kelas sebanyak 517, Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) 36, serta guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 45. Sedankan tingkat. SMPN sebanyak 101, SMAN 38 guru dan kekurangan guru di SMKN mencapai 115 guru. Sedangkan kelebihan 101 guru mata pelajaran, masing-masing SMPN kelebihan 62 guru Mapel, SMAN 28 guru, dan SMKN kelebihan 11 guru. Moh. Sadikun, Kepala Seksi (Kasi) Kepangkatan Bidang Ketanagaan Disdik Pamekasan mengatakan pemetaan guru saat ini sudah hampir rampung dan akan segera diajukan ke bupati setempat. Sedangkan,  kekurangan yang terjadi saat ini masih bisa teratasi dengan memaksimalkan guru tidak tetap (GTT). Terhadap kelebihan guru mata pelajaran tingkat SMP dan SMA negeri sederajat, Sadikun mengaku tidak mengerti karena mereka sudah diangkat beberapa tahun lalu. Dia jelaskan jumlah GTT yang saat ini tersebar di sekolah negeri mencapai 3. 100 guru lebih. Meliputi, guru SD mencapai  2000 lebih, SMP 600 lebih, SMA, 300 lebih dan SMK diatas 200 guru. Sementara itu, formasi rekrutmen CPNS yang diterima Kabupaten Pamekasan tahun ini, masih jauh dari kebutuhan. Sebab, kouta yang diberikan pemerintah pusat hanya 50 formasi untuk tenaga guru. (uzi/rah)
PAMEKASAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan meminta Dinas Pendidikan (Disdik) setempat segera merumuskan pemerataan guru di wilayah tersebut. Sebab, wacana pemerataan yang sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu itu sampai saat ini belum terwujud. Khairul Kalam, Wakil Ketua DPRD Pamekasan mengakui sejak pemberlakuan moratorium rekrutmen CPNS 2010 lalu, kekurangan guru di Pamekasan semakin bertambah mencapai 800 guru lebih. Meski demikian, moratorium itu bukan satu-satunya faktor terjadinya ketimpangan guru di Pamekasan. Sebab, ada faktor lain yang paling dominan, berupa penarikan guru di wilayah utara ke wilayah selatan. "Faktor moratorium CPNS, bukan satu-satunya penyebab ketimpangan guru, antara utara dan selatan. Justru faktor utamanya, karena guru-guru di utara, eksodus secara besar-besaran ke wilayah kota, pada pemerintahan sebelumnya," katanya. Oleh karenanya Khairul Kalam meminta, agar Disdik Pamekasan segera melakukan pemetaan dan pemerataan guru di wilayah tersebut. Dijelaskan penarikan guru-guru di wilayah utara Pamekasan harus diatur secara khusus agar tidak ada guru yang ditugaskan di wilayah itu berlomba-lomba untuk pindah ke wilayah selatan. Misalnya, dengan membatasi minimal mengabdi selama sepuluh tahun untuk pindah ke selatan, agar ketimpangan itu secara perlahan bisa diatasi. Demikian juga guru yang baru diangkat, harus siap untuk bertugas di wilayah utara Pamekasan. Hal lain yang bisa dilakukan Disdik dalam mengatasi kekurangan guru di wilayah utara Pamekasan, yaitu dengan memperioritaskan pelamar yang berdomisili di wilayah utara Pamekasan. Hal itu dimaksudkan, agar mereka bisa konsentrasi bertugas di wilayahnya. Sebab, jika guru berasal dari wilayah utara, kecil kemungkinannya untuk pindah ke wilayah selatan. Menyikapi hal itu, Disdik Pamekasan mulai melakukan pemetaan untuk melakukan pemerataan sekaligus pengisian guru yang sampai saat ini masih kosong. Berdasar data di Disdik Pamekasan, kekurangan guru dari tingkat SD, SMP dan SMA sederajat mencapai 852 guru. Meski demikian, saat masih kelebihan guru mata pelajaran tingkat SMP, SMA, dan SMA yang mencapai 101 guru. Kekurangan guru terbanyak terjadi di tingkat SD mencapai 598 guru. Meliputi guru kelas sebanyak 517, Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) 36, serta guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 45. Sedankan tingkat. SMPN sebanyak 101, SMAN 38 guru dan kekurangan guru di SMKN mencapai 115 guru. Sedangkan kelebihan 101 guru mata pelajaran, masing-masing SMPN kelebihan 62 guru Mapel, SMAN 28 guru, dan SMKN kelebihan 11 guru. Moh. Sadikun, Kepala Seksi (Kasi) Kepangkatan Bidang Ketanagaan Disdik Pamekasan mengatakan pemetaan guru saat ini sudah hampir rampung dan akan segera diajukan ke bupati setempat. Sedangkan,  kekurangan yang terjadi saat ini masih bisa teratasi dengan memaksimalkan guru tidak tetap (GTT). Terhadap kelebihan guru mata pelajaran tingkat SMP dan SMA negeri sederajat, Sadikun mengaku tidak mengerti karena mereka sudah diangkat beberapa tahun lalu. Dia jelaskan jumlah GTT yang saat ini tersebar di sekolah negeri mencapai 3. 100 guru lebih. Meliputi, guru SD mencapai  2000 lebih, SMP 600 lebih, SMA, 300 lebih dan SMK diatas 200 guru. Sementara itu, formasi rekrutmen CPNS yang diterima Kabupaten Pamekasan tahun ini, masih jauh dari kebutuhan. Sebab, kouta yang diberikan pemerintah pusat hanya 50 formasi untuk tenaga guru. (uzi/rah)