Pelabuhan Kamal Berpotensi Mangkrak BANGKALAN â" Setelah jembatan Suramadu dioperasikan, keadaan pelabuhan Kamal sudah terbengkalai. A...
Pelabuhan Kamal Berpotensi Mangkrak
BANGKALAN â" Setelah jembatan Suramadu dioperasikan, keadaan pelabuhan Kamal sudah terbengkalai. Apalagi setelah ada kenaikan tariff kapal penyeberangan, kondisi jasa laut di pelabuhan itu semakin sepi. Karenanya, pelabuhan Kamal yang pernah berjaya itu kini berpotensi mangkrak. Keadaan pelabuhan Kamal yang semakin mengkhawatirkan itu menjadi perhatian anggota DPRD Bangkalan. DPR menuntut upaya pihak ASDP selaku operator penyeberangan agar lebih kreatif dan profesional dalam mengelola sarana penyeberangan Surabaya-Kamal sehingga bisa mengimbangi daya tarik jembatan Suramadu, setidak-tidaknya bisa mempertahankan eksistensi pelabuhan Kamal. Pelabuhan yang menguhubungkan antara Surabaya dan Madura ini, selama puluhan tahun silam menjadi roda penggerak perekonomian masyarakat madura. Oleh karena itu, kareasi dan inovasi baru dari pihak PT ASDP sangat dibutuhkan,  agar pelabuhan Kamal tidak bernasib sama dengan pelabuhan Timur Kamal yang kini tak berfungsi lagi. "Ini dilematis buat kami. Di satu sisi, jika kami tidak menaikkan harga, kami mengalami kerugian. Di sisi lain, jika kami menaikkan harga tarif jasa, resikonya kami akan semakin kehilangan penumpang," ujar kepala operasional ASDP Pelabuhan Kamal, Wildan  Jazuli. Menurut Wildan, menaikkan tarif penyeberangan hingga 15 persen bukanlah hal yang diharapkan pihaknya, namun kenaikan tariff  dirasa perlu dilakukan ASDP, karena sebelum kenaikan BBM saja, penyeberangan Ujung-Kamal sudah mengalami kerugian yang cukup besar, apalagi saat ini BBM sudah naik yang berimbas kepada naiknya semua kebutuhan. âUntuk diketahui, setiap bulannya kami di cabang Kamal selalu mengalami kerugian. Setiap kerugiannya selalu dibayar oleh kantor pusat. Karenanya alternatif terakhir adalah menaikkan harga tiket,â imbuhnya. Menyikapi hal tersebut, sejumlah anggota DPRD Bangkalan menilai kondisi tersebut sebagai ancaman atas keberlangsungan pelabuhan yang pernah menjadi pintu utama masuk ke pulau Madura itu. "Ya, sulit memang, dengan kondisi ini kayaknya masyarakat akan memilih Suramadu. Dampaknya, pelabuhan Kamal jadi lebih sepi," ujar Musawwir, wakil ketua DPRD Bangkalan. Sementara itu, Hotib Marzuki, anggota komisi B ini menilai harus ada langkah positif dari pihak PT. ASDP, agar masyarakat tetap memilih menyeberang melalui Kapal kendati harga tiket lebih mahal dibanding jembatan Suramadu. "Harus lebih kreatif dan profesional, kalau mau masyarakat tetap melintas melalui kapal. Saya yakin jika itu dilakukan pihak ASDP, maka masyarakat bisa memilih menggunakan kapal walaupun tiketnya lebih mahal," ujarnya. (dn/rah)
BANGKALAN â" Setelah jembatan Suramadu dioperasikan, keadaan pelabuhan Kamal sudah terbengkalai. Apalagi setelah ada kenaikan tariff kapal penyeberangan, kondisi jasa laut di pelabuhan itu semakin sepi. Karenanya, pelabuhan Kamal yang pernah berjaya itu kini berpotensi mangkrak. Keadaan pelabuhan Kamal yang semakin mengkhawatirkan itu menjadi perhatian anggota DPRD Bangkalan. DPR menuntut upaya pihak ASDP selaku operator penyeberangan agar lebih kreatif dan profesional dalam mengelola sarana penyeberangan Surabaya-Kamal sehingga bisa mengimbangi daya tarik jembatan Suramadu, setidak-tidaknya bisa mempertahankan eksistensi pelabuhan Kamal. Pelabuhan yang menguhubungkan antara Surabaya dan Madura ini, selama puluhan tahun silam menjadi roda penggerak perekonomian masyarakat madura. Oleh karena itu, kareasi dan inovasi baru dari pihak PT ASDP sangat dibutuhkan,  agar pelabuhan Kamal tidak bernasib sama dengan pelabuhan Timur Kamal yang kini tak berfungsi lagi. "Ini dilematis buat kami. Di satu sisi, jika kami tidak menaikkan harga, kami mengalami kerugian. Di sisi lain, jika kami menaikkan harga tarif jasa, resikonya kami akan semakin kehilangan penumpang," ujar kepala operasional ASDP Pelabuhan Kamal, Wildan  Jazuli. Menurut Wildan, menaikkan tarif penyeberangan hingga 15 persen bukanlah hal yang diharapkan pihaknya, namun kenaikan tariff  dirasa perlu dilakukan ASDP, karena sebelum kenaikan BBM saja, penyeberangan Ujung-Kamal sudah mengalami kerugian yang cukup besar, apalagi saat ini BBM sudah naik yang berimbas kepada naiknya semua kebutuhan. âUntuk diketahui, setiap bulannya kami di cabang Kamal selalu mengalami kerugian. Setiap kerugiannya selalu dibayar oleh kantor pusat. Karenanya alternatif terakhir adalah menaikkan harga tiket,â imbuhnya. Menyikapi hal tersebut, sejumlah anggota DPRD Bangkalan menilai kondisi tersebut sebagai ancaman atas keberlangsungan pelabuhan yang pernah menjadi pintu utama masuk ke pulau Madura itu. "Ya, sulit memang, dengan kondisi ini kayaknya masyarakat akan memilih Suramadu. Dampaknya, pelabuhan Kamal jadi lebih sepi," ujar Musawwir, wakil ketua DPRD Bangkalan. Sementara itu, Hotib Marzuki, anggota komisi B ini menilai harus ada langkah positif dari pihak PT. ASDP, agar masyarakat tetap memilih menyeberang melalui Kapal kendati harga tiket lebih mahal dibanding jembatan Suramadu. "Harus lebih kreatif dan profesional, kalau mau masyarakat tetap melintas melalui kapal. Saya yakin jika itu dilakukan pihak ASDP, maka masyarakat bisa memilih menggunakan kapal walaupun tiketnya lebih mahal," ujarnya. (dn/rah)