Memprotes Icon Jempol Tak Berdasar SURABAYA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim PDI Perjuangan, Said Abdullah meminta Badan Pengawas Pemi...
Memprotes Icon Jempol Tak Berdasar
SURABAYA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim PDI Perjuangan, Said Abdullah meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersikap secara professional terkait munculnya protes âadanya iconic jempol di foto pasangan calon Bambang-Saidâ. Dia pun meminta Bawaslu agar tidak merespon dan mengabaikan protes tersebut. âProtes itu mengada-ada. Jangan sampai energiBawaslu tersita menanggapi hal seperti ini. Jadi, jangan dihiraukan,â ujar Said di Surabaya, Kamis (25/7). Penegasan ini disampaikan oleh Said menanggapi protes Tim Sukses pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang keberatan dengan munculnya simbol Jempol dalam draft desain surat suara untuk pilgub Jatim 2013. Dengan kewenangan Bawaslu yang sangat kuat, Said berharap agar Bawaslu bersikap netral dan tidak tunduk pada tekanan pihak tertentu. Sikap independensi Bawaslu sangat diperlukan agar pilgub Jawa Timur melahirkan pemilu yang demokratis, jujur, dan adil. âBagi kami, iconic jempol itu sudah harga mati. Tidak ada aturan yang melarang pencantuman gambar apa pun,â ujar Said. Menurut Said, photo pasangan calon dengan jempol ini sudah resmi diputuskan KPU Jatim dan diumumkan di media massa sesudah pengundian. Keputusan tersebut tertuang dalam Kep KPU Jatim Nomor 19/KPTS/2013 tentang Penetapan Nomor Urut pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi Jawa Timur tahun 2013. âJadi, sangatlah tidak masuk akal kalau kemudian ada kontestan yang memprotes itu. Mari kita sama-sama menjaga pilgub Jatim ini agar berjalan fair dan demokratis,â pinta dia. Said menegaskan protes terhadap iconic jempol sangat tidak beralasan. Saat itu, kata dia, gambar jempol memang belum terlihat jelas karena gambar paslon belum menyatu. Di pilgub Bali, bahkan foto Partai tertempel pun tidak jadi masalah. Tidak ada landasan hukum yang melarang penggunaan symbol jempol. âKarena itu, kami minta agar jangan mencari-cari alasan yang tidak masuk akal. Atau, Karsa mau memaksakan berkompetisi dengan Eggi-Sihat saja kali. Dan menginginkan pasangan Bambang-Said didiskualifikasi juga,â kata Said. (rah)
SURABAYA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim PDI Perjuangan, Said Abdullah meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersikap secara professional terkait munculnya protes âadanya iconic jempol di foto pasangan calon Bambang-Saidâ. Dia pun meminta Bawaslu agar tidak merespon dan mengabaikan protes tersebut. âProtes itu mengada-ada. Jangan sampai energiBawaslu tersita menanggapi hal seperti ini. Jadi, jangan dihiraukan,â ujar Said di Surabaya, Kamis (25/7). Penegasan ini disampaikan oleh Said menanggapi protes Tim Sukses pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang keberatan dengan munculnya simbol Jempol dalam draft desain surat suara untuk pilgub Jatim 2013. Dengan kewenangan Bawaslu yang sangat kuat, Said berharap agar Bawaslu bersikap netral dan tidak tunduk pada tekanan pihak tertentu. Sikap independensi Bawaslu sangat diperlukan agar pilgub Jawa Timur melahirkan pemilu yang demokratis, jujur, dan adil. âBagi kami, iconic jempol itu sudah harga mati. Tidak ada aturan yang melarang pencantuman gambar apa pun,â ujar Said. Menurut Said, photo pasangan calon dengan jempol ini sudah resmi diputuskan KPU Jatim dan diumumkan di media massa sesudah pengundian. Keputusan tersebut tertuang dalam Kep KPU Jatim Nomor 19/KPTS/2013 tentang Penetapan Nomor Urut pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi Jawa Timur tahun 2013. âJadi, sangatlah tidak masuk akal kalau kemudian ada kontestan yang memprotes itu. Mari kita sama-sama menjaga pilgub Jatim ini agar berjalan fair dan demokratis,â pinta dia. Said menegaskan protes terhadap iconic jempol sangat tidak beralasan. Saat itu, kata dia, gambar jempol memang belum terlihat jelas karena gambar paslon belum menyatu. Di pilgub Bali, bahkan foto Partai tertempel pun tidak jadi masalah. Tidak ada landasan hukum yang melarang penggunaan symbol jempol. âKarena itu, kami minta agar jangan mencari-cari alasan yang tidak masuk akal. Atau, Karsa mau memaksakan berkompetisi dengan Eggi-Sihat saja kali. Dan menginginkan pasangan Bambang-Said didiskualifikasi juga,â kata Said. (rah)