Kondisi Pasar Anom Kumuh SUMENEP - Pasar Anom Sumenep, Kamis (11/7) terlihat kumuh. Di beberapa bagian terdapat genangan air. Tidak tertatan...
Kondisi Pasar Anom Kumuh
SUMENEP - Pasar Anom Sumenep, Kamis (11/7) terlihat kumuh. Di beberapa bagian terdapat genangan air. Tidak tertatanya pedagang kaki lima (PKL) membuat pasar yang direncanakan jadi pasar induk itu semakin kumuh. Masriyati, pedagang kaki lima sudah mulai tahun 2007 pasca kebarakan menempati tempat yang kumuh itu untuk menggelar dagangannya. Ronovasi pasar tersebut sampai saat ini belum selesai. "Sejak kondisi kebakaran, Pasar Anom masih belum tertata dengan baik," keluhnya, Kamis (11/7). Ia sebenarnya merasa risih dengan kondisi pasar yang sering becek dan bau, namun karena tidak ada tempat lain terpaksa bertahan. "Sebenarnya kami juga menginginkan agar Pemerintah Suemenep untuk segera menyelesaikannya. Hal ini untuk kesejahteraan para PKL yang ada di sekitar Pasar Anom," terangnya. Kusmiayati menambahkan, biasanya orang yang berbelanja tidak betah berlama-lama di pasar saat becek. "Pasar sebesar Pasar Anom ini tidak bisa membuat pengunjung betah, sebeb kondisinya membuat pernafasan menjadi sesak," ungkapnya. Ahmad, pedagang buah, menuturkan, selain lantai becek atap menggelar dagangannya juga bocor. Dia mengaku harus bersedia alas penutup. âKami sudah terbiasa seperti ini, Mas, saat hujan, karena atap kios bocor, maka kami di sini harus berusaha sendiri agar barang dagangan saya tidak kehujanan,â tuturnya kepada Koran Madura. Fasilitas yang tersedia untuk para pedagang seperti kios masih jauh dari harapan. Dan semakin hari kian mengkhawatirkan. Â Kondisi pasar ini membuat para pedagang merasa resah dan khawatir pembeli enggan mau ke. âMaka kami berharap ada perbaikan terhadap kios-kios yang ada di Pasar Anom, kita kan sudah bayar sewa, tetapi kenapa kok masih belum ada perbaikan,â tambahnya. Sariyeti, penjual anek ragam kebutuhan Ramadhan seperti kurma dan lauk pauk, mengatakan, saat hujan harus menumpang berteduh ke toko-tokoh. âMau gimana lagi, Nak, saya kan berjualan di luar, tidak kebagian jatah kios. Jadi kalau hujan memang harus ditutup dengan alas, barang dagangan saya harus ditutup dengan plastik, dan saya harus berteduh,â jelasnya. Muhammad, pembeli asal Grujugan, Kecamatan Gapura berharap fasilitas pasar yang sudah mulai rusak tersebut untuk segera diperbaiki. âKasihan saya saat tadi melihat para pedagang harus pontang-panting kesana-kemari, mencari alas penutup agar dagangannya terhindar dari bahaya hujan. Termasuk tadi, sampai ada orang yang sudah berumur tua yang berjulan mentimun harus lari-lari, membeli plastik agar barang dagangannya tidak kehujananan,â katanya sembari berharap.(edy/sym)
SUMENEP - Pasar Anom Sumenep, Kamis (11/7) terlihat kumuh. Di beberapa bagian terdapat genangan air. Tidak tertatanya pedagang kaki lima (PKL) membuat pasar yang direncanakan jadi pasar induk itu semakin kumuh. Masriyati, pedagang kaki lima sudah mulai tahun 2007 pasca kebarakan menempati tempat yang kumuh itu untuk menggelar dagangannya. Ronovasi pasar tersebut sampai saat ini belum selesai. "Sejak kondisi kebakaran, Pasar Anom masih belum tertata dengan baik," keluhnya, Kamis (11/7). Ia sebenarnya merasa risih dengan kondisi pasar yang sering becek dan bau, namun karena tidak ada tempat lain terpaksa bertahan. "Sebenarnya kami juga menginginkan agar Pemerintah Suemenep untuk segera menyelesaikannya. Hal ini untuk kesejahteraan para PKL yang ada di sekitar Pasar Anom," terangnya. Kusmiayati menambahkan, biasanya orang yang berbelanja tidak betah berlama-lama di pasar saat becek. "Pasar sebesar Pasar Anom ini tidak bisa membuat pengunjung betah, sebeb kondisinya membuat pernafasan menjadi sesak," ungkapnya. Ahmad, pedagang buah, menuturkan, selain lantai becek atap menggelar dagangannya juga bocor. Dia mengaku harus bersedia alas penutup. âKami sudah terbiasa seperti ini, Mas, saat hujan, karena atap kios bocor, maka kami di sini harus berusaha sendiri agar barang dagangan saya tidak kehujanan,â tuturnya kepada Koran Madura. Fasilitas yang tersedia untuk para pedagang seperti kios masih jauh dari harapan. Dan semakin hari kian mengkhawatirkan. Â Kondisi pasar ini membuat para pedagang merasa resah dan khawatir pembeli enggan mau ke. âMaka kami berharap ada perbaikan terhadap kios-kios yang ada di Pasar Anom, kita kan sudah bayar sewa, tetapi kenapa kok masih belum ada perbaikan,â tambahnya. Sariyeti, penjual anek ragam kebutuhan Ramadhan seperti kurma dan lauk pauk, mengatakan, saat hujan harus menumpang berteduh ke toko-tokoh. âMau gimana lagi, Nak, saya kan berjualan di luar, tidak kebagian jatah kios. Jadi kalau hujan memang harus ditutup dengan alas, barang dagangan saya harus ditutup dengan plastik, dan saya harus berteduh,â jelasnya. Muhammad, pembeli asal Grujugan, Kecamatan Gapura berharap fasilitas pasar yang sudah mulai rusak tersebut untuk segera diperbaiki. âKasihan saya saat tadi melihat para pedagang harus pontang-panting kesana-kemari, mencari alas penutup agar dagangannya terhindar dari bahaya hujan. Termasuk tadi, sampai ada orang yang sudah berumur tua yang berjulan mentimun harus lari-lari, membeli plastik agar barang dagangannya tidak kehujananan,â katanya sembari berharap.(edy/sym)