Kebutuhan Darah Turun 70 Persen SUMENEP â" Pada bulan Ramadlan tahun ini, kebutuhan darah di Kabupaten Sumenep menurun sekitar 70 pers...
Kebutuhan Darah Turun 70 Persen
SUMENEP â" Pada bulan Ramadlan tahun ini, kebutuhan darah di Kabupaten Sumenep menurun sekitar 70 persen atau hanya 100 kantong, dari 400 kantong kebutuhan di luar bulan Ramadan. Berkurangnya kebutuhan darah itu diprediksi karena berkurangnya orang sakit, terutama penderita yang butuh darah tambahan. Ketua Umum PMI Sumenep Kurniadi mengatakan, kebutuhan darah di bulan puasa ini hanya sekitar 30 persen dari 400 kantong di luar puasa. Di bulan puasa ini hanya 100 kantong yang dibutuhkan oleh warga. Hal itu dibuktikan oleh data kebutuhan darah di PMI Sumenep. Kebutuhan darah yang mengalami penurunan ini diduga minimnya warga yang sakit karena berkah bulan puasa ini. ''Kalau kami lihat, jumlah kebutuhan darah di PMI di bulan puasa ini memang menurun. Alhamdulillah, berarti kan orang sakit menurun juga. Mungkin karena warga sedang berpuasa,'' kata Kurniadi di kantornya, Selasa (23/7). Dia menjelaskan, kondisi stok darah di PMI Sumenep selama ini, baik di bulan puasa maupun di luar puasa memang tidak pernah banyak, namun jika ada warga yang butuh tidak pernah kurang atau terpenuhi. Sebab, ada pendonor darah aktif dan pasif yang siap dipanggil kapanpun. ''Selama ini tidak pernah tersimpan dengan banyak, darah di bank darah PMI itu, kecuali ada kegiatan nasional seperti HUT Bhayangkara dan hari Adiaksa. Tapi tetap tidak pernah kekurangan, kalau ada yang butuh pasti terpenuhi,'' ujarnya. Kurniadi mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan darah, biasanya dipenuhi oleh pendonor darah pasif yakni mereka yang biasa mendonorkan itu, tinggak dihubungi oleh petugas PMI. Para pendonor darah itu mendatangi PMI untuk mendonorkan darahnya. Untuk pendonor aktif saat ini sekitar 150 orang yang rutin tiap tiga bulan melakukan donor darah. ''Sedangkan pendonor pasif sebanyak 300 lebih pendonor. Mereka siap dipanggil kapan pun jika dibutuhkan,'' urainya. Lebih lanjut dia menuturkan, jumlah pendonor di kota Sumekar ini memang minim, kesadaran masyarakaat untuk donor masih kurang sehingga diharapkan kedepan para pendonor aktif maupun pasif bisa bertambah. ''Karena kebutuhan darah terus bertambah, kecuali di bulan puasa ini,'' tukasnya. (rif/mk)
SUMENEP â" Pada bulan Ramadlan tahun ini, kebutuhan darah di Kabupaten Sumenep menurun sekitar 70 persen atau hanya 100 kantong, dari 400 kantong kebutuhan di luar bulan Ramadan. Berkurangnya kebutuhan darah itu diprediksi karena berkurangnya orang sakit, terutama penderita yang butuh darah tambahan. Ketua Umum PMI Sumenep Kurniadi mengatakan, kebutuhan darah di bulan puasa ini hanya sekitar 30 persen dari 400 kantong di luar puasa. Di bulan puasa ini hanya 100 kantong yang dibutuhkan oleh warga. Hal itu dibuktikan oleh data kebutuhan darah di PMI Sumenep. Kebutuhan darah yang mengalami penurunan ini diduga minimnya warga yang sakit karena berkah bulan puasa ini. ''Kalau kami lihat, jumlah kebutuhan darah di PMI di bulan puasa ini memang menurun. Alhamdulillah, berarti kan orang sakit menurun juga. Mungkin karena warga sedang berpuasa,'' kata Kurniadi di kantornya, Selasa (23/7). Dia menjelaskan, kondisi stok darah di PMI Sumenep selama ini, baik di bulan puasa maupun di luar puasa memang tidak pernah banyak, namun jika ada warga yang butuh tidak pernah kurang atau terpenuhi. Sebab, ada pendonor darah aktif dan pasif yang siap dipanggil kapanpun. ''Selama ini tidak pernah tersimpan dengan banyak, darah di bank darah PMI itu, kecuali ada kegiatan nasional seperti HUT Bhayangkara dan hari Adiaksa. Tapi tetap tidak pernah kekurangan, kalau ada yang butuh pasti terpenuhi,'' ujarnya. Kurniadi mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan darah, biasanya dipenuhi oleh pendonor darah pasif yakni mereka yang biasa mendonorkan itu, tinggak dihubungi oleh petugas PMI. Para pendonor darah itu mendatangi PMI untuk mendonorkan darahnya. Untuk pendonor aktif saat ini sekitar 150 orang yang rutin tiap tiga bulan melakukan donor darah. ''Sedangkan pendonor pasif sebanyak 300 lebih pendonor. Mereka siap dipanggil kapan pun jika dibutuhkan,'' urainya. Lebih lanjut dia menuturkan, jumlah pendonor di kota Sumekar ini memang minim, kesadaran masyarakaat untuk donor masih kurang sehingga diharapkan kedepan para pendonor aktif maupun pasif bisa bertambah. ''Karena kebutuhan darah terus bertambah, kecuali di bulan puasa ini,'' tukasnya. (rif/mk)