Jangan Saling Mengkafirkan SUMENEP â" Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masyhuri Malik meminta warga Nahdliyin untuk menjaga ke...
Jangan Saling Mengkafirkan
SUMENEP â" Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masyhuri Malik meminta warga Nahdliyin untuk menjaga kemajmukan negeri ini. Menurutnya, warga NU tidak perlu ikut-ikutan saling mengkafirkan sesama umat Islam karena masalah khilafiyah. Sejak zaman Rasulullah hingga zaman para sahabat, belum ditemukan definisi yang jelas mengenai khilafiyah. âWarga NU tidak perlu bercerai berai. Warga NU harus tetap mempererat tali persaudaraan, karena kebersamaan akan memperkokoh NKRI, dan kita harus paham bahwa di negara kita sudah masuk berbagai aliran dari berbagai negara,â katanya, usai menghadiri Harlah NU ke-90 di Sumenep, Minggu (7/7). Katanya, Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang dianut NU akan mengokohkan NKRI di negeri ini. "Jadi Aswaja ala NU ini yang harus diperkokoh di republik ini, karena Aswaja akan memperkokoh rasa kebersamaan umat muslim di Indonesia,â terangnya. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah negara demokrasi yang memperbolehkan wargaya menganut faham yang berbeda, sehingga ketika ada perbedaan, warga negara yang lain harus saling toleran. âJangan karena perbedaan faham, rakyat harus bercerai berai dan saling memusuhi antara penganut faham yang satu dengan penganut faham lainnya,â tambahnya. Terkait dengan faham Syiah di Sampang, Masyhuri mengatakan, pihaknya akan melakukan negosiasi dan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat agar warga Syiâah Sampang kembali ke faham Ahlussunnah wal Jamaah seperti mayoritas yang diikuti oleh warga Sampang. Pihaknya mengimbau warga NU di Sampang untuk tidak memusuhi warga Syiah. Sebaiknya, warga NU harus bisa merangkul dan memberikan rasa aman terhadap warga Syiah, Â "Kalau masalah kaum Syiah yang yang dipindahkan oleh pemerintah itu, kita warga NU harus bisa menahan diri dan tak perlu adu fisik, karena mereka juga warga Indonesia,â imbuhnya. Disinggung kemungkinan warga Syiah Sampang untuk kembali ke kampung halamannya, Masyhuri mengatakan, masalah tersebut merupakan kewenangan pemerintah. âKami warga NU, akan mengamini apa yang dilakukan pemerintah. Syukur â" syukur jika warga Syiah mau kembali ke ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, sehingga tidak perlu ada perbedaan yang akhirnya menyebabkan konflik di tengahâ"tengah masyarakat,â pungkasnya. (edy/mk)
SUMENEP â" Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masyhuri Malik meminta warga Nahdliyin untuk menjaga kemajmukan negeri ini. Menurutnya, warga NU tidak perlu ikut-ikutan saling mengkafirkan sesama umat Islam karena masalah khilafiyah. Sejak zaman Rasulullah hingga zaman para sahabat, belum ditemukan definisi yang jelas mengenai khilafiyah. âWarga NU tidak perlu bercerai berai. Warga NU harus tetap mempererat tali persaudaraan, karena kebersamaan akan memperkokoh NKRI, dan kita harus paham bahwa di negara kita sudah masuk berbagai aliran dari berbagai negara,â katanya, usai menghadiri Harlah NU ke-90 di Sumenep, Minggu (7/7). Katanya, Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang dianut NU akan mengokohkan NKRI di negeri ini. "Jadi Aswaja ala NU ini yang harus diperkokoh di republik ini, karena Aswaja akan memperkokoh rasa kebersamaan umat muslim di Indonesia,â terangnya. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah negara demokrasi yang memperbolehkan wargaya menganut faham yang berbeda, sehingga ketika ada perbedaan, warga negara yang lain harus saling toleran. âJangan karena perbedaan faham, rakyat harus bercerai berai dan saling memusuhi antara penganut faham yang satu dengan penganut faham lainnya,â tambahnya. Terkait dengan faham Syiah di Sampang, Masyhuri mengatakan, pihaknya akan melakukan negosiasi dan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat agar warga Syiâah Sampang kembali ke faham Ahlussunnah wal Jamaah seperti mayoritas yang diikuti oleh warga Sampang. Pihaknya mengimbau warga NU di Sampang untuk tidak memusuhi warga Syiah. Sebaiknya, warga NU harus bisa merangkul dan memberikan rasa aman terhadap warga Syiah, Â "Kalau masalah kaum Syiah yang yang dipindahkan oleh pemerintah itu, kita warga NU harus bisa menahan diri dan tak perlu adu fisik, karena mereka juga warga Indonesia,â imbuhnya. Disinggung kemungkinan warga Syiah Sampang untuk kembali ke kampung halamannya, Masyhuri mengatakan, masalah tersebut merupakan kewenangan pemerintah. âKami warga NU, akan mengamini apa yang dilakukan pemerintah. Syukur â" syukur jika warga Syiah mau kembali ke ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, sehingga tidak perlu ada perbedaan yang akhirnya menyebabkan konflik di tengahâ"tengah masyarakat,â pungkasnya. (edy/mk)