Jalur Tengkorak Kembali Minta Korban PAMEKASAN - Satu orang meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Tlanakan, Pame...
PAMEKASAN - Satu orang meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Tlanakan, Pamekasan, Kamis (11/7). Sebuah mobil pick-up bernopol M 8387 VA yang dikendarai Maksum (34), warga Desa Manding, Sumenep, menghantam pohon di jalan raya yang disebut sebagai jalur tengkorak (Black Spot), di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Penyebab kecelakaan tunggal ini diduga karena sopir mengantuk. Sehingga mobil yang melaju dari arah barat dengan kecepatan tinggi itu langsung menghantam pohon di kanan jalan.
Kecelakaan itu mengagetkan warga sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang sedang melaksanakan ibadah sahur. Mendengar dentuman suara yang sangat keras, warga sekitar langsung mendatangi TKP.
Di tempat kejadian, warga mendapati mobil sudah dalam keadaan rusak parah. Separuh badan mobil yang bermuatan ayam pedaging itu ringsek. Sedangkan, pengemudi kendaraan bersama keneknya Fathor, terjepit di dalam mobil. Ayam, muatan mobil naas itu lari berhamburan dan sebagian lainnya mati karena terjepit.
Warga kesulitan untuk menyelamatkan kedua korban yang terjepit itu. Sebab, kemudi dan dasbord mobil pick-up itu ringsek dan menjepit keduanya. Bahkan mereka juga mengalami kesulitan untuk menarik mobil yang ringsek itu dan harus mendatangkan mobil besar.
Muhamamd Zuhri, warga setempat mengatakan untuk mengevakuasi kedua korban menghabiskan waktu dua jam. Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Dokter Slamet Martodiredjo Pamekasan untuk mendapat penanganan medis. Fathorrosyid berhasil diselamatkan, sedangkan Maksum meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Sopir yang berhasil diselamatkan dari dalam mobil ternyata tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Sementara keneknya masih hidup dan langsung dibawa ke rumah sakit," katanya.
Zuhri menjelaskan jalur yang menghubungkan Kabupaten Pamekasan dengan Kabupaten Sampang itu disebut sebagai jalur tengkorak, karena sering terjadi kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Di tempat itu, telah puluhan kali terjadi kecelakaan dengan korban jiwa.
Kecelakaan di jalur itu hampir terjadi setiap bulan puasa hingga lebaran selama tiga tahun terakhir. Â Setiap terjadi kecelakaan di jalur itu selalu terdapat korban meninggal dunia, termasuk rombongan pengantin beberapa waktu lalu.
Ia menduga tingginya kecelakaan di kawasan itu karena merupakan jalur cepat dan minimnya rambu-rambu lalu lintas. Oleh karenanya, ia meminta pemerintah setempat agar memasang rambu-rambu yang lengkap agar para pengguna jalan bisa waspada, terutama pada arus mudik dan arus balik nanti.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pamekasan, Ajun Komisaris Bambang Sugiharto membenarkan bahwa kecelakaan tunggal itu disebabkan sopir mengantuk. Mobil itu sudah diserahkan kepada keluarganya, karena tersangka sekaligus korban meninggal dunia. Sedangkan korban luka parah masih menjalani perawatan di RSD Pamekasan.
Bambang mengakui Jalan Raya Desa Ambat itu dikenal dengan wilayah tengkorak yang kerap kali terjadi kecelakaan lalu lintas. Oleh karena, ia mengimbau agar para pengendara hati-hati dan waspada saat melintasi jalur tersebut.
"Saya himbau kepada seluruh pengendara yang hendak melintas di sepanjang jalan raya Ambat sampai ke perbatasan kabupaten Sampang agar berhati-hati. Sebab kerap terjadi kecelakaan yang menelan korban jiwa," katanya.
Sementara itu, jenazah korban sudah diserahkan kepada keluarganya di Kabupaten Sumenep, bersamaan dengan penyerahan barangbukti mobil, yang rusak parah. (uzi/muj/rah)
Â
Â
PAMEKASAN - Satu orang meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Tlanakan, Pamekasan, Kamis (11/7). Sebuah mobil pick-up bernopol M 8387 VA yang dikendarai Maksum (34), warga Desa Manding, Sumenep, menghantam pohon di jalan raya yang disebut sebagai jalur tengkorak (Black Spot), di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Â
Penyebab kecelakaan tunggal ini diduga karena sopir mengantuk. Sehingga mobil yang melaju dari arah barat dengan kecepatan tinggi itu langsung menghantam pohon di kanan jalan.
Â
Kecelakaan itu mengagetkan warga sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang sedang melaksanakan ibadah sahur. Mendengar dentuman suara yang sangat keras, warga sekitar langsung mendatangi TKP.
Â
Di tempat kejadian, warga mendapati mobil sudah dalam keadaan rusak parah. Separuh badan mobil yang bermuatan ayam pedaging itu ringsek. Sedangkan, pengemudi kendaraan bersama keneknya Fathor, terjepit di dalam mobil. Ayam, muatan mobil naas itu lari berhamburan dan sebagian lainnya mati karena terjepit.
Â
Warga kesulitan untuk menyelamatkan kedua korban yang terjepit itu. Sebab, kemudi dan dasbord mobil pick-up itu ringsek dan menjepit keduanya. Bahkan mereka juga mengalami kesulitan untuk menarik mobil yang ringsek itu dan harus mendatangkan mobil besar.
Â
Muhamamd Zuhri, warga setempat mengatakan untuk mengevakuasi kedua korban menghabiskan waktu dua jam. Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Dokter Slamet Martodiredjo Pamekasan untuk mendapat penanganan medis. Fathorrosyid berhasil diselamatkan, sedangkan Maksum meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Â
"Sopir yang berhasil diselamatkan dari dalam mobil ternyata tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Sementara keneknya masih hidup dan langsung dibawa ke rumah sakit," katanya.
Â
Zuhri menjelaskan jalur yang menghubungkan Kabupaten Pamekasan dengan Kabupaten Sampang itu disebut sebagai jalur tengkorak, karena sering terjadi kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Di tempat itu, telah puluhan kali terjadi kecelakaan dengan korban jiwa.
Â
Kecelakaan di jalur itu hampir terjadi setiap bulan puasa hingga lebaran selama tiga tahun terakhir. Â Setiap terjadi kecelakaan di jalur itu selalu terdapat korban meninggal dunia, termasuk rombongan pengantin beberapa waktu lalu.
Â
Ia menduga tingginya kecelakaan di kawasan itu karena merupakan jalur cepat dan minimnya rambu-rambu lalu lintas. Oleh karenanya, ia meminta pemerintah setempat agar memasang rambu-rambu yang lengkap agar para pengguna jalan bisa waspada, terutama pada arus mudik dan arus balik nanti.
Â
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pamekasan, Ajun Komisaris Bambang Sugiharto membenarkan bahwa kecelakaan tunggal itu disebabkan sopir mengantuk. Mobil itu sudah diserahkan kepada keluarganya, karena tersangka sekaligus korban meninggal dunia. Sedangkan korban luka parah masih menjalani perawatan di RSD Pamekasan.
Â
Bambang mengakui Jalan Raya Desa Ambat itu dikenal dengan wilayah tengkorak yang kerap kali terjadi kecelakaan lalu lintas. Oleh karena, ia mengimbau agar para pengendara hati-hati dan waspada saat melintasi jalur tersebut.
Â
"Saya himbau kepada seluruh pengendara yang hendak melintas di sepanjang jalan raya Ambat sampai ke perbatasan kabupaten Sampang agar berhati-hati. Sebab kerap terjadi kecelakaan yang menelan korban jiwa," katanya.
Â
Sementara itu, jenazah korban sudah diserahkan kepada keluarganya di Kabupaten Sumenep, bersamaan dengan penyerahan barangbukti mobil, yang rusak parah. (uzi/muj/rah)
Â
Kondisi mobil yang ringsek akibat kecelakaan di jalur tengkorak, Desa Ambat, Pamekasan. Kecelakaan itu menyebabkan satu orang meninggal dunia. m fauzi/koran madura