Daging Aman Dikonsumsi SUMENEP - Dinas Peternakan Sumenep, Rabu (24/07) melakukan sidak daging di Pasar Anom setempat, untuk mengantisipasi ...
Daging Aman Dikonsumsi
SUMENEP - Dinas Peternakan Sumenep, Rabu (24/07) melakukan sidak daging di Pasar Anom setempat, untuk mengantisipasi masuknya daging glonggongan menjelang lebaran nanti. Menjelang lebaran, biasanya mudah menemukan daging glonggongan di pasaran. Mereka mengambil secuil daging yang dijual para pedagang itu secara acak guna diperiksa atau diuji langsung di tempat dengan peralatan yang telah dibawa. Kepala Dinas Peternakan Arif Rusdi menjelaskan, sidak terhadap daging glonggongan itu dilakukan setiap saat dengan mengajak dinas perdagangan dan kesehatan, untuk mengetahui apakah ada daging yang berkualitas buruk atau tidak. "Kami sewaktu-waktu memang melakukan sidak seperti ini untuk mengetahui apakah ada daging glondongan yang tersebar di pasaran," paparnya. Sidak tersebut, menurutnya, sangat penting sebab pada waktu menjelang lebaran ketika daging dipasaran semakin sulit, jenis daging glonggongan biasanya marak tersebar di pasaran. Selain itu, sidak dilakukan juga untuk mengetahui tingkat keasaman suatu daging atau keadaannya masih layak dikonsumsi. "Kami belum menemukan adanya daging glonggong yang beredar di pasaran sekarang," imbuhnya. Ia optimis untuk beberapa hari ke depan, tidak akan ada daging glonggong yang tersebar di pasar, sebab di Sumenep merupakan daerah peternakan terbesar di Madura. Selain itu, ia menambahkan untuk beberapa hari ke depan, sebelum lebaran akan semakin mengintensifkan sidak ke pasar-pasar guna memastikan tidak beredarnya daging yang tidak halal beredar di Sumenep. Siti Nurhalimah, seorang pembeli daging asal desa Pandian Sumenep, menceritakan, kalau selama membeli daging dirinya tidak pernah menemukan daging glonggong. Ia memang pernah mendengar, adanya daging glonggong yang beredar di pasar, tapi itu dulu sewaktu bulan puasa tahun lalu. "Saya emang pernah dengar, ada daging glondong, tapi jenisnya hati. Tapi itu tahun lalu, bukan sekarang,"tuturnya. Ia mengakui, kadang cemas juga sewaktu membeli daging, karena khawatir daging yang dibelinya merupakan daging glonggong, atau berformalin yang kadar asamnya tinggi. "Iya, seandainya saya punya alat mengecek kan enak. Tapi iya sudah, pasrah saja pada Tuhan, la wong dia yang memberikan penyakit dan menyembuhkan," tukasnya. (athink/mk)
SUMENEP - Dinas Peternakan Sumenep, Rabu (24/07) melakukan sidak daging di Pasar Anom setempat, untuk mengantisipasi masuknya daging glonggongan menjelang lebaran nanti. Menjelang lebaran, biasanya mudah menemukan daging glonggongan di pasaran. Mereka mengambil secuil daging yang dijual para pedagang itu secara acak guna diperiksa atau diuji langsung di tempat dengan peralatan yang telah dibawa. Kepala Dinas Peternakan Arif Rusdi menjelaskan, sidak terhadap daging glonggongan itu dilakukan setiap saat dengan mengajak dinas perdagangan dan kesehatan, untuk mengetahui apakah ada daging yang berkualitas buruk atau tidak. "Kami sewaktu-waktu memang melakukan sidak seperti ini untuk mengetahui apakah ada daging glondongan yang tersebar di pasaran," paparnya. Sidak tersebut, menurutnya, sangat penting sebab pada waktu menjelang lebaran ketika daging dipasaran semakin sulit, jenis daging glonggongan biasanya marak tersebar di pasaran. Selain itu, sidak dilakukan juga untuk mengetahui tingkat keasaman suatu daging atau keadaannya masih layak dikonsumsi. "Kami belum menemukan adanya daging glonggong yang beredar di pasaran sekarang," imbuhnya. Ia optimis untuk beberapa hari ke depan, tidak akan ada daging glonggong yang tersebar di pasar, sebab di Sumenep merupakan daerah peternakan terbesar di Madura. Selain itu, ia menambahkan untuk beberapa hari ke depan, sebelum lebaran akan semakin mengintensifkan sidak ke pasar-pasar guna memastikan tidak beredarnya daging yang tidak halal beredar di Sumenep. Siti Nurhalimah, seorang pembeli daging asal desa Pandian Sumenep, menceritakan, kalau selama membeli daging dirinya tidak pernah menemukan daging glonggong. Ia memang pernah mendengar, adanya daging glonggong yang beredar di pasar, tapi itu dulu sewaktu bulan puasa tahun lalu. "Saya emang pernah dengar, ada daging glondong, tapi jenisnya hati. Tapi itu tahun lalu, bukan sekarang,"tuturnya. Ia mengakui, kadang cemas juga sewaktu membeli daging, karena khawatir daging yang dibelinya merupakan daging glonggong, atau berformalin yang kadar asamnya tinggi. "Iya, seandainya saya punya alat mengecek kan enak. Tapi iya sudah, pasrah saja pada Tuhan, la wong dia yang memberikan penyakit dan menyembuhkan," tukasnya. (athink/mk)