Cawagub Jatim Datangi Pasar Anom SUMENEP- Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur Periode 2014-2019, Said Abdullah melakukan blusukan ke p...
Cawagub Jatim Datangi Pasar Anom
SUMENEP- Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur Periode 2014-2019, Said Abdullah melakukan blusukan ke pasar anom Sumenep. Kedatangannya ke Pasar anom tak ada tujuan lain untuk mengetahui secara jelas kehidupan para pedagang dan penjual di Pasar anom. Terutama, Said Abdullah hendak mengetahui keadaan mereka pasca kenaikan harga BBM. Sebab pasca kenaikan harga BBM, semua bahan pokok seperti sembako jelas mengalami kenaikan yang cukup tinggi, termasuk beberapa kebutuhan sekunder juga akan naik. âNah, kedatangan saya kesini tak ada tujuan lain untuk mengetahui kehidupan mereka pasca kenaikan harga BBM. Sebab Pasca kenaikan BBM, semua harga-harga naik,â katanya kepada Koran Madura, Sabtu (13/7) kemarin siang. Apalagi menurut anggota DPR RI, masyarakat akan menerima dua kondisi yang menurut mereka menjadi yang agak bagi mereka, sebab mereka tertimpa dua kali lipat naiknya kebutuhan pokok, jelas keterjutan sosial yang dikhawatirkan oleh banyak kalangan benar-benar telah menimpa masyarakat kita, terutama para pedagang. âArtinya, masyarakat itu dua kali lipat menerima kondisi yang sama pada bulan yang sama pula, yaitu tertimpa harga yang naiknya luar biasa. Nah, inventarisasi inilah yang saya perlukan dalam rangka membangun sebuah visi untuk jawa timur ke depan,â tegasnya. Dia menambahkan bahwa dalam pembacaan di lapangan, ternyata gejolak yang terjadi di masyarakat itu luar biasa, dan menurut Said jelas itu cukup mengganggu dirinya sebagai anggota DPR RI yang sering bernostalgia bersama masyarakat kecil. âKarena masyarakat kita patronisnya tinggi, maka gejolak itu tidak terasa. Tapi justru ini yang akan menggerus pendapatan masyarakat kita saat menjelang ramadhan. Itu fakta dan siapapun tidak bisa mengelak dari ini. Jika hal itu terjadi, maka pemiskinan secara tidak langsung pada tingkat miskin dan mendekati miskin tidak bisa dihindari,â jelasnya. Oleh karena itu, dalam hemat Said Abdullah, hal seperti itulah yang sebenarnya harus diantisipasi oleh pemerintah kita, agar sejauh mana kebijakan-kebijakan itu benar-benar tepat sasaran, tidak hanya menjadi alat kepentingan kaum elit kita. âKarena jika kebijakan itu tidak segera diambil, maka lagi-lagi rakyat kecil yang menjadi korban. Ketika masuk bulan puasa, mau menghadapi lebaran, termasuk pada saat yang sama, para orang tua besiap-siap hendak memasukkan anaknya ke sekolah. Nah, menghadapi ini semua, jelas memerlukan pertimbangan politik itu harus bijak. Artinya, tidak semata-mata pertimbangan ekonomi. Saya melihatnya, BBM naik kan pertimbangan ekonomi semata. Masyarakat dihitung dengan angka, tanpa ruh, dan seharusnya masyarakat itu harus dibaca sebagai ruh kehidupan,â jelasnya Orang yang dikenal sebagai sosok lintas batas tersebut secara tegas mengingatkan agar APBN tidak jebol. âMaka saya katakana, APBN bukan untuk APBN. Tapi APBN itu untuk kesejahteraan masyarakat. Kalau APBN untuk APBN untuk apa, karena APBN dirancang kan untuk kesejahteraan rakyat. Nah, datangnya saya ke pasar ini, menyapa dan bertanya langsung dengan para pedagang membuat saya lebih memberikan bobot dalam kerangka membangun visi saya ketika maju dalam pilgub yang akan datang. Setidaknya kebijakan itu harus diambil,â ujarnya. Ketika ditanya lebih lanjut apakah ada niat operasi pasar, Said Abdullah secara tegas menyatakan bahwa, tidak mungkin PDI Perjuangan melakukan seperti itu, karena menurut Said, langkah itu bukanlah wilayahnya. âBagaimana caranya, kami tidak punya instrument. Kalau itu terjadi maka kami akan ditangkap KPK, uang saya dari mana, ini urusan negara, dalam artian pemerintah yang harus bertanggung jawab. Tapi malah saat pemerintah ini tidak bertanggung jawab, datanglah incumbent yang tiba-tiba menjadi sintercalas. Padahal itu adalah uang APBD juga,â katanya. Sesalkan Mangkraknya Pasar Anom Sementara, melihat kondisi Pasar Anom Baru, becek, sesak dan fasilitas kurang memadai, Said Abdullah salah satu orang yang ikut menyesalkan mangkraknya pembangunan pasar anom karena sampai hari ini para pedagang belum tertata rapi. âSungguh saya sangat menyesalkan, sudah sejak 2007, saya anggota DPR RI dari Komisi VIII yang datang langsung ke Sumenep saat kebakaran terjadi. Namun, sejak Kiai Ramdhan menjadi bupati hingga kini pasar anom ternyata masih mangkrak, dan betapa sempurnanya penderitaan para pedagang kita,âkatanya dengan kecewa Oleh karenanya, lanjut Said, pemerintah harus segera mengagendakan dan mengambil jalan pintas untuk segara membangun pasar yang permanen. âDan tidak bisa dihindari memang bahwa ada persoalan hukum dengan mangkraknya pembangunan itu. Tapi pemerintah kan punya kewenangan, tidak perlu takut selagi jalannya banar. Pasti masyarakat akan dukung pemerintah. Tapi kalau dibiarkan seperti ini pemerintah akan rugi karena akan di bombardier terus menerus. Apalagi menurut kabar sudah ada kesepakatan, kontraktor sudah siap mengembaikan uang sebanyak Rp 800 juta. Maka bagi saya, tak ada alasan lagi untuk membangun pasar untuk para pedagang,â ujarnya. Bagi-Bagi Taâjil Setelah siang-siang keliling pasar anom sembari memantau perkembangan para pedagang pasca kenaikan harga BBM, Said Abdullah kemudian melanjutkan perjalanannya menyapa masyarakat Sumenep, Said Abdullah berhenti di depan Masjid Jamiâ Sumenep, kemudian bersama rombongannya berjalan kaki, memutar ke timur menuju rumah dinas Bupati Sumenep. Kemudian memutar kembali menuju tempat semula, yaitu di depan masjid Jamiâ. Namun, bukan Said namanya jika tidak berbagi dengan masyarakat. Seperti biasa, saat kepulangannya ke Madura, sosok yang dikenal punya sosial tinggi tersebut pasti berbagi, baik dengan keluarga, masyarakat maupun yang lain. Hal tersebut dia tunjukkan saat dia bersama para rombongan bagi-bagi taâjil kepada masayarakat Sumenep. Pantauan Koran Madura, Sabtu (13/7) sore, terlihat Said Abdullah membagi-bagikan taâjil, dimulai di depan masjid Agung Sumenep. Kemudian, selesainya di depan Masjid Jamâ, Said Abdullah beranjak pergi menuju Jalan Urip Sumoharjo, Pajagalan, pas di perempatan menuju Mapolres-RSUD-Taman Adipura dan Bangkal  itu, Said Abdullah tanpa malu-malu turun jalan, membagi taâjil kepada para pengendara, baik mobil, motor, tukang becak, dan yang lainnya.(sym)
SUMENEP- Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur Periode 2014-2019, Said Abdullah melakukan blusukan ke pasar anom Sumenep. Kedatangannya ke Pasar anom tak ada tujuan lain untuk mengetahui secara jelas kehidupan para pedagang dan penjual di Pasar anom. Terutama, Said Abdullah hendak mengetahui keadaan mereka pasca kenaikan harga BBM. Sebab pasca kenaikan harga BBM, semua bahan pokok seperti sembako jelas mengalami kenaikan yang cukup tinggi, termasuk beberapa kebutuhan sekunder juga akan naik. âNah, kedatangan saya kesini tak ada tujuan lain untuk mengetahui kehidupan mereka pasca kenaikan harga BBM. Sebab Pasca kenaikan BBM, semua harga-harga naik,â katanya kepada Koran Madura, Sabtu (13/7) kemarin siang. Apalagi menurut anggota DPR RI, masyarakat akan menerima dua kondisi yang menurut mereka menjadi yang agak bagi mereka, sebab mereka tertimpa dua kali lipat naiknya kebutuhan pokok, jelas keterjutan sosial yang dikhawatirkan oleh banyak kalangan benar-benar telah menimpa masyarakat kita, terutama para pedagang. âArtinya, masyarakat itu dua kali lipat menerima kondisi yang sama pada bulan yang sama pula, yaitu tertimpa harga yang naiknya luar biasa. Nah, inventarisasi inilah yang saya perlukan dalam rangka membangun sebuah visi untuk jawa timur ke depan,â tegasnya. Dia menambahkan bahwa dalam pembacaan di lapangan, ternyata gejolak yang terjadi di masyarakat itu luar biasa, dan menurut Said jelas itu cukup mengganggu dirinya sebagai anggota DPR RI yang sering bernostalgia bersama masyarakat kecil. âKarena masyarakat kita patronisnya tinggi, maka gejolak itu tidak terasa. Tapi justru ini yang akan menggerus pendapatan masyarakat kita saat menjelang ramadhan. Itu fakta dan siapapun tidak bisa mengelak dari ini. Jika hal itu terjadi, maka pemiskinan secara tidak langsung pada tingkat miskin dan mendekati miskin tidak bisa dihindari,â jelasnya. Oleh karena itu, dalam hemat Said Abdullah, hal seperti itulah yang sebenarnya harus diantisipasi oleh pemerintah kita, agar sejauh mana kebijakan-kebijakan itu benar-benar tepat sasaran, tidak hanya menjadi alat kepentingan kaum elit kita. âKarena jika kebijakan itu tidak segera diambil, maka lagi-lagi rakyat kecil yang menjadi korban. Ketika masuk bulan puasa, mau menghadapi lebaran, termasuk pada saat yang sama, para orang tua besiap-siap hendak memasukkan anaknya ke sekolah. Nah, menghadapi ini semua, jelas memerlukan pertimbangan politik itu harus bijak. Artinya, tidak semata-mata pertimbangan ekonomi. Saya melihatnya, BBM naik kan pertimbangan ekonomi semata. Masyarakat dihitung dengan angka, tanpa ruh, dan seharusnya masyarakat itu harus dibaca sebagai ruh kehidupan,â jelasnya Orang yang dikenal sebagai sosok lintas batas tersebut secara tegas mengingatkan agar APBN tidak jebol. âMaka saya katakana, APBN bukan untuk APBN. Tapi APBN itu untuk kesejahteraan masyarakat. Kalau APBN untuk APBN untuk apa, karena APBN dirancang kan untuk kesejahteraan rakyat. Nah, datangnya saya ke pasar ini, menyapa dan bertanya langsung dengan para pedagang membuat saya lebih memberikan bobot dalam kerangka membangun visi saya ketika maju dalam pilgub yang akan datang. Setidaknya kebijakan itu harus diambil,â ujarnya. Ketika ditanya lebih lanjut apakah ada niat operasi pasar, Said Abdullah secara tegas menyatakan bahwa, tidak mungkin PDI Perjuangan melakukan seperti itu, karena menurut Said, langkah itu bukanlah wilayahnya. âBagaimana caranya, kami tidak punya instrument. Kalau itu terjadi maka kami akan ditangkap KPK, uang saya dari mana, ini urusan negara, dalam artian pemerintah yang harus bertanggung jawab. Tapi malah saat pemerintah ini tidak bertanggung jawab, datanglah incumbent yang tiba-tiba menjadi sintercalas. Padahal itu adalah uang APBD juga,â katanya. Sesalkan Mangkraknya Pasar Anom Sementara, melihat kondisi Pasar Anom Baru, becek, sesak dan fasilitas kurang memadai, Said Abdullah salah satu orang yang ikut menyesalkan mangkraknya pembangunan pasar anom karena sampai hari ini para pedagang belum tertata rapi. âSungguh saya sangat menyesalkan, sudah sejak 2007, saya anggota DPR RI dari Komisi VIII yang datang langsung ke Sumenep saat kebakaran terjadi. Namun, sejak Kiai Ramdhan menjadi bupati hingga kini pasar anom ternyata masih mangkrak, dan betapa sempurnanya penderitaan para pedagang kita,âkatanya dengan kecewa Oleh karenanya, lanjut Said, pemerintah harus segera mengagendakan dan mengambil jalan pintas untuk segara membangun pasar yang permanen. âDan tidak bisa dihindari memang bahwa ada persoalan hukum dengan mangkraknya pembangunan itu. Tapi pemerintah kan punya kewenangan, tidak perlu takut selagi jalannya banar. Pasti masyarakat akan dukung pemerintah. Tapi kalau dibiarkan seperti ini pemerintah akan rugi karena akan di bombardier terus menerus. Apalagi menurut kabar sudah ada kesepakatan, kontraktor sudah siap mengembaikan uang sebanyak Rp 800 juta. Maka bagi saya, tak ada alasan lagi untuk membangun pasar untuk para pedagang,â ujarnya. Bagi-Bagi Taâjil Setelah siang-siang keliling pasar anom sembari memantau perkembangan para pedagang pasca kenaikan harga BBM, Said Abdullah kemudian melanjutkan perjalanannya menyapa masyarakat Sumenep, Said Abdullah berhenti di depan Masjid Jamiâ Sumenep, kemudian bersama rombongannya berjalan kaki, memutar ke timur menuju rumah dinas Bupati Sumenep. Kemudian memutar kembali menuju tempat semula, yaitu di depan masjid Jamiâ. Namun, bukan Said namanya jika tidak berbagi dengan masyarakat. Seperti biasa, saat kepulangannya ke Madura, sosok yang dikenal punya sosial tinggi tersebut pasti berbagi, baik dengan keluarga, masyarakat maupun yang lain. Hal tersebut dia tunjukkan saat dia bersama para rombongan bagi-bagi taâjil kepada masayarakat Sumenep. Pantauan Koran Madura, Sabtu (13/7) sore, terlihat Said Abdullah membagi-bagikan taâjil, dimulai di depan masjid Agung Sumenep. Kemudian, selesainya di depan Masjid Jamâ, Said Abdullah beranjak pergi menuju Jalan Urip Sumoharjo, Pajagalan, pas di perempatan menuju Mapolres-RSUD-Taman Adipura dan Bangkal  itu, Said Abdullah tanpa malu-malu turun jalan, membagi taâjil kepada para pengendara, baik mobil, motor, tukang becak, dan yang lainnya.(sym)