6.400 Sekolah Terapkan Kurikulum Baru BANGKALAN â" Sebanyak 6.400 sekolah yang atelah ditunjuk menerapkan kurikulum 2013. Selain sanga...
6.400 Sekolah Terapkan Kurikulum Baru
BANGKALAN â" Sebanyak 6.400 sekolah yang atelah ditunjuk menerapkan kurikulum 2013. Selain sangat diminati para pengelola pendidikan, kurikulum baru dinilai lebih efektif mengembangkan pola berpikir siswa. Hal itu diungkapkan Mohammad Nuh dalam kunjungan kerjanya ke Bangkalan, kemarin (28/7). Nuh memaparkan dengan penerapan kurikulum baru, buktinya banyak sekolah di Indonesia yang bersedia membiayai sendiri untuk penerapan kurikulum baru ini. Padahal, target percobaan pada tahun ini hanya sekitar 6.400 sekolah mulai dari tingkatan dasar sampai menengah atas. Bagi sekolah yang tidak ditunjuk, mereka hanya meminta pendampingan dan panduan secara gratis kepada Kemendikbud. Menurutnya, jumlah lembaga pendidikan yang menerapkan kurikulum itu, lebih banyak dari yang ditetapkan Kemendikbud itu. Sebab, pada praktiknya, kurikulum baru yang kita terapkan ini memang lebih menarik dibanding kurikulum yang lama. Pada kurikulum baru ini berbasis karakter, bukan kompetensi lagi. âJumlah sekolah yang ingin menerapkan mencapai puluhan ribu sekolah. Namun, pada ajaran tahun ini hanya sebagian yang ditunjuk. Nantinya, semua akan menerapkan kurikulum secara berkala,â terangnya. Perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, siswa dinilai lebih bersifat pasif, sedangkan guru paling aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Namun, pada kurikulum yang baru itu, anak didik yang justru dituntut lebih aktif dalam berkreasi. Misalnya, setiap anak diminta untuk berdiri di depan teman-teman untuk saling berkenalan, sementara guru lebih menempatkan diri sebagai pengarah dan pembimbing kegiatan siswa. âJadi kurikulum baru ini lebih menarik untuk diterapkan pada siswa. Guru pun lebih enjoy dalam mengajar, karena sudah ada buku panduannya,â terangnya. Dia menjelaskan, karena tekanan kurikulum tersebut pada upaya pembentukan karakter, maka sistem penyajian mata pelajaran pada kurikulum baru tersebut secara terintegratif, sehingga semua jenis pelajaran diintegrasikan pada nilai-nilai moral agama. Oleh karena itu, jam pelajaran agama pada kurikulum baru tersebut juga ditambah. âDengan penerapan kurikulum ini dapat membangkitkan kemauan pada siswa didik untuk lebih berkreasi. Siswa akan dibiasakan melakukan observasi secara langsung,â katanya. Dia pun mencontohkan kalau lingkungan sekitar merupakan laboratorium secara global. Jadi, apa yang dilihat di alam bisa dijadikan materi pembelajaran. Meskipun begitu, lanjutnya, belum semua kabupaten dan kota menjadi sasaran program kurikulum 2013. Dalam satu kabupaten pun tidak semua sekolah mengaplikasikan. Sebab, pada prinsipnya terbatas. Termasuk, dalam satu sekolah juga tidak dilakukan pada semua kelas. Masyarakat pun ada yang salah menanggapi mengenai sasaran ini. Padahal, ada satu sasaran kelas saja, tetapi ada juga yang menilai tidak kebagian buku pedoman. âKarena kurikulum ini diterapkan pada kelas awal, Tidak semua kelas pun, misalnya kelas 1 ada empat ruang yang mengadopsi kurikulum ini. Hanya yang ditunjuk Kemendikbud saja. Otomatis, buku panduan yang diberikan juga terbatas. Untuk buku pedoman sendiri, semua sekolah sasaran sudah dibagikan,â ucapnya. (ori/rah)
BANGKALAN â" Sebanyak 6.400 sekolah yang atelah ditunjuk menerapkan kurikulum 2013. Selain sangat diminati para pengelola pendidikan, kurikulum baru dinilai lebih efektif mengembangkan pola berpikir siswa. Hal itu diungkapkan Mohammad Nuh dalam kunjungan kerjanya ke Bangkalan, kemarin (28/7). Nuh memaparkan dengan penerapan kurikulum baru, buktinya banyak sekolah di Indonesia yang bersedia membiayai sendiri untuk penerapan kurikulum baru ini. Padahal, target percobaan pada tahun ini hanya sekitar 6.400 sekolah mulai dari tingkatan dasar sampai menengah atas. Bagi sekolah yang tidak ditunjuk, mereka hanya meminta pendampingan dan panduan secara gratis kepada Kemendikbud. Menurutnya, jumlah lembaga pendidikan yang menerapkan kurikulum itu, lebih banyak dari yang ditetapkan Kemendikbud itu. Sebab, pada praktiknya, kurikulum baru yang kita terapkan ini memang lebih menarik dibanding kurikulum yang lama. Pada kurikulum baru ini berbasis karakter, bukan kompetensi lagi. âJumlah sekolah yang ingin menerapkan mencapai puluhan ribu sekolah. Namun, pada ajaran tahun ini hanya sebagian yang ditunjuk. Nantinya, semua akan menerapkan kurikulum secara berkala,â terangnya. Perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, siswa dinilai lebih bersifat pasif, sedangkan guru paling aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Namun, pada kurikulum yang baru itu, anak didik yang justru dituntut lebih aktif dalam berkreasi. Misalnya, setiap anak diminta untuk berdiri di depan teman-teman untuk saling berkenalan, sementara guru lebih menempatkan diri sebagai pengarah dan pembimbing kegiatan siswa. âJadi kurikulum baru ini lebih menarik untuk diterapkan pada siswa. Guru pun lebih enjoy dalam mengajar, karena sudah ada buku panduannya,â terangnya. Dia menjelaskan, karena tekanan kurikulum tersebut pada upaya pembentukan karakter, maka sistem penyajian mata pelajaran pada kurikulum baru tersebut secara terintegratif, sehingga semua jenis pelajaran diintegrasikan pada nilai-nilai moral agama. Oleh karena itu, jam pelajaran agama pada kurikulum baru tersebut juga ditambah. âDengan penerapan kurikulum ini dapat membangkitkan kemauan pada siswa didik untuk lebih berkreasi. Siswa akan dibiasakan melakukan observasi secara langsung,â katanya. Dia pun mencontohkan kalau lingkungan sekitar merupakan laboratorium secara global. Jadi, apa yang dilihat di alam bisa dijadikan materi pembelajaran. Meskipun begitu, lanjutnya, belum semua kabupaten dan kota menjadi sasaran program kurikulum 2013. Dalam satu kabupaten pun tidak semua sekolah mengaplikasikan. Sebab, pada prinsipnya terbatas. Termasuk, dalam satu sekolah juga tidak dilakukan pada semua kelas. Masyarakat pun ada yang salah menanggapi mengenai sasaran ini. Padahal, ada satu sasaran kelas saja, tetapi ada juga yang menilai tidak kebagian buku pedoman. âKarena kurikulum ini diterapkan pada kelas awal, Tidak semua kelas pun, misalnya kelas 1 ada empat ruang yang mengadopsi kurikulum ini. Hanya yang ditunjuk Kemendikbud saja. Otomatis, buku panduan yang diberikan juga terbatas. Untuk buku pedoman sendiri, semua sekolah sasaran sudah dibagikan,â ucapnya. (ori/rah)