Warga Sujud Syukur karena Kekan Kemenag Dipindah PAMEKASAN - Sejumlah aktivis mahasiswa menyikapi pergantian Kepala Kantor Kementerian Agama...
Warga Sujud Syukur karena Kekan Kemenag Dipindah
PAMEKASAN - Sejumlah aktivis mahasiswa menyikapi pergantian Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan dengan sujud syukur dan pelepasan balon terbang. Para aktivis menyatakan kegembiraannya dengan pergantian tersebut dan berharap kondisi Kemenag setempat lebih baik di bawah pimpinan yang baru. Nurmaluddin bertukar posisi sebagai Kepala Kantor Kemenag Lumajang dengan pejabat sebelumnya, Muarif Tanthowi. Muarif sendiri, sebelum bertugas di Lumajang, pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha di Kantor Kemenag Pamekasan. Sejumlah aktivis dari Gerakan Pemuda Ronggosokowati (GPR) Pamekasan itu melakukan aksi sujud syukur di Monomen Arek Lancor Pamekasan dan dilanjutkan dengan orasi. Koordinator GPR Pamekasan, Baisuni mengatakan sejak dipimpin Nurmaluddin, kantor Kemenag Pamekasan sering menjadi sasaran unjukrasa, baik yang dilakukan oleh aktivis mahasiswa maupun guru dan siswa di lingkungan Kemenag. Sebab, dalam menjalankan tugasnya, pejabat yang baru sepuluh bulan memimpin Kemenag Pamekasan itu dinilai cenderung mengeluarkan kebijakan yang merugikan dan seringkali mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas. âKami berharap, pergantian ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi Nurmaluddin, sehingga di tempat tugas yang baru dia akan menjadi pemimpin yang patut diteladani bawahannya,â kata Baisuni. Kepada pimpinan yang baru, dia berharap agar lebih arif dan bijaksana dalam mengeluarkan kebijakan, sehingga membawa manfaat bagi pendidikan di bawah Kemenag Pamekasan, khususnya pendidikan pesantren dan Madrasah Diniyah. Aksi juga dilakukan Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAK) di halaman Kantor Kemenag Pamekasan. Para aktivis itu melakukan aksi menyambut pergantian pimpinan instansi tersebut dengan pelepasan balon ke udara dengan menyertakan foto Nurmaluddin dan Kepala Seksi Mapenda, Juhairiah. Koordinator ARAK, Zainal Abidin mengatakan aksi itu sebagai simbol bahwa mereka tidak berharap lagi kembalinya Nurmaluddin ke lingkungan Kemenag Pamekasan. Mereka juga berharap kebijakan yang pernah diambil Nurmaluddin tidak diterapkan oleh pemimpin yang baru. âKami sangat ingin agar situasi di Kemenag Pamekasan benar-benar baru. Jauh dari kedholiman dan arogansi pimpinannya,â kata Zainal Abidin. Dia katakan, sekalipun Nurmaluddin sudah dimutasi, namun pihaknya menyatakan tidak akan mencabut laporan dugaan korupsi yang dilakukan Nurmaluddin ke Kejaksaan Negeri Pamekasan maupun ke Polda Jawa Timur. Sebab, dalam pandangan dia, kasus itu tidak serta merta gugur karena mutasi. Juru bicara Persatuan Guru Swasta (PGS) Pamekasan, Zainullah juga mengaku bahagia dengan pergantian Kepala Kantor Kemenag.  PGS menilai Nurmaluddin seringkali mengeluarkan kebijakan yang merugikan siswa. Kepala Bagian Humas Kanwil Kemenag Jawa Timur, Fatchul Arief, kepada wartawan mengatakan serah terima jabatan Nurmaluddin ke Muarif, dilakukan di Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur di Surabaya, Rabu (28/7). Arief mengatakan pergantian itu tidak ada kaitannya dengan kemelut yang selama ini menimpa Kantor Kemenag Pamekasan, namun untuk penyegaran rutin. Para Guru Gembira Pergantian Kepala Kemenag Pamekasan dari Nurmaluddin ke Muarif Tanthowi mendapat sambutan positif dari kalangan guru dan beberapa pihak yang merasa dirugikan atas kebijakan yang dikeluarkan Nurmaluddin. Mereka berharap, kebijakan yang seringkali dikeluarkan Kepala Kemenag Pamekasan yang lama, seperti pungutan liar (pungli) dalam pengurusan sertifikasi, juga dugaan pemotongan gaji dan dana tunjangan sertifikasi guru tidak lagi terjadi di bawah kepemimpinan Muarif Tanthowi. Kepala Tata Usaha (TU) MAN Pamekasan, Siti Fauziah mengatakan sejak mendengar informasi kepindahan Nurmaludin, ia dan rekan-rekannya di sekolah itu tak henti-hentinya bersyukur. "Alhamdulillah, dari pagi sampai sekarang, semuanya bersyukur, karena perjuangan kami dikabulkan. Mudah-mudah pejabat yang baru, mau mendengarkan apa yang menjadi cita-cita kami," katanya. Siti Fauziah tidak mempersoalkan dan menerima kedatangan Muarif Thantowi sebagai Kepala Kemenag menggantikan Nurmaludin. Sebab, Muarif merupakan orang asli Pamekasan dan pernah bertugas di Depag Pamekasan, sebelum menjabat Kepala Kemenag Lumajang. Sementara itu, kebijakan Nurmaludin yang pernah memutasi dua staf TU dan enam guru di sekolah itu, sampai saat ini tidak diikuti karena dinilai cacat hukum. Sebab, mutasi guru di tingkat MAN bukan kewenangan Kepala Kemenag tetapi harus melalui persetujuan Kanwil Kemenag Jatim. Sehingga, para guru itu tetap bertahan di MAN Pamekasan, karena SK mutasi itu dinilai tidak berdasar. Sementara itu, Kepala TU MAN Jungcangcang Pamekasan Hasirullah tidak bersedia memberi penilaian terhadap sosok Nurmaludin maupun penggantinya Muarif Tanthowi. Sebab, ia belum pernah berhubungan langsung secara pribadi maupun kedinasan dengan yang bersangkutan. Meski demikian, pihaknya membenarkan adanya pemotongan gaji guru untuk kegiatan Hari Amal Bhakti (HAB) sebesar Rp 175 ribu di masa Nurmaludin, juga penarikan dana koperasi sebesar Rp 350 ribu, namun sudah dikembalikan. Ia juga mengaku belum banyak tahu dengan Muarif Tanthowi, karena meski pernah bertugas di Pamekasan, pihaknya tidak pernah berurusan langsung. Apalagi, semasa di Pamekasan, Muarif bertugas di posisi yang tidak bersentuhan langsung dengan kebijakan yang berkaitan dengan sekolah. Semasa menjabat Kepala Kemenag Pamekasan, Nurmaludin banyak mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan reaksi dan protes dari kalangan guru negeri dan swasta. Di antaranya, pungutan biaya NRG Rp 500 ribu perguru yang lulus sertifikasi, pemotongan tunjangan fungsional yang diduga mencapai Rp 15,4 miliar yang sudah dilaporkan ke Kejari Pamekasan. Selain itu, ia juga mengangkat saudara dan kerabatnya sebagai kepala sekolah negeri. Salah satunya Taufiqi, yang sebelumnya menjabat sebagai guru di MAN Sampang diangkat menjadi kepala MAN Pamekasan. Nurmaludin juga sempat mengancam akan membunuh wartawan harian lokal Madura, karena memberitakan pemotongan gaji untuk kegiatan HAB. Kasus ini sudah ditangani polisi dan pada Rabu (29/5) hari ini, dijadwalkan akan menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Pamekasan dengan agenda pembacaan dakwaan. (awa/uzi/muj/rah)
PAMEKASAN - Sejumlah aktivis mahasiswa menyikapi pergantian Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan dengan sujud syukur dan pelepasan balon terbang. Para aktivis menyatakan kegembiraannya dengan pergantian tersebut dan berharap kondisi Kemenag setempat lebih baik di bawah pimpinan yang baru. Nurmaluddin bertukar posisi sebagai Kepala Kantor Kemenag Lumajang dengan pejabat sebelumnya, Muarif Tanthowi. Muarif sendiri, sebelum bertugas di Lumajang, pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha di Kantor Kemenag Pamekasan. Sejumlah aktivis dari Gerakan Pemuda Ronggosokowati (GPR) Pamekasan itu melakukan aksi sujud syukur di Monomen Arek Lancor Pamekasan dan dilanjutkan dengan orasi. Koordinator GPR Pamekasan, Baisuni mengatakan sejak dipimpin Nurmaluddin, kantor Kemenag Pamekasan sering menjadi sasaran unjukrasa, baik yang dilakukan oleh aktivis mahasiswa maupun guru dan siswa di lingkungan Kemenag. Sebab, dalam menjalankan tugasnya, pejabat yang baru sepuluh bulan memimpin Kemenag Pamekasan itu dinilai cenderung mengeluarkan kebijakan yang merugikan dan seringkali mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas. âKami berharap, pergantian ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi Nurmaluddin, sehingga di tempat tugas yang baru dia akan menjadi pemimpin yang patut diteladani bawahannya,â kata Baisuni. Kepada pimpinan yang baru, dia berharap agar lebih arif dan bijaksana dalam mengeluarkan kebijakan, sehingga membawa manfaat bagi pendidikan di bawah Kemenag Pamekasan, khususnya pendidikan pesantren dan Madrasah Diniyah. Aksi juga dilakukan Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAK) di halaman Kantor Kemenag Pamekasan. Para aktivis itu melakukan aksi menyambut pergantian pimpinan instansi tersebut dengan pelepasan balon ke udara dengan menyertakan foto Nurmaluddin dan Kepala Seksi Mapenda, Juhairiah. Koordinator ARAK, Zainal Abidin mengatakan aksi itu sebagai simbol bahwa mereka tidak berharap lagi kembalinya Nurmaluddin ke lingkungan Kemenag Pamekasan. Mereka juga berharap kebijakan yang pernah diambil Nurmaluddin tidak diterapkan oleh pemimpin yang baru. âKami sangat ingin agar situasi di Kemenag Pamekasan benar-benar baru. Jauh dari kedholiman dan arogansi pimpinannya,â kata Zainal Abidin. Dia katakan, sekalipun Nurmaluddin sudah dimutasi, namun pihaknya menyatakan tidak akan mencabut laporan dugaan korupsi yang dilakukan Nurmaluddin ke Kejaksaan Negeri Pamekasan maupun ke Polda Jawa Timur. Sebab, dalam pandangan dia, kasus itu tidak serta merta gugur karena mutasi. Juru bicara Persatuan Guru Swasta (PGS) Pamekasan, Zainullah juga mengaku bahagia dengan pergantian Kepala Kantor Kemenag.  PGS menilai Nurmaluddin seringkali mengeluarkan kebijakan yang merugikan siswa. Kepala Bagian Humas Kanwil Kemenag Jawa Timur, Fatchul Arief, kepada wartawan mengatakan serah terima jabatan Nurmaluddin ke Muarif, dilakukan di Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur di Surabaya, Rabu (28/7). Arief mengatakan pergantian itu tidak ada kaitannya dengan kemelut yang selama ini menimpa Kantor Kemenag Pamekasan, namun untuk penyegaran rutin. Para Guru Gembira Pergantian Kepala Kemenag Pamekasan dari Nurmaluddin ke Muarif Tanthowi mendapat sambutan positif dari kalangan guru dan beberapa pihak yang merasa dirugikan atas kebijakan yang dikeluarkan Nurmaluddin. Mereka berharap, kebijakan yang seringkali dikeluarkan Kepala Kemenag Pamekasan yang lama, seperti pungutan liar (pungli) dalam pengurusan sertifikasi, juga dugaan pemotongan gaji dan dana tunjangan sertifikasi guru tidak lagi terjadi di bawah kepemimpinan Muarif Tanthowi. Kepala Tata Usaha (TU) MAN Pamekasan, Siti Fauziah mengatakan sejak mendengar informasi kepindahan Nurmaludin, ia dan rekan-rekannya di sekolah itu tak henti-hentinya bersyukur. "Alhamdulillah, dari pagi sampai sekarang, semuanya bersyukur, karena perjuangan kami dikabulkan. Mudah-mudah pejabat yang baru, mau mendengarkan apa yang menjadi cita-cita kami," katanya. Siti Fauziah tidak mempersoalkan dan menerima kedatangan Muarif Thantowi sebagai Kepala Kemenag menggantikan Nurmaludin. Sebab, Muarif merupakan orang asli Pamekasan dan pernah bertugas di Depag Pamekasan, sebelum menjabat Kepala Kemenag Lumajang. Sementara itu, kebijakan Nurmaludin yang pernah memutasi dua staf TU dan enam guru di sekolah itu, sampai saat ini tidak diikuti karena dinilai cacat hukum. Sebab, mutasi guru di tingkat MAN bukan kewenangan Kepala Kemenag tetapi harus melalui persetujuan Kanwil Kemenag Jatim. Sehingga, para guru itu tetap bertahan di MAN Pamekasan, karena SK mutasi itu dinilai tidak berdasar. Sementara itu, Kepala TU MAN Jungcangcang Pamekasan Hasirullah tidak bersedia memberi penilaian terhadap sosok Nurmaludin maupun penggantinya Muarif Tanthowi. Sebab, ia belum pernah berhubungan langsung secara pribadi maupun kedinasan dengan yang bersangkutan. Meski demikian, pihaknya membenarkan adanya pemotongan gaji guru untuk kegiatan Hari Amal Bhakti (HAB) sebesar Rp 175 ribu di masa Nurmaludin, juga penarikan dana koperasi sebesar Rp 350 ribu, namun sudah dikembalikan. Ia juga mengaku belum banyak tahu dengan Muarif Tanthowi, karena meski pernah bertugas di Pamekasan, pihaknya tidak pernah berurusan langsung. Apalagi, semasa di Pamekasan, Muarif bertugas di posisi yang tidak bersentuhan langsung dengan kebijakan yang berkaitan dengan sekolah. Semasa menjabat Kepala Kemenag Pamekasan, Nurmaludin banyak mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan reaksi dan protes dari kalangan guru negeri dan swasta. Di antaranya, pungutan biaya NRG Rp 500 ribu perguru yang lulus sertifikasi, pemotongan tunjangan fungsional yang diduga mencapai Rp 15,4 miliar yang sudah dilaporkan ke Kejari Pamekasan. Selain itu, ia juga mengangkat saudara dan kerabatnya sebagai kepala sekolah negeri. Salah satunya Taufiqi, yang sebelumnya menjabat sebagai guru di MAN Sampang diangkat menjadi kepala MAN Pamekasan. Nurmaludin juga sempat mengancam akan membunuh wartawan harian lokal Madura, karena memberitakan pemotongan gaji untuk kegiatan HAB. Kasus ini sudah ditangani polisi dan pada Rabu (29/5) hari ini, dijadwalkan akan menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Pamekasan dengan agenda pembacaan dakwaan. (awa/uzi/muj/rah)