Warga Mengadu ke DPRD karena PDAM Kirim Angin SURABAYA - Puluhan orang perwakilan warga dari kelurahan Gunungsari, kecamatan Dukuh Pakis, me...
Warga Mengadu ke DPRD karena PDAM Kirim Angin
SURABAYA - Puluhan orang perwakilan warga dari kelurahan Gunungsari, kecamatan Dukuh Pakis, mendatangi kantor DPRD Surabaya, tujuan mereka untuk mengadukan persoalan yang saat ini mereka alami, yakni terkait dengan pelayanan  PDAM Surabaya yang dinilai warga buruk. hal ini berdasar, karena sudah satu bulan warga di kelurahan tersebut tidak bisa menikmati aliran air dari PDAM. Perwakilan warga meminta supaya pihak management PDAM Surabaya menormalisasikan pasokan air ke pelanggannya. Hal ini disampaikan koordinator perwakilan warga, Asep Ana dalam hearing atau rapat dengar pendapat di ruang Komisi B DPRD Surabaya. Dirinya mengatakan, akibat pasokan PDAM terhenti sejak sebulan terakhir membuat warga kesulitan. Bahkan, warga terpaksa harus membeli air dari penjual air keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari seperti masak, minum, mencuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya. "Warga resah atas kondisi seperti itu, sampai kapan itu terjadi? kami semua tidak tahu," keluh dia. Rabu (22/5) kemarin. Dirinya menambahkan, sebelum kondisi air PDAM macet total, pasokan air masih mengalir, walaupun hanya malam hari, karena pada siang hari pasokan air sudah tidak mengalir. Kondisi tersebut masih bisa dimaklumi warga karena sudah biasa. "Namun karena air sebulan tidak keluar membuat semua warga bingung dan resah sehingga mengadu ke DPRD seperti saat ini," tambah dia. Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan warga lainya, Rossi. Dirinya mengatakan, Akibat air PDAM macet sebulan terakhir telah mengganggu jadwal aktifitas sehari-hari. Setiap hari mulai pukul 03.00 WIB pihaknya sudah berusaha membeli air untuk keperluan mandi dan memasak. "Lagian kalau anak-anak mau berangkat sekolah butuh mandi, makanya kami sibuk menyiapkan air untuk mereka semua," kata dia. Sementara itu, pihak management PDAM Surabaya, beralasan jika macetnya pasokan air ke pelanggan PDAM di Dukuh Pulosari, Kelurahan Gunungsari akibat pemadaman listrik oleh PLN. Hal ini diungkapkan, Direktur Pelayana PDAM Surabaya, Sunarno. Dirinya mengatakan, akibat pemadaman listrik tersebut tiga instalatir Pengolah Air Minum (IPAM) PDAM di Karangpilang Surabaya berhenti operasi selama tiga jam, dan butuh waktu satu minggu untuk normalisasi pasokan air. "Tentu itu membuat pasokan air macet dan kami butuh waktu seminggu untuk memulihkan suplai air," ungkap dia. Dirinya memaparkan, khusus untuk wilayah Pedukuhan Pulosari, Kelurahan Gunungsari yang wilayahnya berbukit menjadikan pemulihan suplai air membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini karena, pipa air sudah terisi udara cukup banyak sehingga harus dilakukan pengosongan terlebih dahulu untuk melancarkan pasokan air. Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya siap mengirim bantuan air bersih dengan mobil tangki secara gratis kepada warga yang kesulitan air bersih selama ada perbaikan teknis pipa dan IPAM. âKami sendiri belum bisa memprediksi kapan selesainya proses perbaikan IPAM kami," elak dia. Sementara itu, kalangan DPRD Surabaya menyesalkan terjadinya kemacetan suplai air PDAM kepada pelanggan. Bahkan, Alasan listrik padam sehingga tiga unit IPAM (Instalasi Pengolah Air Minum) tidak bisa menjadi dasar dari terhentinya suplai air PDAM ke konsumen. Hal ini diungkapkan, anggota komisi B DPRD Surabaya, Rusli Yusuf. Dirinya mengatakan, jika seharusnya pihak management PDAM bisa mengantisipasinya ketika masalah itu datang. "Seharusnya PDAM sudah bisa antisipasi terjadinya listrik padam seperti menyiapkan genset. Tapi kok itu tidak dilakukan," tegas dia. Dirinya menambahkan, jika PDAM bisa meniru teknis pengaliran air bersih ala jaman Belanda, yakni dengan membangun tandon air di lokasi yang lebih tinggi sehingga air bisa mengalir dengan baik mengikuti grafitasi bumi. Namun, konsep tersebut tidak di pakai oleh PDAM. "Tapi apa yang terjadi di PDAM sebaliknya, air dari bawah dialirkan ke lokasi lebih tinggi dengan teknik pemompaan. Jika pompa macet ya dampaknya seperti yang terjadi sebulan terakhir," ucap Rusli. Menyikapi persoalan tersebut, Komisi B DPRD siap mendukung langkah PDAM jika berencana menganggarkan dana pembangunan pembuatan tandon-tandon air. Tandon yang dibangun tersebut bisa mengantisipasi jika ada kendala seperti listrik padam di IPAM sehingga suplai air tetap jalan. (wan)
SURABAYA - Puluhan orang perwakilan warga dari kelurahan Gunungsari, kecamatan Dukuh Pakis, mendatangi kantor DPRD Surabaya, tujuan mereka untuk mengadukan persoalan yang saat ini mereka alami, yakni terkait dengan pelayanan  PDAM Surabaya yang dinilai warga buruk. hal ini berdasar, karena sudah satu bulan warga di kelurahan tersebut tidak bisa menikmati aliran air dari PDAM. Perwakilan warga meminta supaya pihak management PDAM Surabaya menormalisasikan pasokan air ke pelanggannya. Hal ini disampaikan koordinator perwakilan warga, Asep Ana dalam hearing atau rapat dengar pendapat di ruang Komisi B DPRD Surabaya. Dirinya mengatakan, akibat pasokan PDAM terhenti sejak sebulan terakhir membuat warga kesulitan. Bahkan, warga terpaksa harus membeli air dari penjual air keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari seperti masak, minum, mencuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya. "Warga resah atas kondisi seperti itu, sampai kapan itu terjadi? kami semua tidak tahu," keluh dia. Rabu (22/5) kemarin. Dirinya menambahkan, sebelum kondisi air PDAM macet total, pasokan air masih mengalir, walaupun hanya malam hari, karena pada siang hari pasokan air sudah tidak mengalir. Kondisi tersebut masih bisa dimaklumi warga karena sudah biasa. "Namun karena air sebulan tidak keluar membuat semua warga bingung dan resah sehingga mengadu ke DPRD seperti saat ini," tambah dia. Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan warga lainya, Rossi. Dirinya mengatakan, Akibat air PDAM macet sebulan terakhir telah mengganggu jadwal aktifitas sehari-hari. Setiap hari mulai pukul 03.00 WIB pihaknya sudah berusaha membeli air untuk keperluan mandi dan memasak. "Lagian kalau anak-anak mau berangkat sekolah butuh mandi, makanya kami sibuk menyiapkan air untuk mereka semua," kata dia. Sementara itu, pihak management PDAM Surabaya, beralasan jika macetnya pasokan air ke pelanggan PDAM di Dukuh Pulosari, Kelurahan Gunungsari akibat pemadaman listrik oleh PLN. Hal ini diungkapkan, Direktur Pelayana PDAM Surabaya, Sunarno. Dirinya mengatakan, akibat pemadaman listrik tersebut tiga instalatir Pengolah Air Minum (IPAM) PDAM di Karangpilang Surabaya berhenti operasi selama tiga jam, dan butuh waktu satu minggu untuk normalisasi pasokan air. "Tentu itu membuat pasokan air macet dan kami butuh waktu seminggu untuk memulihkan suplai air," ungkap dia. Dirinya memaparkan, khusus untuk wilayah Pedukuhan Pulosari, Kelurahan Gunungsari yang wilayahnya berbukit menjadikan pemulihan suplai air membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini karena, pipa air sudah terisi udara cukup banyak sehingga harus dilakukan pengosongan terlebih dahulu untuk melancarkan pasokan air. Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya siap mengirim bantuan air bersih dengan mobil tangki secara gratis kepada warga yang kesulitan air bersih selama ada perbaikan teknis pipa dan IPAM. âKami sendiri belum bisa memprediksi kapan selesainya proses perbaikan IPAM kami," elak dia. Sementara itu, kalangan DPRD Surabaya menyesalkan terjadinya kemacetan suplai air PDAM kepada pelanggan. Bahkan, Alasan listrik padam sehingga tiga unit IPAM (Instalasi Pengolah Air Minum) tidak bisa menjadi dasar dari terhentinya suplai air PDAM ke konsumen. Hal ini diungkapkan, anggota komisi B DPRD Surabaya, Rusli Yusuf. Dirinya mengatakan, jika seharusnya pihak management PDAM bisa mengantisipasinya ketika masalah itu datang. "Seharusnya PDAM sudah bisa antisipasi terjadinya listrik padam seperti menyiapkan genset. Tapi kok itu tidak dilakukan," tegas dia. Dirinya menambahkan, jika PDAM bisa meniru teknis pengaliran air bersih ala jaman Belanda, yakni dengan membangun tandon air di lokasi yang lebih tinggi sehingga air bisa mengalir dengan baik mengikuti grafitasi bumi. Namun, konsep tersebut tidak di pakai oleh PDAM. "Tapi apa yang terjadi di PDAM sebaliknya, air dari bawah dialirkan ke lokasi lebih tinggi dengan teknik pemompaan. Jika pompa macet ya dampaknya seperti yang terjadi sebulan terakhir," ucap Rusli. Menyikapi persoalan tersebut, Komisi B DPRD siap mendukung langkah PDAM jika berencana menganggarkan dana pembangunan pembuatan tandon-tandon air. Tandon yang dibangun tersebut bisa mengantisipasi jika ada kendala seperti listrik padam di IPAM sehingga suplai air tetap jalan. (wan)