Pemohon SPM Diklaim Tepat Sasaran BANGKALAN â" Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan menilai penggunaan kartu berobat jalur Surat pernyat...
Pemohon SPM Diklaim Tepat Sasaran
BANGKALAN â" Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan menilai penggunaan kartu berobat jalur Surat pernyataan Miskin (SPM) sudah tepat sasaran karena pihaknya sudah melakukan validasi data tiap bulannya. Kepala Dinkes Bangkalan Ahmad Aziz mengatakan sasaran SPM adalah masyarakat miskin. Dalam penggunaannya,  pihaknya telah melakukan uji publik pada setiap kecamatan. Sebab, tiap bulan sering dilakukan update database agar penggunanya bisa tepat sasaran. Hasil dari pendataan tersebut berupa database yang nantinya akan dicocokkan dengan pengguna SPM. âTak berhenti di situ, kita kembali mengecek kembali apakah benar penggunanya sudah miskin,â kata Aziz, kemarin (5/5). Menurutnya, ada kriteria khusus dalam pelayanan SPM, yang juga merupakan parameter dari Dinas Sosial dan BKKBN. Di antaranya, mata pencaharian, kondisi tempat tinggal dan kriteria lainnya. âKita bertugas sebagai pelayan masyarakat, jika masyarakat sudah memenuhi persyaratan dalam pembuatan SPM, kita akan berikan,â terangnya. Lebih lanjut, Aziz menjelaskan dari Januari 2013 hingga bulan ini jumlah pengguna SPM mencapai 175 ribu pemohon. Angka tersebut sudah mengalami penambahan pada bulan lalu sebanyak 5 ribu pemohon. âSemuanya sudah kita layani dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan hingga akhir tahun jumlahnya bertambah,â ungkapnya. Sementara itu, jumlah anggaran SPM tahun 2013 sebesar Rp 6,650 miliar. Angka tersebut merupakan anggaran pembiayaan pelayanan dari Puskesmas ke tempat rujukan. âMisalnya pasien tidak tertangani di Puskesmas, maka akan dirujuk ke rumah sakit kota. Kalau pun masih perlu rujukan akan diantar ke RS luar kota, seperti RS Dr Soetomo Surabaya,â katanya. Dari proses rujukan pasien tersebut, masih tetap menggunakan anggaran SPM, jika yang bersangkutan pasien miskin. Menurutnya, sampai di rumah sakit Surabaya pun biayanya gratis.  Sedangkan, pola pembayarannya langsung dari kasda ke rekening rumah sakit yang bersangkutan. âIntinya masyarakat miskin dapat berobat ke mana saja pada pelayanan rumah sakit pemerintah. Nantinya, kita hanya melaporkannya saja ke pemkab,â akunya. Sementara itu, anggaran yang diberikan khusus untuk RSUD Syamrabu Bangkalan dalam penanganan SPM sebesar Rp 10 miliar. Total keseluruhan anggaran pemkab Bangkalan hampir mencapai 17 Milyar dari APBD. âKalau pun anggarannya masih kurang karena terlalu banyak pengguna SPM, masih bisa diambil lewat dana DAK,â ungkapnya. (ori/rah)
BANGKALAN â" Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan menilai penggunaan kartu berobat jalur Surat pernyataan Miskin (SPM) sudah tepat sasaran karena pihaknya sudah melakukan validasi data tiap bulannya. Kepala Dinkes Bangkalan Ahmad Aziz mengatakan sasaran SPM adalah masyarakat miskin. Dalam penggunaannya,  pihaknya telah melakukan uji publik pada setiap kecamatan. Sebab, tiap bulan sering dilakukan update database agar penggunanya bisa tepat sasaran. Hasil dari pendataan tersebut berupa database yang nantinya akan dicocokkan dengan pengguna SPM. âTak berhenti di situ, kita kembali mengecek kembali apakah benar penggunanya sudah miskin,â kata Aziz, kemarin (5/5). Menurutnya, ada kriteria khusus dalam pelayanan SPM, yang juga merupakan parameter dari Dinas Sosial dan BKKBN. Di antaranya, mata pencaharian, kondisi tempat tinggal dan kriteria lainnya. âKita bertugas sebagai pelayan masyarakat, jika masyarakat sudah memenuhi persyaratan dalam pembuatan SPM, kita akan berikan,â terangnya. Lebih lanjut, Aziz menjelaskan dari Januari 2013 hingga bulan ini jumlah pengguna SPM mencapai 175 ribu pemohon. Angka tersebut sudah mengalami penambahan pada bulan lalu sebanyak 5 ribu pemohon. âSemuanya sudah kita layani dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan hingga akhir tahun jumlahnya bertambah,â ungkapnya. Sementara itu, jumlah anggaran SPM tahun 2013 sebesar Rp 6,650 miliar. Angka tersebut merupakan anggaran pembiayaan pelayanan dari Puskesmas ke tempat rujukan. âMisalnya pasien tidak tertangani di Puskesmas, maka akan dirujuk ke rumah sakit kota. Kalau pun masih perlu rujukan akan diantar ke RS luar kota, seperti RS Dr Soetomo Surabaya,â katanya. Dari proses rujukan pasien tersebut, masih tetap menggunakan anggaran SPM, jika yang bersangkutan pasien miskin. Menurutnya, sampai di rumah sakit Surabaya pun biayanya gratis.  Sedangkan, pola pembayarannya langsung dari kasda ke rekening rumah sakit yang bersangkutan. âIntinya masyarakat miskin dapat berobat ke mana saja pada pelayanan rumah sakit pemerintah. Nantinya, kita hanya melaporkannya saja ke pemkab,â akunya. Sementara itu, anggaran yang diberikan khusus untuk RSUD Syamrabu Bangkalan dalam penanganan SPM sebesar Rp 10 miliar. Total keseluruhan anggaran pemkab Bangkalan hampir mencapai 17 Milyar dari APBD. âKalau pun anggarannya masih kurang karena terlalu banyak pengguna SPM, masih bisa diambil lewat dana DAK,â ungkapnya. (ori/rah)