Khofifah Enggan Tanggapi Dukungan Partai Non Parlemen PAMEKASAN - Salah satu Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa men...
Khofifah Enggan Tanggapi Dukungan Partai Non Parlemen
PAMEKASAN - Salah satu Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan enggan menanggapi isu terbelahnya dukungan partai non parlemen terhadap dirinya. Dia mengaku memilih lebih mencurahkan perhatian pada upaya penggalangan dukungan. Pernyataan itu disampaikan Khofifah usai menghadiri peringatan Ulang Tahun Muslimat NU Pamekasan di Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Rabu (22/5). âBagi saya menggalang dukungan massa yang riil lebih utama daripada menanggapi isu-isu seperti itu. Toh, itu hanya isu,â katanya. Ia mengaku sama sekali tidak terpengaruh oleh isu tersebut dan tetap fokus untuk menyusun strategi pemenangan dan menggalang dukungan ke sejumlah daerah di Jawa Timur. Yang jelas, kata mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu, timnya sudah melakukan verifikasi bersama ahli hukum untuk menggalang dukungan partai non parlemen dan memastikan tidak adanya dukungan ganda dari partai tersebut. âInsya Allah tidak ada masalah dan berjalan sesuai dengan rencana awal,â kata Khofifah. Dirinya juga sudah melakukan pertemuan dengan pengurus pusat dan pengurus wilayah masing-masing partai pendukung untuk memastikan dukungan pemenangannya dalam Pemilihan Gubernur Jatim nanti. Ia mengakui ada salah satu pasangan calon yang memberi penawaran kepada salah satu partai non parlemen untuk memindahkan dukungan dari dirinya. Sayangnya, Khofifah yang berpasangan dengan mantan Kapolda Jatim, Herman Suryadi Sumawiredja itu enggan menyebut pasangan calon tersebut. Seperti yang diketahui, Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) pada 14 Mei 2013 lalu ikut mengantar Khofifah-Herman ke Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur saat mendaftar sebagai pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Akan tetapi, kedua partai tersebut kembali ikut mengantar Soekarwo dan Saifullah Yusuf saat mendaftar ke KPU Jawa Timur. Pada Pemilu 2009 lalu, PPNUI mendapat 0,24 persen dan PK 0,50 persen. Artinya, di atas kertas dukungan kepada Khofifah-Herman ataupun KarSa berpotensi berkurang 0,74 persen bila dukungan kedua partai itu dicabut. Bagi pasangan Khofifah-Herman, pengurangan 0,74 persen tentu berpengaruh sebab menjadikan dukungan untuk pasangan ini berkurang menjadi hanya 14,81 persen atau di bawah syarat minimal 15 persen suara/kursi DPRD. Surat keputusan Dewan Pimpinan Wilayah PPNUI tertanggal 14 Mei 2013 menetapkan dukungannya kepada pasangan Khofifah-Herman. Demikian pula Partai Kedaulatan yang memutuskan dukungan kepada pasangan tersebut berdasarkan surat keputusan DPD Partai Kedaulatan Jawa Timut tertanggal 14 Mei 2013. Sementara dalam berkas yang berbeda, DPP PPNUI menyatakan dukungannya kepada KarSa. Sedangkan Partai Kedaulatan melalui keputusan DPD Jawa Timur dalam surat bernomor 004/DPD-PK/V/2013 tertanggal 6 Mei 2013 menyatakan mencabut dukungannya pada Khofifah dan memberikan rekomendasi untuk mendukung KarSa jilid II. (awa/muj/rah)
PAMEKASAN - Salah satu Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan enggan menanggapi isu terbelahnya dukungan partai non parlemen terhadap dirinya. Dia mengaku memilih lebih mencurahkan perhatian pada upaya penggalangan dukungan. Pernyataan itu disampaikan Khofifah usai menghadiri peringatan Ulang Tahun Muslimat NU Pamekasan di Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Rabu (22/5). âBagi saya menggalang dukungan massa yang riil lebih utama daripada menanggapi isu-isu seperti itu. Toh, itu hanya isu,â katanya. Ia mengaku sama sekali tidak terpengaruh oleh isu tersebut dan tetap fokus untuk menyusun strategi pemenangan dan menggalang dukungan ke sejumlah daerah di Jawa Timur. Yang jelas, kata mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu, timnya sudah melakukan verifikasi bersama ahli hukum untuk menggalang dukungan partai non parlemen dan memastikan tidak adanya dukungan ganda dari partai tersebut. âInsya Allah tidak ada masalah dan berjalan sesuai dengan rencana awal,â kata Khofifah. Dirinya juga sudah melakukan pertemuan dengan pengurus pusat dan pengurus wilayah masing-masing partai pendukung untuk memastikan dukungan pemenangannya dalam Pemilihan Gubernur Jatim nanti. Ia mengakui ada salah satu pasangan calon yang memberi penawaran kepada salah satu partai non parlemen untuk memindahkan dukungan dari dirinya. Sayangnya, Khofifah yang berpasangan dengan mantan Kapolda Jatim, Herman Suryadi Sumawiredja itu enggan menyebut pasangan calon tersebut. Seperti yang diketahui, Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) pada 14 Mei 2013 lalu ikut mengantar Khofifah-Herman ke Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur saat mendaftar sebagai pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Akan tetapi, kedua partai tersebut kembali ikut mengantar Soekarwo dan Saifullah Yusuf saat mendaftar ke KPU Jawa Timur. Pada Pemilu 2009 lalu, PPNUI mendapat 0,24 persen dan PK 0,50 persen. Artinya, di atas kertas dukungan kepada Khofifah-Herman ataupun KarSa berpotensi berkurang 0,74 persen bila dukungan kedua partai itu dicabut. Bagi pasangan Khofifah-Herman, pengurangan 0,74 persen tentu berpengaruh sebab menjadikan dukungan untuk pasangan ini berkurang menjadi hanya 14,81 persen atau di bawah syarat minimal 15 persen suara/kursi DPRD. Surat keputusan Dewan Pimpinan Wilayah PPNUI tertanggal 14 Mei 2013 menetapkan dukungannya kepada pasangan Khofifah-Herman. Demikian pula Partai Kedaulatan yang memutuskan dukungan kepada pasangan tersebut berdasarkan surat keputusan DPD Partai Kedaulatan Jawa Timut tertanggal 14 Mei 2013. Sementara dalam berkas yang berbeda, DPP PPNUI menyatakan dukungannya kepada KarSa. Sedangkan Partai Kedaulatan melalui keputusan DPD Jawa Timur dalam surat bernomor 004/DPD-PK/V/2013 tertanggal 6 Mei 2013 menyatakan mencabut dukungannya pada Khofifah dan memberikan rekomendasi untuk mendukung KarSa jilid II. (awa/muj/rah)