Jatim Genjot Kerjasama Investasi dengan Swedia SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tampaknya serius dalam peningkatan kerjasama dalam ...
Jatim Genjot Kerjasama Investasi dengan Swedia
SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tampaknya serius dalam peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang dengan luar negeri. Setelah beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf mengadakan kunjungan kerja ke berbagai negara, Jumat (10/5) kemarin, orang nomer dua di Jatim ini menerima kunjungan Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Mrs. Ewa Polano beserta rombongan di ruang kerjanya. Dia berharap, Jatim dapat meningkatkan kerjasama dalam bidang investasi dan perdagangan dengan Swedia dan mampu menyeimbangkan neraca perdagangan serta mempererat hubungan antar kedua belah pihak. âneraca perdagangan Jatim-Swedia dalam kurun waktu 2009 sampai awal 2013 cenderung defisit bagi Jatim. Rinciannya, ekspor Jatim ke Swedia sebesar 125,06 juta dollar Amerika, sedangkan impornya mencapai 231,1 juta dollar Amerika,â papar dia. Oleh sebab itu, ia minta kerjasama lebih difokuskan memperkuat bidang investasi dan perdagangan. Dalam bidang investasi, Penanaman Modal Asing (PMA) Swedia di Jatim cukup besar. Rinciannya, PMA berdasarkan izin prinsip sebesar 15.584,00 ribu dollar Amerika dan izin usaha PMA sebesar 2.200.000 dollar Amerika. Sedangkan dalam bidang perdagangan, lanjutnya, komoditi utama ekspor non migas Jatim ke Swedia diantaranya adalah besi baja, mesin dan otomotif, pengolahan kayu, kimia dasar, kulit, tekstil, keramik, marmer dan kerajinan tangan. âSedangkan komoditi impor non migasnya diantaranya besi baja, mesin dan otomotif, peralatan listrik, makanan dan minuman, elektronika, dan kertas,â papar pria yang akrab disapa Gus Ipul ini. Meski demikian, Gus Ipul belum bisa memberikan kepastian kapan perjanjian kerja sama dapat ditandatangani. Dia mengaku, pihaknya harus lebih dulu berkomunikasi dengan Gubernur Jatim, Soekarwo. âmungkin tindaklanjut perjanjian kerja samanya usai pilgub,â ucapnya optimis. Sementara itu, Mrs Ewa Polano mengatakan bahwa pihaknya siap meningkatkan investasi dan perdagangan di Jatim. Ia menjelaskan, Swedia memiliki beberapa perusahaan yang tersebar di Jatim. Diantaranya, PT. SSAB Steel Indonesia di Surabaya, PT. Lundin Industry Invest di Gresik, dan Super Dry Indonesia di Banyuwangi. âKami siap untuk mendatangkan lebih banyak investor di Jatim dan meningkatkan kerjasama di bidang lain. Seperti pendidikan, kesehatan, teknologi ramah lingkungan, dan penerapan teknologi eco airportâ kata dia. Eco airport, lanjut Ewa, adalah program untuk menjadikan bandara ramah lingkungan dengan mengurangi emisi kadar CO2, menggunakan alat-alat yang hemat listrik, meminimalisir kegiatan yang tidak diperlukan sehingga dapat menunjang visi global lingkungan hidup dan mendukung pariwisata. âSelain itu, kemungkinan kita akan adakan kerja sama untuk konsep Green City. Konsep ini sangat tepat diterapkan di Jatim, khususnya Surabaya karena sistem tata kelola tamannya baik, dan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memadai. Di Swedia, kami memiliki tata kelola kota dan sistem transportasi yang sangat baik, kami harap bapak bersama tim dapat berkunjung kesana sekaligus mempromosikan Jatim,â ujarnya. (neu)
SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tampaknya serius dalam peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang dengan luar negeri. Setelah beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf mengadakan kunjungan kerja ke berbagai negara, Jumat (10/5) kemarin, orang nomer dua di Jatim ini menerima kunjungan Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Mrs. Ewa Polano beserta rombongan di ruang kerjanya. Dia berharap, Jatim dapat meningkatkan kerjasama dalam bidang investasi dan perdagangan dengan Swedia dan mampu menyeimbangkan neraca perdagangan serta mempererat hubungan antar kedua belah pihak. âneraca perdagangan Jatim-Swedia dalam kurun waktu 2009 sampai awal 2013 cenderung defisit bagi Jatim. Rinciannya, ekspor Jatim ke Swedia sebesar 125,06 juta dollar Amerika, sedangkan impornya mencapai 231,1 juta dollar Amerika,â papar dia. Oleh sebab itu, ia minta kerjasama lebih difokuskan memperkuat bidang investasi dan perdagangan. Dalam bidang investasi, Penanaman Modal Asing (PMA) Swedia di Jatim cukup besar. Rinciannya, PMA berdasarkan izin prinsip sebesar 15.584,00 ribu dollar Amerika dan izin usaha PMA sebesar 2.200.000 dollar Amerika. Sedangkan dalam bidang perdagangan, lanjutnya, komoditi utama ekspor non migas Jatim ke Swedia diantaranya adalah besi baja, mesin dan otomotif, pengolahan kayu, kimia dasar, kulit, tekstil, keramik, marmer dan kerajinan tangan. âSedangkan komoditi impor non migasnya diantaranya besi baja, mesin dan otomotif, peralatan listrik, makanan dan minuman, elektronika, dan kertas,â papar pria yang akrab disapa Gus Ipul ini. Meski demikian, Gus Ipul belum bisa memberikan kepastian kapan perjanjian kerja sama dapat ditandatangani. Dia mengaku, pihaknya harus lebih dulu berkomunikasi dengan Gubernur Jatim, Soekarwo. âmungkin tindaklanjut perjanjian kerja samanya usai pilgub,â ucapnya optimis. Sementara itu, Mrs Ewa Polano mengatakan bahwa pihaknya siap meningkatkan investasi dan perdagangan di Jatim. Ia menjelaskan, Swedia memiliki beberapa perusahaan yang tersebar di Jatim. Diantaranya, PT. SSAB Steel Indonesia di Surabaya, PT. Lundin Industry Invest di Gresik, dan Super Dry Indonesia di Banyuwangi. âKami siap untuk mendatangkan lebih banyak investor di Jatim dan meningkatkan kerjasama di bidang lain. Seperti pendidikan, kesehatan, teknologi ramah lingkungan, dan penerapan teknologi eco airportâ kata dia. Eco airport, lanjut Ewa, adalah program untuk menjadikan bandara ramah lingkungan dengan mengurangi emisi kadar CO2, menggunakan alat-alat yang hemat listrik, meminimalisir kegiatan yang tidak diperlukan sehingga dapat menunjang visi global lingkungan hidup dan mendukung pariwisata. âSelain itu, kemungkinan kita akan adakan kerja sama untuk konsep Green City. Konsep ini sangat tepat diterapkan di Jatim, khususnya Surabaya karena sistem tata kelola tamannya baik, dan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memadai. Di Swedia, kami memiliki tata kelola kota dan sistem transportasi yang sangat baik, kami harap bapak bersama tim dapat berkunjung kesana sekaligus mempromosikan Jatim,â ujarnya. (neu)