Guru Cabul Harap Dipecat SAMPANG- Aktivis Madura Development Wacth (MDW) melurug Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang, Inspektorat dan SDN Kara...
Guru Cabul Harap Dipecat
SAMPANG- Aktivis Madura Development Wacth (MDW) melurug Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang, Inspektorat dan SDN Karang Dalem 1, Jumat (24/05). Mereka yang datang bersama orang tua korban mendesak ketiga instansi tersebut segera mengambil langkah tegas dengan memecat oknum guru SDN Karang Dalem 1 yang diduga kerap melakukan pelecehan seksual. Di hadapan pimpinan dan perwakilan ketiga instansi tersebut, Ketua MDW Tamsul meminta agar oknum guru dengan inisial DJ tidak dilindungi dan tetap dipertahankan sebagai tenaga pendidik. Sebab, oknum guru yang telah pernah dilaporkan ke Polres Sampang itu dinilai tidak layak lagi sebagai pendidik. DJ dinilai telah mencoreng nilai-nilai luhur pendidikan. âGuru itu kan seharusnya menjadi pengayom dan model moral yang luhur. Nah, ini (DJ) kok malah melakukan tindakan asusila hingga para siswi yang menjadi korban banyak yang trauma. Lalu apa lagi yang bisa dipertahankan dari oknum guru DJ ini,â katanya seraya mendesak DJ segera dipecat di kantor Disdik Sampang. Dua orang tua korban, Sulhan dan Badriyah tapaknya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya bertemu dengan pimpinan Disdik. Kedunya juga langsung memberikan kesaksian berdasarakan pengakuan anaknya yang mengaku menjadi korban pencabulan oknum guru DJ. âSetiap hari aktif sekolah anak saya digituin dan pulang-pulang kadang sambil nagis. Bahkan hari libur pun kadang diajak begituan. Biasanya habis digituin anak saya dikasih duit Rp 10 ribu. Sungguh perbuatan itu tidak manusiawi,â ujar Badriyah sambil menangis tersedu-sedu. Semenatra Sulhan mengaku ditawari mobil Avanza oleh oknum guru DJ sebagai hadiah tutup mulut. Menurut Sulhan, DJ meminta kasus pelecehan seksual itu tidak dilaporkan ke polisi dan tidak berbicara kepada siapa pun. âPelakunya Pak DJ sendiri sudah mengakui dan mau membungkam saya dengan menawarkan mobil Avanza. Tapi, saya tetap kasus ini diproses oleh Disdik dan diselesaikan secara transparan. Kami ini hanya orang kecil. Mohon dibantu,â pintanya. Plt Kepala Disdik Sampang Sumadi yang didampingi Kabid Pembiayaan Jupri Riyadi berjanji akan memproses kasus pelecehan seksual tersebut secara terbuka dan fair. Dia berjanji akan mengeluarkan kebijakan paling lama satu minggu ke depan. Akan tetapi, Sumadi tidak bisa berjanji saat ditanya terkait pemecatan oknum guru DJ. Alasannya, Disdik harus masih harus berkoordinasi dengan Inspektorat dan BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Sampang. Kurang puas dengan jawaban Disdik, MDW bersama keluarga korban kemudian mendatangi kantor Inspektorat Sampang. Hal yang sama disampaikan kepada Irban Bidang Pemerintahan dan Aparatur Nurul Hadi. Menurut Hadi, pihak inspektorat sudah melakukan investigasi dan pemanggilan terhadap pihak-pihak yang diperlukan. Bahkan, dia juga berjanji dalam tenggang wakti satu minggu ke depan akan segera merampungkan mengeluarkan rekomendasi terkait nasib oknum guru DJ. âKami ini memang sedang bekerja untuk itu. Jadi tanpa didatangi pun kami sudah melakukan investigasi,â tuturnya. Selain itu, MDW juga mengungkapkan bahwa sebagian besar korban dan orang tuanya mendapat ancaman dari internal SDN Karang Dalem 1. Tetapi, Kepala SDN Karang Dalem 1 Syaifuddin membantah jika ada pihak internal sekolahnya yang melakukan intimidasi. Bahkan, Syaifuddin mengaku telah mengeluarkan oknum guru DJ beberapa hari setelah kasus tersebut mencuat ke permukaan. âKami ini tidak pernah melakukan tekanan terhadap murid. Justru kami telah memasrahkan oknum guru DJ itu ke Disdik agar segera dikeluarkan dan dipindah dari SDN Karang Dalem 1. Kami juga prihatin dengan kejadian ini,â tandasnya di hadapan aktivis MDW dan awak media. (lum)
SAMPANG- Aktivis Madura Development Wacth (MDW) melurug Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang, Inspektorat dan SDN Karang Dalem 1, Jumat (24/05). Mereka yang datang bersama orang tua korban mendesak ketiga instansi tersebut segera mengambil langkah tegas dengan memecat oknum guru SDN Karang Dalem 1 yang diduga kerap melakukan pelecehan seksual. Di hadapan pimpinan dan perwakilan ketiga instansi tersebut, Ketua MDW Tamsul meminta agar oknum guru dengan inisial DJ tidak dilindungi dan tetap dipertahankan sebagai tenaga pendidik. Sebab, oknum guru yang telah pernah dilaporkan ke Polres Sampang itu dinilai tidak layak lagi sebagai pendidik. DJ dinilai telah mencoreng nilai-nilai luhur pendidikan. âGuru itu kan seharusnya menjadi pengayom dan model moral yang luhur. Nah, ini (DJ) kok malah melakukan tindakan asusila hingga para siswi yang menjadi korban banyak yang trauma. Lalu apa lagi yang bisa dipertahankan dari oknum guru DJ ini,â katanya seraya mendesak DJ segera dipecat di kantor Disdik Sampang. Dua orang tua korban, Sulhan dan Badriyah tapaknya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya bertemu dengan pimpinan Disdik. Kedunya juga langsung memberikan kesaksian berdasarakan pengakuan anaknya yang mengaku menjadi korban pencabulan oknum guru DJ. âSetiap hari aktif sekolah anak saya digituin dan pulang-pulang kadang sambil nagis. Bahkan hari libur pun kadang diajak begituan. Biasanya habis digituin anak saya dikasih duit Rp 10 ribu. Sungguh perbuatan itu tidak manusiawi,â ujar Badriyah sambil menangis tersedu-sedu. Semenatra Sulhan mengaku ditawari mobil Avanza oleh oknum guru DJ sebagai hadiah tutup mulut. Menurut Sulhan, DJ meminta kasus pelecehan seksual itu tidak dilaporkan ke polisi dan tidak berbicara kepada siapa pun. âPelakunya Pak DJ sendiri sudah mengakui dan mau membungkam saya dengan menawarkan mobil Avanza. Tapi, saya tetap kasus ini diproses oleh Disdik dan diselesaikan secara transparan. Kami ini hanya orang kecil. Mohon dibantu,â pintanya. Plt Kepala Disdik Sampang Sumadi yang didampingi Kabid Pembiayaan Jupri Riyadi berjanji akan memproses kasus pelecehan seksual tersebut secara terbuka dan fair. Dia berjanji akan mengeluarkan kebijakan paling lama satu minggu ke depan. Akan tetapi, Sumadi tidak bisa berjanji saat ditanya terkait pemecatan oknum guru DJ. Alasannya, Disdik harus masih harus berkoordinasi dengan Inspektorat dan BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Sampang. Kurang puas dengan jawaban Disdik, MDW bersama keluarga korban kemudian mendatangi kantor Inspektorat Sampang. Hal yang sama disampaikan kepada Irban Bidang Pemerintahan dan Aparatur Nurul Hadi. Menurut Hadi, pihak inspektorat sudah melakukan investigasi dan pemanggilan terhadap pihak-pihak yang diperlukan. Bahkan, dia juga berjanji dalam tenggang wakti satu minggu ke depan akan segera merampungkan mengeluarkan rekomendasi terkait nasib oknum guru DJ. âKami ini memang sedang bekerja untuk itu. Jadi tanpa didatangi pun kami sudah melakukan investigasi,â tuturnya. Selain itu, MDW juga mengungkapkan bahwa sebagian besar korban dan orang tuanya mendapat ancaman dari internal SDN Karang Dalem 1. Tetapi, Kepala SDN Karang Dalem 1 Syaifuddin membantah jika ada pihak internal sekolahnya yang melakukan intimidasi. Bahkan, Syaifuddin mengaku telah mengeluarkan oknum guru DJ beberapa hari setelah kasus tersebut mencuat ke permukaan. âKami ini tidak pernah melakukan tekanan terhadap murid. Justru kami telah memasrahkan oknum guru DJ itu ke Disdik agar segera dikeluarkan dan dipindah dari SDN Karang Dalem 1. Kami juga prihatin dengan kejadian ini,â tandasnya di hadapan aktivis MDW dan awak media. (lum)