Fahri: Pemanggilan Darin Mumtazah Bagian dari Festival KPK JAKARTA - Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) makin marah ketika Komisi Pemb...
Fahri: Pemanggilan Darin Mumtazah Bagian dari Festival KPK
JAKARTA - Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) makin marah ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil siswi sebuah Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) di Jakarta Timur, Darin Mumtazah, untuk bersaksi terkait dugaan korupsi dan pencucian uang hasil korupsi impor daging sapi mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS Fahri Hamzah menilai, pemunculan dan pemanggilan Darin Mumtazah adalah bagian dari festival KPK. "Itu bagian dari festival KPK, dia menangkan opini publik. Dia menangkan dulu opini publik disinggung moral hancur, lalu masuk ke hukum. Ini karena mau menghukum orang dihancurin dulu moralnya," kata Fahri kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/5). Fahri kemudian mempersoalkan penyadapan yang dilakukan KPK. Dia menilai tak ada sama sekali aturan yang penyadapan, mulai dari PP hingga KUHAP. "Akhirnya nggak ada aturan penyadapan, itu yang disadap karena maunya KPK," jelasnya. Fahri mengungkap hasil sadapan KPK yang merusak nama baik orang. "Dia nyadap Luthfi soal pustun, hancur Luthfi, hancur Fathonah. Karena penyadapan merampas hak orang," tutupnya. Sementara itu secara terpisah politikus PKS Tamsil Linrung asal Sulawesi Selatan mengungkapkan kenakalan Ahmad Fathanah pada masa kecilnya di Makassar, Sulawesi Selatan. Tamsil mengenal Fathanah sebagai anak ulama di wilayah itu. "Saya kenal, kan satu kampung, Sulawesi Selatan. Saya kenal kakaknya, orang tuanya juga," kata Tamsil yang pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Ayah Fathanah, menurutnya, diketahui sebagai pendiri Pesantren. Ayah Fathanah cukup dikenal di kampungnya. Sedangkan Fathanah dikenal nakal. Suatu ketika, ayahnya yang pemilik pesantren pernah memberi ganjaran atas kenakalan Fathanah. "Fathanah pernah diberhentikan sama bapaknya di sekolah. Jadi bapaknya itu pernah mengumumkan di sekolah, 'bahwa Ahmad Fathanah putra saya, saya umumkan dikeluarkan dari sekolah hari ini'. Gara-gara nakal," kisah Tamsil yang tidak tahu persis kenakalan yang diperbuat Fathanah. Ternyata, kakak Fathanah juga pernah menjadi orang dekat RI II sebelumnya. "Kalau kakaknya saya kenal, stafnya Pak Jusuf Kalla, staf di Wapres. Bukan orang partai," tutur Tamsil. Meski tahu kisah masa kecil Fathanah, Tamsil mengatakan tak mengenal Fathanah secara personal meskipun beberapa kali bertemu. Dirinya menyatakan terakhir bertemu Cassanova dari Makassar itu setahun lalu. "Dulu pernah satu kali ketemu di Makassar, lagi makan duren. Ketemu terakhir setahun lalu di Jakarta, dia memperkenalkan selaku anggota IMMIM itu," ungkapnya. (gam/aji)
JAKARTA - Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) makin marah ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil siswi sebuah Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) di Jakarta Timur, Darin Mumtazah, untuk bersaksi terkait dugaan korupsi dan pencucian uang hasil korupsi impor daging sapi mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS Fahri Hamzah menilai, pemunculan dan pemanggilan Darin Mumtazah adalah bagian dari festival KPK. "Itu bagian dari festival KPK, dia menangkan opini publik. Dia menangkan dulu opini publik disinggung moral hancur, lalu masuk ke hukum. Ini karena mau menghukum orang dihancurin dulu moralnya," kata Fahri kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/5). Fahri kemudian mempersoalkan penyadapan yang dilakukan KPK. Dia menilai tak ada sama sekali aturan yang penyadapan, mulai dari PP hingga KUHAP. "Akhirnya nggak ada aturan penyadapan, itu yang disadap karena maunya KPK," jelasnya. Fahri mengungkap hasil sadapan KPK yang merusak nama baik orang. "Dia nyadap Luthfi soal pustun, hancur Luthfi, hancur Fathonah. Karena penyadapan merampas hak orang," tutupnya. Sementara itu secara terpisah politikus PKS Tamsil Linrung asal Sulawesi Selatan mengungkapkan kenakalan Ahmad Fathanah pada masa kecilnya di Makassar, Sulawesi Selatan. Tamsil mengenal Fathanah sebagai anak ulama di wilayah itu. "Saya kenal, kan satu kampung, Sulawesi Selatan. Saya kenal kakaknya, orang tuanya juga," kata Tamsil yang pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Ayah Fathanah, menurutnya, diketahui sebagai pendiri Pesantren. Ayah Fathanah cukup dikenal di kampungnya. Sedangkan Fathanah dikenal nakal. Suatu ketika, ayahnya yang pemilik pesantren pernah memberi ganjaran atas kenakalan Fathanah. "Fathanah pernah diberhentikan sama bapaknya di sekolah. Jadi bapaknya itu pernah mengumumkan di sekolah, 'bahwa Ahmad Fathanah putra saya, saya umumkan dikeluarkan dari sekolah hari ini'. Gara-gara nakal," kisah Tamsil yang tidak tahu persis kenakalan yang diperbuat Fathanah. Ternyata, kakak Fathanah juga pernah menjadi orang dekat RI II sebelumnya. "Kalau kakaknya saya kenal, stafnya Pak Jusuf Kalla, staf di Wapres. Bukan orang partai," tutur Tamsil. Meski tahu kisah masa kecil Fathanah, Tamsil mengatakan tak mengenal Fathanah secara personal meskipun beberapa kali bertemu. Dirinya menyatakan terakhir bertemu Cassanova dari Makassar itu setahun lalu. "Dulu pernah satu kali ketemu di Makassar, lagi makan duren. Ketemu terakhir setahun lalu di Jakarta, dia memperkenalkan selaku anggota IMMIM itu," ungkapnya. (gam/aji)