Anggaran Kartu Sehati Mencapai Rp. 6 Miliar BANGKALAN - Pelayanan kesehatan masyarakat gratis yang direncanakan oleh pemerintah daerah (Pemd...
Anggaran Kartu Sehati Mencapai Rp. 6 Miliar
BANGKALAN - Pelayanan kesehatan masyarakat gratis yang direncanakan oleh pemerintah daerah (Pemda) Bangkalan, rupanya tak main-main. Anggaran kesehatan untuk program Sehati (Sehat Bersama Bupati) yang diambil dari anggaran APBD sebanyak Rp 6,650 miliar. Meski demikian, masyarakat tak bisa langsung menikmati kartu tersebut dalam waktu dekat karena saat ini kartu Sehati masih dalam proses perbaikan sistem. âAgar dalam pelaksanaan nanti tidak kacau seperti di Jakarta, kita tengah melakukan perbaikan sistemnya. Insya Allah akhir bulan Mei akan didistribusikan,â kata Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, dr Ahmat Aziz. Selain masih dalam perbaikan sistem, pihaknya masih akan melakukan penandatanganan kerjasama dengan sejumlah rumah sakit rujukan di Surabaya. Ada 4 rumah sakit yang menjadi alternatif rujukan, di antaranya Rumah Sakit dr Sutomo, Rumah Sakit Haji, RSJ Menur dan Balai Kesehatan Mata Masyarakat  (BKMM). Aziz menambahkan, pihaknya juga masih melakukan validasi data dengan mencocokkan kartu dengan jumlah penerima. Validasi tersebut diperlukan agar tidak terjadi benturan antara pemilik kartu Sehati dengan peserta Jamkesda dan Jamkesmas serta SPM. Parameter yang digunakan dalam pemberian kartu Sehati ini, Dinkes Bangkalan akan mengacu pada data masyarakat miskin yang telah ada. Jumlah kartu Sehati itu sebanyak 550 ribu kartu. Kartu Sehati ini akan mengcover dan melayani masyarakat miskin, yang tidak memiliki jamkesmas atau jamkesda. Di tempat terpisah, Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Mukaffi Kholil meminta agar dalam pendistribusian kartu Sehati, Dinkes lebih memprioritaskan masyarakat yang betul-betul miskin. âJadi kartu Sehati itu jangan asal diberikan kepada masyarakat. Pemberiannya harus tepat sasaran dan benar-benar miskin,â kata Mukaffi Kholil. Dia menjelasakan kartu Sehati tersebut merupakan program visi dan misi Bupati Bangkalan RK Makmun Ibnu Fuad. Dirinya berharap program tersebut betul-betul tepat sasaran. Sebab, kalau tidak tepat sasaran maka visi dan misi bupati dan wabup bisa dikatakan gagal,â tukasnya. Oleh karena itu, dalam pendistribusian kartu Sehati, Dinkes tidak hanya berpikir kartu itu tersalurkan secara keseluruhan. Akan tetapi, Dinkes harus lebih memperhatikan kepada penerima manfaat dari kartu tersebut. Menanggapi hal itu Bupati Bangkalan M Makmun Ibnu Fuad menjelaskan uji coba terhadap kartu Sehati itu sangat penting. Sebab dikhawatirkan kartu tersebut bernasib sama dengan apa yang terjadi di Jakarta. Dalam kartu tersebut terdapat chip elektronik dan hologram yang hanya bisa dipakai oleh yang bersangkutan saja. âNanti setelah uji coba selesai, paling tidak membutuhkan waktu 25 hari untuk dicoba. Setelah itu, kartu Sehati itu akan diberikan kepada masyarakat,â jelas Bupati termuda se-Indonesia tersebut. Ra Momon, sapaan akrabnya, menjelaskan kartu Sehati ini nanti akan diberikan kepada masyarakat miskin. Rencananya kartu itu bisa dipakai oleh masyarakat miskin apabila ingin berobat. âYa, kartu Sehat ini untuk masyarakat miskin, jika sakit dan berobat ke puskesmas gratis, jika di puskesmas tidak mampu, maka bisa dirujuk ke RSUD Syamrabu. Kalau memang masih harus dirujuk, maka dirujuk ke rumah sakit di Surabaya dengan memakai kartu Sehati ini,â kata Ra Momon. Pihaknya berjanji jika telah selesai dilakukan uji coba dan perbaikan sistem, kartu Sehati akan segera diberikan kepada masyarakat. Menurutnya, paling lambat sekitar Agustus mendatang, masyarakat sudah bisa menikmati kartu Sehati. (ori/rah)
BANGKALAN - Pelayanan kesehatan masyarakat gratis yang direncanakan oleh pemerintah daerah (Pemda) Bangkalan, rupanya tak main-main. Anggaran kesehatan untuk program Sehati (Sehat Bersama Bupati) yang diambil dari anggaran APBD sebanyak Rp 6,650 miliar. Meski demikian, masyarakat tak bisa langsung menikmati kartu tersebut dalam waktu dekat karena saat ini kartu Sehati masih dalam proses perbaikan sistem. âAgar dalam pelaksanaan nanti tidak kacau seperti di Jakarta, kita tengah melakukan perbaikan sistemnya. Insya Allah akhir bulan Mei akan didistribusikan,â kata Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, dr Ahmat Aziz. Selain masih dalam perbaikan sistem, pihaknya masih akan melakukan penandatanganan kerjasama dengan sejumlah rumah sakit rujukan di Surabaya. Ada 4 rumah sakit yang menjadi alternatif rujukan, di antaranya Rumah Sakit dr Sutomo, Rumah Sakit Haji, RSJ Menur dan Balai Kesehatan Mata Masyarakat  (BKMM). Aziz menambahkan, pihaknya juga masih melakukan validasi data dengan mencocokkan kartu dengan jumlah penerima. Validasi tersebut diperlukan agar tidak terjadi benturan antara pemilik kartu Sehati dengan peserta Jamkesda dan Jamkesmas serta SPM. Parameter yang digunakan dalam pemberian kartu Sehati ini, Dinkes Bangkalan akan mengacu pada data masyarakat miskin yang telah ada. Jumlah kartu Sehati itu sebanyak 550 ribu kartu. Kartu Sehati ini akan mengcover dan melayani masyarakat miskin, yang tidak memiliki jamkesmas atau jamkesda. Di tempat terpisah, Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Mukaffi Kholil meminta agar dalam pendistribusian kartu Sehati, Dinkes lebih memprioritaskan masyarakat yang betul-betul miskin. âJadi kartu Sehati itu jangan asal diberikan kepada masyarakat. Pemberiannya harus tepat sasaran dan benar-benar miskin,â kata Mukaffi Kholil. Dia menjelasakan kartu Sehati tersebut merupakan program visi dan misi Bupati Bangkalan RK Makmun Ibnu Fuad. Dirinya berharap program tersebut betul-betul tepat sasaran. Sebab, kalau tidak tepat sasaran maka visi dan misi bupati dan wabup bisa dikatakan gagal,â tukasnya. Oleh karena itu, dalam pendistribusian kartu Sehati, Dinkes tidak hanya berpikir kartu itu tersalurkan secara keseluruhan. Akan tetapi, Dinkes harus lebih memperhatikan kepada penerima manfaat dari kartu tersebut. Menanggapi hal itu Bupati Bangkalan M Makmun Ibnu Fuad menjelaskan uji coba terhadap kartu Sehati itu sangat penting. Sebab dikhawatirkan kartu tersebut bernasib sama dengan apa yang terjadi di Jakarta. Dalam kartu tersebut terdapat chip elektronik dan hologram yang hanya bisa dipakai oleh yang bersangkutan saja. âNanti setelah uji coba selesai, paling tidak membutuhkan waktu 25 hari untuk dicoba. Setelah itu, kartu Sehati itu akan diberikan kepada masyarakat,â jelas Bupati termuda se-Indonesia tersebut. Ra Momon, sapaan akrabnya, menjelaskan kartu Sehati ini nanti akan diberikan kepada masyarakat miskin. Rencananya kartu itu bisa dipakai oleh masyarakat miskin apabila ingin berobat. âYa, kartu Sehat ini untuk masyarakat miskin, jika sakit dan berobat ke puskesmas gratis, jika di puskesmas tidak mampu, maka bisa dirujuk ke RSUD Syamrabu. Kalau memang masih harus dirujuk, maka dirujuk ke rumah sakit di Surabaya dengan memakai kartu Sehati ini,â kata Ra Momon. Pihaknya berjanji jika telah selesai dilakukan uji coba dan perbaikan sistem, kartu Sehati akan segera diberikan kepada masyarakat. Menurutnya, paling lambat sekitar Agustus mendatang, masyarakat sudah bisa menikmati kartu Sehati. (ori/rah)